Sholat Tapi Celaka, Ini Empat Penyebabnya

Sungguh celaka orang yg tak sholat. Namun, ada pula orang yg sholat tetapi celaka. Apa penyebabnya?

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

فَوَيْلٌ لِلْمُصَلِّينَ . الَّذِينَ هُمْ عَنْ صَلَاتِهِمْ سَاهُونَ

“Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yg sholat, (ialah) orang-orang yg ceroboh dari sholatnya” (QS. Al Maa’uun: 4-5)

Apa saja yg mengakibatkan seseorang celaka meskipun dia telah mengerjakan sholat? Ini empat penyebab orang sholat tetapi celaka.

Tidak Muncul dari Kesadarannya

Orang yg melaksanakan sholat namun bukan berangkat dari kesadarannya, dia mampu celaka sebagaimana ayat ini.

“Dia sudah melaksanakan sholat tetapi sholat itu hanya menenteng celaka baginya,” tulis Buya Hamka dlm Tafsir Al Azhar, “sebab tak dikerjakan dgn betul-betul . Tidak muncul dari kesadarannya, bahwa sebagai hamba Allah, sudah sewajarnya beliau memperhambakan diri kepada Allah & melakukan sholat sebagaimana yg ditugaskan Allah dgn perantaraan Nabi-Nya.”

Kata saahuun arti asalnya yakni lupa atau lalai. Seseorang yg lupa maksud sholat sehingga dia cuma melakukan tak berangkat dari kesadaran, dia termasuk saahuun. Entah alasannya adalah terpaksa atau sholat cuma karena riya’ seperti orang-orang munafik yg menurut para mufassirin mempunyai sifat saahuun & riya’ ini secara sempurna.

Tidak Tuma’ninah

Orang yg sholat hanya sekedar melakukan gerakan sholat dgn segera tanpa tuma’ninah, ia juga tergolong saahuun. Dan jadinya ia bisa celaka sebagaimana ayat ini.

Buya Hamka mencontohkan, pernah Rasulullah melihat orang yg terlambat datang ke masjid sehingga dia ketinggalan sholat jamaah. Lalu beliau pun sholat sendiri, cepat sekali hingga tak tuma’ninah. Setelah beliau final sholat, Nabi menyuruhnya mengulangi sholatnya.

  Pelajaran Sosiologi: Bahan Soal Kearifan Lokal Dan Pemberdayaan Komunitas

Dalam hadits lainnya, Rasulullah menerangkan bahwa sholat tak sah kalau tak ada tuma’ninah. Karenanya para ulama memasukkan tuma’ninah ini selaku rukun sholat.

يَا مَعْشَرَ الْمُسْلِمِينَ لاَ صَلاَةَ لِمَنْ لاَ يُقِيمُ صُلْبَهُ فِى الرُّكُوعِ وَالسُّجُودِ

“Wahai kaum muslimin, tak ada shalat bagi mereka yg tak menegakkan punggungnya ketika ruku’ & sujud” (HR. Ibnu Majah & Ahmad; shahih)

Rasulullah juga pernah melihat seseorang yg sholatnya cepat sampai tak tepat ruku’ & sujudnya. Bahkan sujudnya sangat cepat seperti ayam yg mematuk. Maka dia bersabda:

لَوْ مَاتَ هَذَا عَلَى ما هو عليه مَاتَ عَلَى غَيْرِ مِلَّةِ مُحَمَّدٍ

“Kalau orang ini mati dgn kondisi sholat yg demikian, maka beliau mati bukan di atas pedoman Muhammad” (HR. Thabrani & Abu Ya’la; shahih)

Baca juga: Surat Pembuka Rezeki

Hanya Sholat Fisiknya Saja

Orang yg sholat tetapi cuma fisiknya saja yg bergerak, sementara hatinya sama sekali tak ikut sholat, ini juga termasuk saahuun & bisa celaka.

“Dan adakalanya dikala mengerjakan sholat tak khusyu’ & tak merenungkan maknanya,” kata Ibnu Katsir saat menafsirkan ayat tersebut.

Haruskah khusyu’ terus menerus selama sholat? Bukankah ini sangat sulit? Dalam mazhab syafi’i, khusyu’ minimal dikala takbiratul ihram ingat Allah. Hatinya tak lalai. Adapun selama melaksanakan sholat, berusahalah biar hati tak gegabah, tak ke sana kemarin mengingat hal lain di luar sholat.

Berusahalah supaya bacaan-bacaan sholat kita pahami sehingga dlm setiap gerakan sholat kita terbantu untuk khusyu’ dgn mengerti makna bacaan-bacaan & doa tersebut. Untuk penjelasan detil & maknanya, mampu dibaca di artikel Bacaan Sholat

Menunda-nunda Sholat

Termasuk saahuun adalah menangguhkan sholat sampai di selesai waktunya, sering kali hingga habis waktu sholat tersebut.

  Sebutkan faktor yang menyebabkan ketimpangan sosial secara teoritis!

Ibnu Katsir menyampaikan, “Adakalanya pula alasannya adalah tak menunaikan di permulaan waktunya, melaikan menun&ya sampai selesai waktunya secara terus menerus atau sebagian besar kebiasaannya.”

Untuk muslimah, ini perlu menjadi perhatian khusus. Sebab sering terjadi, ketika adzan berkuman&g dia tak lekas bersiap untuk sholat. Ketika kaum pria telah kembali dari masjid, beliau juga belum melaksanakan sholat. Ia masih asyik dgn aktifitasnya sampai dikala waktu sholat nyaris habis, barulah melakukan.

Masih tak mengecewakan kalau waktu sholat belum habis. Namun bagaimana kalau hingga waktu sholat berlalu & belum menunaikan? Tentu bukan mempunyai arti kaum pria selamat seluruhnya dari menangguhkan -nunda waktu sholat ini.

Semoga kita semua terhindar dari empat hal ini. Sehingga kita tak termasuk orang yg sholat tapi celaka. Wallahu a’lam bish shawab. [Ratih BK/Wargamasyarakatorg]