close

Interseksi

Bertemu kembali dgn kami, wargamasyarakat.org yg senantiasa membahas mengenai segala ilmu wawasan yg tentu saja perlu kalian pelajari. Dan kali ini wargamasyarakat.org berkesempatan untuk membahas materi interseksi.

Yuk pribadi saja simak baik-baik ulasan di bawah.

Pengertian

bentuk interseksi

Taukah ananda apa itu interksi?

Interseksi ialah titik konferensi atau perpotongan atau pula persilangan antara dua garis maupun dua arah.

Menurut pendapat dr Soerjono Soekanto di dlm kamus sosiologi, seksi atau section merupakan suatu golongan etnis di dlm suatu masyarakat yg majemuk. Contohnya yaitu etnis Sunda, Jawa, Bugis, Minang & yg lainnya.

Sehingga, dengan-cara sederhana, interseksi mampu kita simpulkan sebagai pertemuan atau persilangan keanggotaan suatu kelompok sosial dr banyak sekali seksi baik itu berbentuksuku, agama, jenis kelamin, kelas sosial, & yg yang lain dlm suatu keanggotaan penduduk majemuk.

Dan dapat kita tarik bahwasannya interseksi akan menciptakan golongan baru yg pula akan saling menyilang.

Oleh karena itu, banyak daerah, penggolongan dr beberapa individu akan sekaligus menempatkan seseorang atau kalangan penduduk dlm beberapa persyaratan yg berlainan.

Untuk membuat lebih mudah pengertian di atas kami berikan contoh aktual buat kalian, misalnya:

  • Idan, Laras, & Gilang berasal dr kawasan yg berbeda, tetapi pada hari Minggu mereka selalu bertemu di Masjid.
  • Para anggota legislative yg duduk bareng di bangku DPR atau MPR berasal dr berbagai macam suku bangsa, kawasan & agama yg beragam.

Bentuk Interseksi Sosial

  • Homogen, yakni suatu sektor kehidupan namun memiliki patokan yg berlainan. Contohnya adalah antar agama,suku, & profesi.
  • Hetergon, yakni sektor berlainan. Contohnya yaitu ras & agama, suku bangsa & agama, pendidikan & profesi, suku bangsa & organisasi politik.

Alasan Interseksi Sosial

  • Material, yaitu potensi, kekayaan, & keturunan.
  • Non material, yaitu cinta & kasih sayang.
  • Sosial Budaya, yakni agama, seni & politik.

Saluran Interseksi di Indonesia

Persilangan keanggotaan dlm suatu kalangan sosial tak terjadi begitu saja, tetapi dgn dibantu adanya interaksi yg terjadi di antara banyak sekali seksi.

Interaksi antara satu seksi dgn seksi yg lain lewat hubungan ekonomi, sosial & pula politik. Simak ulasan di bawah:

  • Hubungan ekonomi

      • Dengan lewat jual beli
      • Serta dgn lewat perindustrian

  • Hubungan sosial

    • Dengan melalui perkawinan
    • Serta dgn lewat pendidikan

  • Hubungan politik

    • Hubungan diplomatik ataupun kekerabatan antar negara pula mempunyai peran terjadinya proses interseksi di antara para pejabat ataupun delegasi dr masing-masing negara.

Dampak Interseksi

contoh interseksi antara ras & agama

Sebagai suatu proses sosial, interseksi memiliki akibat pada kemajemukan penduduk , diantaranya ialah seabgai berikut:

  1. Meningkatkan solidaritas, karena individu dr suku, ras, agama, tingkat pendidikan, jenis kelamin, & pula pekerjaan yg berlawanan-beda akan bergabung & membentuk kelompok sosial yg berdasarkan tolok ukur lainnya.
  2. Memicu adanya potensi pertentangan, apabila perbedaan-perbedaan yg mereka punyai lebih menonjol serta makin tajam. Contohnya, apabila perbedaan latar belakang suku, agama, serta status orang tua lebih menonjol dlm suatu organisasi pelajar, maka akan terjadi pertentangan yg berakhir pada perpecahan.

Ciri Interseksi & Contoh

Adapaun ciri dr interseksi, diantaranya ialah:

  • Adanya perasaaan saling mempunyai serta tanggung jawab yg mengikat pada tempat atau wadah keanggotaannya yg bisa meredakan pertentangan
  • Konsekuensi interseksi akan mewujudkan rasa persatuan & kesatuan bangsa.
  • Mempunyai keanekaragaman sifat sifat yg berdasarkan ras,suku bangsa, & pula agama

Contoh:

  • Idan, Laras, & Gilang berasal dr daerah yg berlainan, tetapi pada hari Minggu mereka selalu bertemu di Masjid.
  • Para anggota legislative yg duduk bersama di kursi dewan perwakilan rakyat atau MPR berasal dr berbagai macam suku bangsa, kawasan & agama yg bermacam-macam.
  • Masyarakat yg hidup di kota yg berbeda, serta mereka mempunyai status sosial & agama yg berlainan pula.
  • Para anggota legislative yg duduk bareng di DPR atau MPR & mereka berasal dr banyak sekali macam suku bangsa, kawasan & pula agama.

Interseksi & Konsolidasi

Penggolongan masyarakat yg dengan-cara vertickal (stratifikasi atau pelapisan sosial) ataupun dengan-cara horizontal (diferensiasi sosial atau kemajemukan) tak mengenakan aneka macam dasar maupun aspek tunggal atau bangun sendiri.

Namun mempunyai sifat kumulatif, sehingga terkadang terjadi interseksi (persidangan) & pula konsolidasi (tumpang – tindih) dlm keanggotaan masyarakat di berbagi golongan sosial yg terdapat di lingkungan penduduk .

Guna memahami dilema di atas, amati ulasan di bawah:

  1. Interseksi

Interseksi atau di dlm bahasa inggris disebut dgn intersection yg disusun oleh Hasan Shadily, interksi disebutkan sebagai sebagai titik potong atau konferensi (of two lines) yg pula mampu disebut dgn persilangan.

Sementara perumpamaan dr kata section (seksi) di dlm Kamus Sosiologi yg disusun oleh Soerjono Soekanto diartikan selaku suatu golongan etnik dlm penduduk yg masing-masing merupakan seksi.

Sehinggdenganuraisan di atas, maka mampu ditarik kesimpulan bahwa interseksi yakni persilangan ataupun pertemuan titik potong dr keanggotaan dua suku bangsa atau bahkan lebih dlm banyak sekali kelompok sosial di dlm suatu masyarakat yg majemuk.

  1. Konsolidasi

Konsolidasi di dlm Kamus Besar Bahasa Indonesia bermakna sebuah perbuataan (hal, & yang lain) untuk memperteguh ataupun memperkuat ( perhubungan, persatuan, & sebagainya).

Sehinnga, berdasarkan dgn pemahaman di atas maka konsolidasi mampu diartikan selaku penguatan ataupun peneguhan dr keanggotaan anggota – anggota penduduk di dlm banyak sekali golongan sosial lewat tumpah – tindih keanggotaan.

  1. Kelompok sosial

Sosial group atau golongan sosial ialah pengumpulan (agregasi) manusia yg dilakukan dengan-cara terencana.

Sosial group atau kalangan sosial ini pula merupakan himpunan atau kesatuan-kesatuan insan yg berkaitan dgn relasi timbal-balik yg pula saling mempengaruhi serta terdapat kesadaran untuk saling menolong.

Kriteria yg sistematika mengenai golongan sosial ini dikemukakan oleh Soerjono Soekanto di dlm buku Sosiologinya sebagai suatu pengantar,diantaranya adalah sebagai berikut:

  1. Setiap anggota golongan mesti sadar bahwa mereka yaitu bagian dr golongan yg bersangkutan.
  2. Terdapat relasi timbal-balik antara anggota yg satu dgn yg lainnya.
  3. Terdapat suatu aspek yg dipunyai bareng sehingga relasi mereka akan bertambah bersahabat.

Faktor yg sama ini mampu berupa nasib yg sama, tujuan yg sama, idelogi yg sama, musuh bareng , atau bahkan kalangan etnik (suku bangsa).

  1. Kelompok tersebut memiliki struktur, kaidah, & pula pola sikap tertentu.
  2. Mempunyai suatu tata cara serta proses tertentu.

Adapun konsekuensi interseksi dgn konsolidasi yg terjadi di dlm masyarakat, diantaranya adalah sebagai berikut:

  • Proses interseksi bisa meningkatkan rasa saling pengertian antar individu yg beragam ciri serta latar belakang sosial & pula budaya.
  • Proses interseksi bisa menimbulkan luntur atau hilangnya identitas dr seorang perorangan anggota kelompok sosial. Sebab setiap anggota akan mengesampingkan identitas individualnya serta mengedepankan persamaannya dgn anggota kalangan atau identitas bareng di dlm kelompoknya tersebut.
  • Proses konsolidasi bisa meningkatkan solidaritas di antara anggota kalangan.

Mutual Akulturasi

Apabila suatu golongan dlm penduduk dgn tipe kebudayaan tertentu mempunyai sikap terbuka dgn kebudayaan lain, maka hal itu akan menyebabkan terjadinya mutual akulturasi.

Suatu mutual akulturasi diawali dgn interseksi yg berjalan terus-menerus sehingga akan memunculkan rasa saling menyukai kebudayaan yang lain.

Serta dengan-cara sadar atau tidak, beberapa individu dlm penduduk tersebut pula akan mengikuti sekaligus menggunakan perwujudan dr kebudayaan lain tadi.

Sebagai contoh, kuliner dr beberapa etnis yg diminati serta banyak digemari oleh kelomok masyarakat lainnya.

Primordialisme

Primordialisme merupakan suatu paham atau pandangan yg memegang teguh semua hal yg telah dibawa semenjak kecil.

Baik itu mengenai tradisi, akhlak istiadat, kepercayaan, maupun semuanya yg ada di dlm lingkungan hidup pertamanya sehingga hal itu akan membentuk sikap tertentu.

Primordial mempunyai arti sebagai ikatan-ikatan utama dlm diri seseorang di kehidupan sosial, dgn hal-hal yg telah dibawa sejak kelahirannya, mirip halnya suku bangsa, ras, kawasan & yg yang lain.

Primordialisme ada dikarenakan oleh beberapa hal, diantaranya ialah sebagai berikut:

  1. Terdapat sesuatu yg dianggap istimewa dlm rasnya, suku bangsanya, agamanya ataupun daerah kelahirannya.
  2. Sikap ingin mempertahankan kelengkapan komunitas atau golongan dr bahaya luar.
  3. Terdapat aneka macam nilai yg dijunjung tinggi sebab berafiliasi dgn keyakinan, misalnya nilai keagamaan, falsafah hidup & yg yang lain.

Stereotip Etnis

contoh soal interseksi

Stereotip etnis berafiliasi bersahabat dgn ras, suku bangsa, kepercayaan, pekerjaan ataupun kebangsaan.

Pada hakikatnya, stereotip yaitu imajinasi mentalitas yg kaku, yakni dlm wujud pinjaman dr evaluasi negatif yg diarahkan terhadapat out-groupnya.

Sebaliknya, untuk sesama in-group akan mampu menunjukkan evaluasi yg positif. Stereotip dgn outgroup yg kaku mampu memunculkan timbulnya prasangka (prejudice) yg besar lengan berkuasa.

Berkembangnya stereotip pada diri seseorang merupakan selaku balasan imbas dlm suatu persepsi tertentu yg mempunyai fungsi sebagai alat untuk meyakinkan diri sendiri.

Terdaoat banyak sekali perbedaan ras yg ada di dlm segmen penduduk di mana porsinya tidaklah sama dlm wilayah geografis atau sosial, & hal tersebut akan memicu terjadinya kesusahan.

Stereotip etnis jenis ini bisa menyebabkan seseorang akan memiliki sifat yg konservatif serta tertutup pada hal-hal gres & pula aneh.

Etnosentrisme

Etnosentrisme

Terdapat, salah satu suku yg berjulukan suku Eskimo, di mana suku tersebut menyebut diri mereka selaku suku Inuit yg berarti “penduduk sejati”.

Sumner membuktikan pandangan tersebut selaku etnosentrisme, yg dengan-cara formal diartikan selaku sebuah pandangan bahwa kelompoknya sendiri merupakan sentra segalanya serta semua kalangan yg lain dibandingkan & dinilai sesuai dgn standar kelompok tadi.

Dengan kata lain, etnosentrisme merupakan kebiasaan yg ada di dlm setiap golongan untuk menganggap kebudayaan kelompoknya sebagai kebudayaan yg paling baik.

Etnosentrisme akan menciptakan kebudayaannya sebagai patokan dlm mengukur suatu hal baik buruknya, tinggi rendahnya serta benar ganjilnya terhadap kebudayaan lain dlm proporsi kemiripannya dgn kebudayaannya.

Dominannya, meki demikian, tak semuanya yg ada dlm kalangan di suatu masyarakat mempunyai sifat yg etnosentrime.

Etnosentrisme ini merupakan suatu tanggapan manusiawi yg bersifat universal, yg dapat ditemui dlm seluruh penduduk yg diketahui , dlm semua golongan serta praktisnya dlm seluruh individu.

  • Kepribadian & Etnosentrisme

Seluruh kalangan akan merangsang pertumbuhan etnosentrisme, namun tak seluruh anggota kelompok akan sama-sama memiliki sifat etnosentris.

Dalam bukunya yg berjudul The Authoritarian Personality, Adorno (1950) memperoleh kajian bahwasannya orang-orang etnosentris malah cenderung kurang terpelajar, kurang bergaul, serta pemeluk agama yg fanatik.

Dalam hal tersebut, etnosentrisme daoat diartikan utamanya sebagai kesetiaan yg kuat serta tanpa kritik dlm kelompok etnis ataupun bangsa yg diikuti praduga pada kelompok etnis & pula bangsa yg lain.

  • Pengaruh Etnosentrisme

    • Meningkatkan kesatuan, kesetiaan & moral golongan

Semua golongan etnosentris akan nampak lebih bertahan diabndingkan dgn golongan yg bersikap toleran.

Etnosentrisme ini akan memperteguh rasa nasionalisme & pula patriotisme. Tanpa adanya sifat etnosentrisme, kesadaran dr nasional yg penuh semangat mungkin sekali tak akan terjadi.

    • Perlindungan kepada perubahan

Di negara Jepang tepatnya di periode ke-19, etnosentrisme sudah digunakan dlm upaya menghambat masuknya unsur aneh ke dlm kebudayaan Jepang yg asli.

Upaya dlm menghalangi pergantian kebudayaan semacam itu tak seluruhnya dapat sukses, sehingga pergantian pun terjadi pada bangsa Jepang.

Sebab tak ada kebudayaan yg sama sekali statis, setiap kebudayaan haruslah berubah guna menjaga kelangsungannya.

Pada waktu ini, etnosentrisme di negara India cukup membantu mempertahankan India dr kaum komunis.

Namun India tak mungkin akan bersifat tetap non komunis kalau tak memodernisasikan teknologinya serta menertibkan perkembangan penduduk yg cepat & pula perubahan ini mampu saja akan dihambat oleh etnosentrisme.

Sehingga, dlm beberapa situasi tertentu, etnosentrisme akan meningkatkan kestabilan kebudayaan sekaligus kelancaran hidup di dlm suatu kalangan.

Dalam suasana lain etnosentrisme pula mampu meruntuhkan kebudayaan serta memusnahkan kalangan.

Merupakan hal yg ironis bahwasannya mereka yg menganjurkan perubahan terkadang gagal disebabkan sifat etnosentrisme mereka.

Mereka akan menolak ihwal cara kehidupan “penduduk asli” sebagaimana menilai hal tersebut tak berkhasiat serta menilai teknologi “terbaru” pasti unggul.

Sebagai contohnya acara dr pengembangan pertanian Amerika sudah terkadang gagal disebabkan mereka terus mencoba memindahkan peternakan Amerika, tumbuhan-tanamkan Amerika & pula teknologi pertanian Amerika ke beberapa negara yg tertinggal.

Lebih kongkritnya lagi, di Amerika sendiri para penggembala domba tetap menuntut dlm hal meneruskan untuk meracun serigala, yg di mana bila ditinjau dr segi lingkungan akan menghancurkan sekaligus sungguh tak efektif.

Mereka tak mengacuhkan cara yg sederhana dlm hal menggendalikan serigala seperti halnya yg telah dijalankan oleh Suku Navajo yg berasal dr Arizona selama beberapa generasi.

Suku Navajo membesarkan anjing berbarengan dgn domba mereka serta tak memperlakukan anjing & pula tersebut selaku hewan kesayangan.

Anjing tersebut akan melindungi kawanan domba, sehingga otomatis biaya yg dikeluarkan pun sangatkah murah & tentu saja tak merusak lingkungan.

Keyakinan etnosentris dlm segi teknologi yg tinggi serta sikap yg merendahkan orang-orang “terbelakang”  kadang kala memunculkan kita buta pada hal-hal yg mudah.

Politik Aliran

Politik Aliran

Politik anutan atau pula disebut dgn sectarian adalah konsekuensi lain dr bentuk-bentuk struktur sosial. Konsep dr politik pemikiran pertama kali diperkenalkan oleh Clifford Geertz dlm kajiannya yg pada dikala itu bertempat di Jawa Timur.

Beliau menyebutkan bahwa terdapat tiga golongan dlm masyarakat Jawa, yakni diantaranya golongan santri, golongan bangsawan, & pula golongan abangan.

Ketiga golongan tersebut mempunyai anutan yg berbeda dgn satu sama lain sehingga korelasi diantara ketiganya akan dihinggapi oleh sikap saling curiga, khususnya perihal ide yg mereka bawa & mereka percayai masing-masing.

Golongan santri digunakan untuk mengacu pada golongan yg mempunyai pengetahuan sekaligus mengamalkan agama, yg bisanya berpusat di daerah pasar atau jual beli lainnya.

Kaum bangsawan kadang kala dianggap selaku golongan yg terpelajar, pamong praja, serta berpendidikan & sering berpusat di kantor pemerintah.

Baca juga: Mobilitas Sosial

Sedangkan untuk abangan dipakai untuk mereka yg bukan dr golongan bangsawan serta jua bukan dr golongan santri, abangan mempunyai sentra di daerah pedesaan dgn pengalaman keagamaan gabungan yakni Islam & pula animisme.

Dari pemikiran Geertz tersebut, Herbert Feith berikutnya menerangkan mengenai lima ajaran politik di Indonesia.

Yakni pemikiran politik yg telah dipengaruhi oleh adonan Hindu, tradisionalisme Jawa, Islam & Barat ke dlm ideologi komunisme, nasionalisme radikal, sosialisme, Islam, serta politik tradisionalisme Jawa.

Demikianlah ulasan singkat mengenai interseksi, mudah-mudahan mampu memabantu kesibukan berguru kalian ya.Terima kasih telah berkunjung :)).

  Puisi Pelabuhan Terakhir - Oleh Ifadli Marid