Untuk orang awam pasti lumrah mengajukan pertanyaan: Sejak kapan sih di Bumi ini ada pembagian zona waktu?.
Sebelum tamat masa kesembilan belas, pencatatan waktu intinya merupakan fenomena lokal.
Setiap kota akan mengendalikan jam mereka sesuai dengan gerakan Matahari harian. Siang didefinisikan sebagai waktu saat matahari meraih ketinggian maksimum di atas cakrawala.
Kota dan kota-kota akan menugaskan pembuat jam untuk mengkalibrasi jam kota mengikuti gerakan surya. Jam kota ini kemudian akan mewakili waktu “resmi” dan warga akan mengatur jam tangan dan jam mereka sesuai dengan waktu resmi tadi.
Kemudian memasuki pertengahan abad ke 19 adalah dikala diamna kenaikan pergerakan insan. Di Amerika Serikat dan Kanada, banyak orang yang bergerak ke barat dan permukiman di daerah ini mulai berkembang pesat.
Untuk mendukung mobilitas itu dibuatlah permukiman baru, rel kereta api dan eksplorasi sumber daya antar kawasan.
Namun, alasannya adalah sifat dari bagaimana waktu setempat diputuskan, acara perjalanan kereta api mengalami problem besar dalam membangun acara untuk waktu berhenti. Jadwal hanya bisa menjadi lebih efisien bila semua kota mempunyai waktu tolok ukur yang disetujui dunia.
Baca juga:
Pada tahun 1878, Kanada Sir Sanford Fleming mengusulkan tata cara zona waktu di seluruh dunia yang hendak menyederhanakan prosedur pembagian waktu di Bumi.
Fleming mengusulkan bahwa dunia dibagi menjadi 24 zona waktu, masing-masing 15 derajat bujur.
Karena dunia berputar sekali setiap 24 jam pada porosnya dan ada 360 derajat bujur, setiap 1 jam rotasi bumi merupakan 15 derajat bujur.
Railroad perusahaan kereta di Kanada dan Amerika Serikat mulai menggunakan zona waktu Fleming pada tahun 1883.
Pada tahun 1884, Konferensi Waktu Dunia Internasional diadakan di Washington DC untuk mengadopsi metode standarisasi waktu menjaga dan memilih lokasi awal mula titik pangkal 0 derajat bujur (Prime Meridian).
Anggota konferensi setuju bahwa bujur Greenwich, Inggris akan menjadi nol derajat bujur dan mendirikan 24 zona waktu relatif kepada Prime Meridian tadi.
Hal itu juga diusulkan bahwa pengukuran waktu di bumi akan dibentuk relatif terhadap pengukuran astronomi di Royal Observatory di Greenwich. Standar waktu tersebut hingga ketika ini disebut Greenwich Mean Time (GMT).
Saat ini, banyak negara-negara beroperasi pada variasi dari zona waktu yang disarankan oleh Sir Fleming. Gambar di bawah menggambarkan aneka macam zona waktu saat ini digunakan di Bumi.
Dalam tata cara ini, waktu di aneka macam zona diukur relatif berdasarkan patokan Coordinated Universal Time (UTC) di Prime Meridian. Coordinated Universal Time menjadi contoh hukum persyaratan waktu di seluruh dunia pada tahun 1972.
UTC ditentukan dari enam jam atom primer yang dikoordinasikan oleh Biro Internasional Berat dan Ukuran (BIPM) yang terletak di Perancis.
Angka-angka yang terletak di bab bawah peta menawarkan berapa jam setiap zona yang lebih awal (tanda negatif) atau lambat (tanda aktual) dari Coordinated Universal Time patokan.
Juga mencatat bahwa batas-batas nasional dan dilema politik mempengaruhi bentuk batas-batas zona waktu. Misalnya, China menggunakan satu zona waktu (delapan jam di depan UTC), bukan lima zona waktu yang berlainan.
Lalu kapan Indonesia punya zona waktu sendiri?, ya tanya pemerintah itu mah. Baca juga: Pembahasan UNBK No 46-50
Peta Zona Waktu Dunia, pic: physicalgeography |