Pendidikan Seksual pada Anak, Sebenarnya Mudah

Bermula pada kekhawatiran anakku kedua wacana keselamatanku yg mau melahirkan anak keempat. Sepulang sekolah tiba-tiba ia terlihat murung sepanjang hari, seperti ada sesuatu yg disembunyikan. Setelah malam hari ia gres mau cerita tentang kegalauannya. “Ibu kalau nanti melahirkan adik, jangan meninggal ya Bu? Apa nanti perutnya ibu dibedah ya? Ada temanku yg ibunya meninggal gara-gara melahirkan adiknya”

Terka&g kita selaku orangtua sering terkaget-kaget dgn pertanyaan anak wacana hal apapun. Oleh alasannya itu berguru menjadi orang renta semestinya dijalankan sepanjang hayat. Bisa lewat membaca atau bertanya pada mereka yg telah berpengalaman.

Akhirnya saya kumpulkan ketiga anakku yg berusia 8 tahun, 7 tahun & 5 tahun untuk bercerita tentang bagaimana sebenarnya proses melahirkan itu. Untuk memudahkannya, saya menggunakan gambar anatomi manusia. Sengaja saya memakai bahasa formal untuk kata-kata yg menyebut organ reproduksi, mudah-mudahan anak-anak tak menganggap hal itu tabu untuk dibicarakan.

Mulailah diskusi wacana organ reproduksi dgn sesuatu yg di luar dugaanku.

Ibu : “Seorang ibu akan melahirkan bayi melalui jalan lahir”

Anak : “Jalan lahir itu apa?”

Ibu : “Jalan lahir itu namanya vagina” Sambil kutunjukkan gambar rahim, indung telur & vagina. Aku sudah deg-degan kira-kira anak- anakku mau tanya apa lagi ya..

Anak : “Oh jadi bukan lewat perut yg dibelah ya bu…”

Ibu : “Kalau lewat jalan lahir bisa maka tak harus melalui perut, sayg”

Lalu ketiga anakku bersahutan mengajukan pertanyaan dgn pertanyaan yg polos.

“Lha bila gajah itu melahirkannya melalui mana? Kalau cicak? Kalau semut? Kalau buaya?”

Sesuatu yg mungkin tabu untuk didiskusikan terhadap bawah umur kita ternyata bekerjsama mudah untuk kita kerjakan dgn cara yg ilmiah. Tentunya diadaptasi dgn usia anak & jawaban yg kita berikan diubahsuaikan juga dgn respon anak kita.

  Cara Keluarga Kami Memandang Nilai Akademis

Be a good mom, sebab ibu ialah sekolah pertama bagi belum dewasa. [DwiKap]