Sajadah Istimewa Untuk Traveler – Sajadah Travel Lipat Tahan Air

APA ITU SAJADAH TRAVELER?

Sajadah Traveler yakni sajadah atau bantalan untuk sholat yang didesain khusus buat Anda yang suka bepergian atau traveling.

Sajadah ini Istimewa dan unik alasannya adalah desainnya dibentuk agar gampang dilipat menjadi seperti dompet, sehingga ringkas dan mudah dibawa kemanapun.

Anda mampu membawanya dengan cara dimasukan dalam tas anda bahkan mampu masuk ke dalam kantung atau saku celana, alasannya ukurannya yang sepadan dengan dompet ini.

Selain dari sisi rancangan produk yang unik ini, mutu materi yang digunakan pun berkualitas tinggi.

Sajadah traveler biasanya menggunakan bahan yang water resistant atau tahan air. Hal Ini dimaksudkan semoga bisa digunakan pada cuaca apapun.

Misal saat bepergian, namun cuma mendapati kawasan yang cukup berair, kita tetap mampu menghamparkan sajadah ini.

Bahannya yang tahan air dan mempunyai permukaan yang agak licin, juga menjadikannya mudah untuk dilap atau dicuci dan pastinya lebih singkat kering.

Berbagai kelebihan ini pastinya sungguh memiliki kegunaan sekali bagi kawan-mitra muslim traveler dikala bepergian, baik saat acara formal maupun saat melancong.

Ditambah lagi desain tampilannya yang lebih modern, sangat sesuai sekali untuk dimiliki oleh generasi milenial saat ini.

 ANDA TERTARIK UNTUK MEMILIKI SAJADAH TRAVELER?  

Salah satu produk sajadah traveler yang patut Anda miliki ialah,
Sajadah  TASHIRU EasyGo.

Keunggulan pertama, Anda bisa pilih Warna dan Bentuk model. Anda bisa memilih motif dan warna sajadah yang kau sukai.

  Puisi Ratapan Pagi - Mey Saroh

Keunggulan kedua, Anda bisa pesan teks, nama, goresan pena, quote, untuk dicetak pada bagian permukaan depan sajadah dikala terlipat.

Dengan custom goresan pena ini, sajadah ini akan lebih personal dan spesial.

   SAJADAH TRAVELER INI UNTUK KADO ATAU HADIAH BISA LO!!  

Bentuknya yang bisa dilipat, ringan, dan kecil sangat cocok juga untuk dijadikan sebagai kado atau hadiah bagi sobat, saudara, orang bau tanah, dan orang-orang tercinta yang lain. Apalagi Anda bisa pesan dengan goresan pena khusus Sangat cocok sekali untuk Hadiah.

Spesifikasi Tashiru EasyGo Sajadah Traveler

  • Sajadah lipat – dompet. Mudah dibawa kemana saja. Masuk saku dan tas.
  • Bahannya tahan air (Water Resistant).
  • Bahan kain gampang sekali dibersihkan.
  • Bahan kain, Ringan, Kuat dan halus.
  • Banyak Pilih rancangan dan Warna .
  • BIsa pesan teks/goresan pena di bagian lipatan saku.
  • Dijahit oleh ahlinya sehingga besar lengan berkuasa dan rapi.
  • Dicetak dengan teknologi terbaru sehingga tidak luntur.

    KLIK DI SINI UNTUK ORDER/BELI  

 

MENCEGAH PENULARAN VIRUS DAN BAKTERI

Dengan Bahan kain yang tidak berbeluduru, Ringan dan Praktis dilap dan dicuci, membuat Sajadah ini mampu mencegah penularan virus dan bakteri.

Kain yang tahan air seperti daun talas, membuatnya mudah untuk disemprot alkohol atau disenfektan kemudian mudah dikeringkan. Ini akan sungguh menolong Anda terhindar dari aneka macam basil dan penyakit yang mungkin menempel pada permukaan sajadah.

JADI TUNGGU APA LAGI! MILIKI SEGERA SAJADAH TASHIRU INI
Ibadah Anda akan kian nyaman dan kondusif dengan sajadah traveler ini.
Sajadah Traveler – “Teman” setia dimanapun Anda berada. Menemanimu ketika perjalananmu.

    KLIK DI SINI UNTUK ORDER/BELI   

  Sebatang Kaca Bermuatan Positif Didekatkan Kepala Elektroskop

MENGENAL SEJARAH SAJADAH

Pada bulan Juni tahun 1325 masehi, seorang laki-laki berusia 21 tahun yang dikenal selaku Ibnu Batutah mengawali perjalanan seumur hidup yang akan berjalan lebih dari 30 tahun dan meraih seluruh dunia. Dia memiliki sedikit duit dan hanya beberapa barang berguna, di antaranya ialah sajadah. Dia menjinjing sajadahnya ini ke mana pun dia pergi; itu yakni temannya.

Bagi orang-orang yang beriman di seluruh dunia dan selama berabad-kurun, sebuah sajadah salat, , suatu perumpamaan yang lahir dari langkah-langkah sujud yang dijalankan selama sholat (sujud) –  akan ditemukan di setiap rumah Muslim dan sering ialah sahabat perjalanan. sahabat yang pergi bersama para Hamba Allah.

Dari rancangan, tekstur, dan warna yang berlawanan, dan dari yang paling permulaan terbuat dari daun pohon kurma dan alang-alang hingga benang dan tekstil terbaik – tenunnya merefleksikan penguasaan banyak sekali dinasti Islam yang berlainan – satu sajadah dapat menceritakan banyak dongeng.

Semuanya dimulai dengan Nabi Muhammad, dimana dia shalat di atas “khumrah”, tikar yang terbuat dari daun pohon kurma. Sholat lima waktu mesti dilakukan pada permukaan yang higienis, sehingga sajadah menjawab tujuan itu dan harus selalu dijaga kebersihannya.

Meskipun tenunan karpet berasal dari Asia Tengah lebih dari 2.000 tahun yang lalu, namun ialah budaya Islam yang mengubahnya menjadi bentuk seni. Karpet ialah sesuatu untuk diinjak, diduduki, tidur, dan untuk sholat.

Sajadah paling permulaan yang tersisa yakni fragmen yang ditemukan di Al-Fustat (Kairo lama). Yang tertua berasal dari kala ke-9 (821 M), sedangkan sisanya yakni bikinan periode 13, 14 dan 15 masehi.
Di bawah Dinasti Seljuk, karpet Muslim atau sajadah mencapai tingkat kemahiran teknik dan kualitas rancangan yang tinggi. Turun dari asal-permintaan Anatolia, Seljuk menjinjing serta bakat dan tradisi pengerjaan karpet dan seni yang lain dikala mereka berbagi kekuasaan mereka ke Persia dan Baghdad pada masa ke-11.

  Puisi Pahitnya Sebuah Kenyataan - Oleh Muhammad Khalid bin Zainul

Tampil permulaan dalam sejarah Islam, desain paling lazim dan dasar hampir terlihat mirip pintu menuju nirwana. Permadani ini berupa persegi panjang vertikal, dengan pintu melengkung yang ditenun, “mihrab”, ceruk hiasan di dinding masjid, yang menandai arah kiblat, yaitu Ka’bah di Mekah. Umat Islam sholat menghadap arah kiblat. Dari lengkungan runcing yang disokong oleh kolom di kedua segi ke variasi desain  bergaya”pohon kehidupan”, ada banyak improvisasi kreatif ditambahkan selama beberapa dekade oleh pengrajin dan penenun yang berlawanan.

Sepotong lembaran kain sederhana namun berguna, sajadah mulai membangkitkan minat para pemimpin Muslim yang besar lengan berkuasa semenjak  permulaan; mereka akan menugaskan seniman-seniman terhebat membayar mereka untuk menciptakan tikar yang tepat untuk para penguasa dan untuk diberikan selaku hadiah kepada para pemimpin lainnya.

Di bawah dinasti Usmani, Safawi dan Mughal, industri meningkat pesat dan karpet dianggap sebagai harta nasional. Mereka diperdagangkan ke Eropa dan Timur Jauh, sering dianggap terlalu berharga untuk jadi bantalan  dan pada karenanya akan digantung seperti lukisan di rumah atau istana.
Para penenun berlomba menciptakan sajadah yang paling indah, dan banyak sekali suku atau kelompok akan bekerja keras untuk membuat ciptaan yang paling berkesan.

Apa pun rancangan, usia, warna, dan ukurannya, sajadah tetap menjadi salah satu benda yang paling dihargai di rumah seorang muslim, sebuah benda dimana orang umumnya akan memiliki yang eksklusif, dan yang yang lain untuk tamu yang kebetulan berkunjung.

Pentingnya sajadah, dengan indah ditangkap dalam kata-kata “penyair cinta” yang terkenal, Nizar Qabbani (1923-1998), yang mengatakan dalam Damaskusnya, What Are You Doing to Me: “Dan dari sajadah ibu saya / Yang pertama mengajari saya / Jalan menuju Tuhan .. “