close

Puisi Kritik Kerusakan Alam Dan Lingkungan Hidup

Puisi kritik kerusakan alam & lingkungan hidup. Bagaimana dongeng puisi tentang kerusakan lingkungan dlm bait puisi alam yg menceritakan tentang alam yg rusak yg diterbitkan wargamasyarakat berkas puiai kali ini.

Apakah berkisah seperti puisi ihwal kerusakan alam akibat tambang atau perihal puisi lingkunganku yang hijau & sejuk kini tak ada lagi.

Untuk lebih jelasnya puisi wacana alam dlm bentuk puisi kritikan disimak saja berikut ini puisi berjudul kerusakan alam & lingkungan hidup.

Kerusakan Alam Dan Lingkungan HidupOleh: Titis Wigati

Gontai seribu tapak kaki melangkah
Berpaling menoleh pun segan
Mereka berlari & pergi menjauh
Meninggalkan tanah moyang ini

Dimana dongeng dongeng indah
Di ceritakan para tetua tetua
Pengantar tidur lelap bocah kecil
Penghibur kami di kala malam
Sebait kata petuah yg terkenang

Awan hitam membayang di pelupuk
Sungai kesedihan mengalir perlahan
Di antara lekuk muka paras sendu
Nampak guratan sakit yg terlukis
Membias di antara sembab yg terisak

Ya kami lah yg terbuang
Tersingkir diatas angkuhnya peradaban
Ya kami lah yg tersungkur terjerembab
Menjadi tamu di rumah sendiri
Ya kami lah orang-orang kerdil berterlʌnjang dada
Yang berlarian terusir di atas tanah warisan

Ngarai pun lenyap menjadi bukit
Telaga mengering berganti padang tandus
Sungai pun tak lagi meliuk liuk
Berganti pipa kolam gurita menjalar
Kicau burung berubah bising mesin

Celoteh merdu yg ku dengar di pagi hari
Telapak kaki berubah roda angkuh
Menggilas mencekeram Ibu Pertiwi
Dewi Sri sekarang pun malas melambai
Di tengah hamparan emas menguning

Hanya perdu & tiang tiang beton tertanam
Penghias hamparan hijau rumput dahulu
Dimana kami bermain & menari
Di antara gelak tawa para pemgembala

  Kumpulan Puisi Cinta yang Indah Sekali Bertema Masihkah Kau Mencinta

Hanya kerinduan yg menemani
Disini diantara pohon pohon besar
Di tengah belantara rimbun sunyi
Sekedar bertahan dr perambah

Tuk saat ini, tanpa tahu esok nanti
Luka ini tak kan menciptakan kami mati
Karna hati ini sudah terpatri