close

BAHASA DAN DIALEK

 Memahami kesamaan & keberagaman bahasa & dialek BAHASA DAN DIALEK

BAHASA DAN DIALEK
SK : Memahami kesamaan & keberagaman bahasa & dialek
KD :
  1. Mengamati bahasa & dialek yg dipakai oleh masyarakat
  2. Menjelaskan keterkaitan antara bahasa & dialek
  3. Menjelaskan eksistensi & pertumbuhan tradisi lisan dlm masyarakat
Indikator
  • Mendeskripsikan sejarah kemajuan bahasa lokal, nasional & aneh
  • Menjelaskan desain dialek
  • Mendeskripsikan kombinasi bahasa
  • Menjelaskan keterkaitan bahasa & dialek
  • Menjelaskan keberadaan & perkembangan tradisi lisan dlm penduduk

A.   SEJARAH PERKEMBANGAN BAHASA
Sejarah perkerkembangan bahasa lokal, nasional & bahasa abnormal sungguh bekerjasama dgn permasalahan keserumpunan bahasa di wilayah nusantara. Beberapa keserumpunan bahasa dipengaruhi oleh :
  1. Bahasa Melayu Purba yg digunakan di Malagasi, Asia Tenggara & pulau-pulau yg bertebaran di wilayah Nusantara sampai Polinesia
  2. Bahasa Melayu
  3. Bahasa Polinesia Purba, bahasa yg dipakai oleh penduduk di Kepulauan Hindia yg berdekatan dgn benua Asia
  4. Bahasa Melayu Polinesia, yakni bahasa yg digunakan di daratan Asia Selatan
  5. Bahasa Fiji & bahasa Polinesia yg dipakai di kepulauan Lautan Hindia
Kelima faktor tersebut menyebabkan adanya kesamaan & kemiripan wacana asal-permintaan bahasa Indonesia. Dalam kajian antropologi beberapa dasar kesamaan keserumpunan bahasa antara lain:
  1. kesamaan kebiasaan antara beberapa suku
  2. budpekerti memotong kepala
  3. mencat warna kulit
  4. bentuk rumah & pemanis
Selain 4 acuan tersebut, masih dlm kajian antropologi, didapatkan kesamaan dlm bahasa lewat kebudayaan beliung watu yg telah meningkat di Tiongkok kira-kira 2000 tahun Sebelum Masehi, kemudian berkembang ke Honan & Kansu serta ke wilayah Asia Tenggara antara abad 20 & 15 SM, yg pada akhirnya sampai pula ke wilayah Nusantara
Nama Indonesia berasal dr kata ”indos” yg artinya India, & ”nesos” yg artinya pulau-pulau. Istilah ini pertama kali dipergunakan oleh Logan berkebangsaan Inggris, kemudian dipergunakan oleh Adolf Bastian dlm bukunya Indonesien over die Insels des Malayischan Archipels. Bahasa Melayu atau Bahasa Indonesia Lama adalah Bahasa asli di sekitar Selat Malaka.
            Sejarah menandakan bahwa pada zaman keemasan kerajaan Sriwijaya di Palembang pada era ke 7 dijumpai prasasti-prasasti bertuliskan bahasa Melayu Kuno dgn abjad Palawa (India) yg dipengaruhi banyak oleh bahasa Sanskerta seperti halnya bahasa Jawa Kuno.  Dalam prasasti – prasasti tersebut bahasa bercampur dgn bahasa Sansekerta. Bukti pertama mengenai bahasa Melayu didapatkan di Sumatera, pada permulaan kerajaan Sriwijaya didapatkan prasasti Kedukan Bukit berangka tahun 683, Talang Tuwo (di dekat Palembang) berangka 684, di Kota Kapur (Bangka Barat) berangka 686 serta di Karang Berahi (antara Jambi & Sungai Musi) berangka 688. Lebih dr itu belum ditemukan bukti-bukti tertulis yang lain.
            Sriwijaya yakni negara maritim yg mempunyai perdagangan. Di Kedu pulau Jawa terdapat prasasti yg terkenal dgn nama Inskripsi Gandasuli (832 M) yg menurut Dr. J.G de Casparis dinyatakan bahasa Melayu Kuno. Ini merupakan bukti tertulis luasnya penyebaran & pemakaian bahasa Melayu pada waktu itu.
            Dalam kesusastraan Tiongkok terdapat isu yg menceritakan ihwal musafir-musafir Tiongkok yg beberapa tahun tinggal di kota-kota Indonesia. Mereka mempergunakan bahasa anak negeri yg disebut Kwu’un Lun. I Tsing yg berguru di Sriwijaya pada final kurun VII pula memanfaatkan bahasa itu. Mengingat adanya prasasti-prasasti tersebut maka mampu ditarik kesimpulan bahwa bahasa Kwu’un Lun tersebut tak lain dr Bahasa Melayu Kuno.
            Bahasa Melayu Kuno ini berkembang di berbagai tempat di Indonesia utamanya masa Hindu & masa permulaan kedatangan Islam (era ke 13). Pedagang gila untuk kepentingan mereka menyusun suatu daftar kata Cina-Melayu yg berasal dr era 15 (sekitar 500 kata atau lema/entry). Oleh para andal daftar kata ini danggap yg tertua & sebagai leksikografi yg permulaan pula. Kamus tertua dlm sejarah bahasa-bahasa di Indonesia antara lain karangan Frederich de Houtman (1608) & Casper Wilten & Sebastian Dancaerst (1623). Bahasa Melayu ini pula mengalami pula penulisannya dgn karakter Arab yg pula menjelma karakter Arab –Melayu.
            Tatkala orang Barat sampai di Indonesia pada kurun ke-16 mereka menghadapi suatu kenyataan bahwa bahasa Melayu merupakan bahasa resmi dlm pergaulan & bahasa perantara dlm perdagangan. Hal ini dibuktikan dr kejadian yg dialami seorang Portugis berjulukan Pigafetta, sesudah mengunjungi Tidore menyusun semacam daftar kata-kata pada tahun 1522, bermakna sebelum itu bahasa Melayu sudah tersebar sampai ke kepulauan Maluku (Tidore). Bukti lain ialah pengakuan seorang Belanda berjulukan Danckaerts pada tahun 1631 yg mengatakan bahwa pada umumnya sekolah di Maluku menggunakan bahasa Melayu sebagai bahasa pengantar. Kegagalan perjuangan dlm memakai bahasa Barat dlm sekolah-sekolah yg didirikan Belanda memuncak dgn dikeluarkannya keputusan dr pemerintah kolonial, K.B . 1871 No. 104 yg menyatakan bahwa pengajaran di sekolah-sekolah bumiputera diberi dlm bahasa daerah atau bahasa Melayu
            Pada jaman pergerakan Kebangsaan, tahun 1908 oelh pemerintah kolonial diresmikan suatu komisi yg disebut Comissie voor Volksectuur, diketuai oleh Dr. G.A.J . Hazeu. Kemudian komisi ini diubah namanya menjadi Balai Pustaka pada tahun 1917. Badan ini membantu penyebaran & pendalaman Bahasa Melayu karena mempublikasikan buku-buku murah berbahasa Melayu. Pada tanggal 25 Juni 1918, dgn ketetapan raja Belanda, anggota Dewan Rakyat diberi keleluasaan untuk mempergunakan bahasa Melayu dlm Volksraad.  Beberapa hal yg memungkinkan diangkatnya bahasa Melayu menjadi Bahsa persatuan yakni selaku berikut:
1.        Bahasa Melayu sudah usang menjadi lingua franca di kawasan tanah air
2.        Bahasa Melayu gampang dipelajari karena kesederhanan sistemnya, tak adanya tingkat-tingkat sehingga menjadikan kesan demikratis
3.        Dengan suka rela suku bangsa Jawa, Sunda & suku-suku yang lain mendapatkan bahasa Indonesia selaku bahasa nasional dilandasi oleh kesadaran akan perlunya kesatuan & persatuan
4.        ada kemampuan pada bahasa Melayu untuk digunakan menjadi bahasa kebudayaan dlm arti luas, & akan menjelma bahasa yg tepat
Bila kita perhatikan susunan bahasa Indonesia terlihat terang persamaannya dgn bahasa Melayu, lebih-lebih dlm perbendaharaan kata-katanya lantaran bahasa Melayu mendasari bahasa Indonesia. Beberapa surat kabar yg turut berjasa dlm berbagi bahasa Melayu yakni Bianglala, Bintang Timur, Kaum Muda & Neratja.
            Berdasarkan jumlah penuturnya, bahwasanya bahasa Jawalah yg paling banyak, yaitu sekitar 50 % dr seluruh penutur bahasa kawasan di kepulauan Nusantara. Namun bahasa Jawa tak diangkat selaku dasar pembentukan bahasa Indonesia karena penuturnya cuma terfokus di Pulau Jawa serta terdapat jenjang-jenjang pemakaian bahasa yg menyulitkan orang luar Jawa dlm mempelajarinya.
B.   BAHASA DAN DIALEK
Bahasa merupakan potongan dr kebudayaan yg salah satu fungsinya yaitu selaku alat menyampaikan kebudayaan dr satu pihak ke pihak yg lain. Dalam kajian bahasa akan dipelajari desain verbal & rancangan nonverbal. Konsep verbal salah satunya mencakup dialek (termasuk di dalamnya ediolek) & konsep nonverbal mencakup body language (bahasa badan). Istilah dialek berasal dr bahasa Yunani (dialektos) pada awalnya dipergunakan di sana dlm keterkaitannya dgn keadaan bahasannya. Di Yunani terdapat perbedaan-perbedaan kecil di dlm bahasa yg dipergunakan oleh pendukungnya masing-masing, tetapi sedemikian jauh hal itu tak mengakibatkan mereka merasa mempunyai bahasa yg berbeda. Oleh lantaran itu ciri utama dialek adalah perbedaan dlm kesatuan & kesatuan dlm perbedaan.
 Terdapat ciri lain dialek yakni:
  1. dialek merupakan seperangkat bentuk ujaran setempat yg berlainan-beda yg memiliki ciri-ciri lazim & masing-masing lebih mirip sesamanya dibandingkan dgn bentuk ujaran lain dr bahasa yg sama.
  2. dialek tak mesti mengambil semua bentuk ujaran dr sebuah bahasa
Dialek menurut KBBI yaitu versi bahasa yg berlainan-beda menurut pemakai (contohnya bahasa dr kawasan tertentu, kelompok sosial tertentu atau kurun waktu tertentu). Berdasarkan pengertian diatas dialek dibedakan menjadi:
  1. dialek regional, disebut pula dialek area atau dialek geografi, yaitu kombinasi bahasa dr sekelompok penutur yg jumlahnya relatif berlawanan pada suatu tempat, wilayah atau area tertentu. Contoh Bahas Jawa dialek Pekalongan, dialek Semarang, dialek Banyumas
  2. dialek temporal atau kronolek, yakni kombinasi bahasa yg dipakai oelh kalangan sosial pada masa tertentu. Misalnya, kombinasi bahasa pada masa tahun 30-an, 50-an, dialek Melayu Kuno, melayu Klasik & Melayu Modern. Perubahan terjadi pada lafal, ejaan, morfologi maupun sintaksis. Yang paling tampak biasanya leksikon, karena bidang ini mudah berganti akibat perubahan sosial budaya, ilmu pengetahuan & teknologi
  3. Dialek Sosial atau sosiolek, yaitu kombinasi bahasa yg berkenaan dgn status, golongan & kelas sosial para penuturnya. Misalnya bahasa & dialek yg digunakan di kantor, di pasar & terminal akan berlainan, tergantung letak geografis, asal usul suatu etnis bahkan imbas unsur budaya aneh.
  4. Sementara itu kombinasi bahasa yg bersifat individu disebut idiolek. Variasi idiolek ini berkenaan dgn warna suara, pilihan kata, gaya bahasa, & susunan kalimat
Variasi Bahasa Berdasarkan Bidang Pemakainnya
1.    Ragam Sastra
Ciri: biasanya menekankan penggunaan bahasa dr sisi estetis, kosakata yg dengan-cara estetis memiliki ciri eufoni serta daya ungkap yg paling tepat.
2.    Ragam Militer
Ditandai dgn singkatan-singkatan yg ada dlm kemiliteran, serta singkatan kepangkatan-kepangkatan.
3.    Ragam Jurnalistik
Ragam bahasa jurnalistik pula memiliki ciri tertentu yaitu, bersifat sederhana, komunikatif & ringkas. Sederhana lantaran mesti dahami dgn mudah, komunikatif lantaran jurnalistik mesti memberikan berita dengan-cara tepat & ringkas karena keterbasan ruang (dalam media cetak) & keterbasan waktu (dalam media elektro). Kadang ditanggalkannya awalan ber atau me yg dlm ragam bahasa baku dipakai
4.    Ragam Ilmiah
Ragam ilmiah diketahui dgn cirinya yg lugas, terperinci & bebas dr keambiguan serta segala metafora & idiom.
Variasi Bahasa Berdasarkan Tingkat Keformalannya
Berdasarkan tingkat keformalannya, Martin Joos (1967) dlm bukunya The Five Clock mermbagi variasi bahasa menjadi 5 gaya yaitu
1.    Ragam Beku (frozen)
Adalah variasi bahasa yg paling formal, digunakan dlm situasi-suasana khidmad & upacara-upacara resmi, memiliki dola & kaidah yg sudah ditetapkan dengan-cara mantap & tak boleh diubah. Misal, upacara kenegaraan, khotbah di masjid, uapcara pengambilan sumpah, kitab undang-undang, akta notaris & surat-surat keputusan. Kalimat yg dimulai dgn dimulai dgn kata bahwa, maka, hatta & sesungguhnya adalah susunan kalimat yg paling biasa digunakan, pula biasanya pangjang-panjang, bersifat kaku & kata – katanya lengkap
2.    Ragam Resmi (formal)
Biasanya digunakan  dlm pidato kenegaraan, rapat dinas, surat-menyurat dinas, ceramah keagamaan atau buku-buku pelajaran. Pola & kaidah ragam resmi sudah ditetapkan dengan-cara mantap sebagai suatu tolok ukur
3.    Ragam Usaha (konsultatif)
Variasi ini biasanya digunakan dlm obrolan biasa di sekolah, rapat-rapat atau obrolan yg berorientasi pada hasil atau produksi
4.    Ragam Santai (kasual)
Variasi ini dipakai dlm situasi tak resmi untuk berbincang-bincang dgn keluarga atau sobat karib pada waktu beristirahat, berolahraga atau berekreasi. Ragam kalem ini banyak menggunakan bentuk alegro (ujaran yg dipendekkan). Kosakatanya banyak dipenuhi unsur leksikal dialek & unsur bahasa daerah. Seringkali struktur morfologi & sintaksis yg normatif tak digunakan
5.    Ragam Akrab (intim)
Adalah variasi bahasa yg biasa dipakai oleh para penutur yg hubungannya sudah dekat, ditandai dgn penggunaan bahasa yg tak lengkap, pendek-pendek & dgn artikulasi yg terkadang tak terang. Hal ini karena diantara partisipan sudah ada saling pengertian & memiliki wawasan yg sama
Pembedaan Dialek
a.    Perbedaan fonetik, misalnya cermai (buah ) dgn ceremai atau creme atau careme
b.    Perbedaan semantik, yakni terciptanya kata-kata gres berdasarkan perubahan fonologi & geseran bentuk, biasanya pula terjadi perubahan makna kata
c.    Perbedaan onomasiologis, menunjukkan nama yg berlawanan berdasakan satu rancangan diberikan di beberapa tempat yg yang berlawanan, misalnya kenduri di beberapa wilayah bahasa Sunda tertentu disebut ondangan, kondangan (karena dipanggil) tetapi nyambuangan diartikan karena cita-cita menyumbang pada yg punya kenduri.
d.    Perbedaan semasiologis, merupakan kebalikan dr onomasiologis. Pemberian nama yg sama untuk beberapa konsep yg berbeda. Misalnya konsep kata ”Aceh” digunakan untuk rambutan, orang, suku, wilayah & lain-lain
e.    Perbedaan Morfologis, yg dibatasi oleh adanya metode tata bahasa yg bersangkutan , oleh frekuensi morfem-morfem yg berlawanan, oleh kegunaannya oleh saudara, oleh wujud fonetisnya, oleh daya rasanya & oleh sejumlah faktor yang lain
C.   KEBERADAAN TRADISI LISAN
Tradisi lisan yaitu suatu kebiasaan yg penyampaiannya dijalankan dengan-cara lisan, berwujud tutur dr mulur ke ekspresi. Tradisi lisan disebut pula folklore (folk = rakyat, lore = tradisi)
Tradisi Lisan di Indonesia berbentuk nyanyian, syair, prosa, lirik atau syair bebas. Adapun beberapa ciri khasnya diantaranya:
1.    paparannya panjang lebar dlm menggunakan bahasa
2.    menggunakan pola & susunan baku untuk menolong pencerita memproses ucapan & mengingat teksnya
3.    rangkaian cerita berisi peristiwa yg sungguh-sungguh terjadi, dongeng, khayalan atau teks keagamaan
4.    pembawa kisah akan menambahkan gaya & sikapnya sendiri, memperbesar peran tokoh-tokoh tertentu yg mereka sukai atau memperbesar kelucuan sesuai selera masing-masing pendengarnya
Ciri lain yg menyertainya yaitu bersifat anonim, memiliki kegunaan dlm bentuk kolektif, bersifat tradisional ( disebarkan dlm waktu relatif usang & patokan) serta pralogis ( mempunyai nalar yg tak tertentu sesuai dgn logika biasa ).
Menurut Bascom ada beberapa fungsi folklore bagi pendukungnya :
  1. sebagai tata cara proyeksi
  2. sebagai alat pengesahan kebudayaan
  3. selaku alat pendidikan
  4. selaku alat pemaksaan pemberlakuan norma-norma
Selanjutnya Alan Dundes menyertakan fungsi lain, yaitu :
  1. untuk mempertebal perasaan solidaritas kolektif
  2. selaku alat pembenaran suatu masyarakat
  3. memperlihatkan kode pada masyarakat agar dapat mencela orang lain
  4. selaku alat memprotes keadilan
  5. sebagai alat yg menggembirakan & memberi hiburan
Folklore lisan yaitu folklore yg bentuknya memang murni lisan. Bentuk – bentuk (genre) foklore yg termasuk ke dlm kelompok besar ini adalah:
  1. bahasa rakyat (folk speech) seperti julukan, sebutan kebangsawanan
  2. ungkapan tradisional, seperti peribahasa, pepatah, seloka & pemeo
  3. pertanyaan tradisional, seperti teka-teki, (cangkriman , Jawa )
  4. puisi rakyat , seperti pantun (parikan), gurindam, embang, syair
  5. puisi prosa rakyat, mirip mite, legenda, tembang, dongeng
Keberadaan tradisi lisan kini harus berkompetisi dgn tradisi cetakan.
Contoh tradisi lisan:
1. Wayang Beber
Merupakan bentuk teater Jawa yg sarat dgn muatan ritual keagamaan yg nyaris punah. Bentuk wayang beber ini dilukis pada gulungan kertas kulit kayu yg memperlihatkan adegan pengembaraan ksatria mitis zaman dahulu
2. Wayang Kulit
Berbentuk teater boneka wayang. Terdapat di daerah Bali & Jawa. Lakonnya banyak berasal dr tradisi India & Jawa.
3. Mak Yong
Berbentuk teater Mak Yong, berasal dr Pattani, Muangthai Selatan yg populer pada era ke-16. Teater ini menyebar ke selatan lewat Semenanjung Melayu ke Singapura & ke Riau, Sumut & Kalbar. Pertunjukkan ini merupakan perpaduan dr aneka macam tradisi kebudayaan etnis & keagamaan
4. Didong
Berbentuk pertarungan antara dua kalangan yg saling berkelakar sambil membuat sajak improvisasi (syair). Berasal dr Gayo, Aceh.
5. Wor
Bentuk kesenian ini yakni menyanyi, menari & berpesta yg berasal dr pertemuan pelaut Biak, Teluk Cinderawsih, Papua. Tradisi ini nyaris hilang di tahun 1940-an tatkala ada pemberontakan untuk pembaruan.
6. Tanggamo
Berbentuk puisi sastra lisan yg berasal dr Gorontalo, Sulawesi Utara. Syair berisi kisah yg sedang hangat atau kejadian menarik di kawasan setempat. Selain sebagai penghiburan, tanggamo ini berfungsi selaku pemberi penerangan pada penduduk . Tanggamo menjelaskan sejarah, mitos, legenda, kisah keagamaan & pendidikan
7. Rabab Pariaman
Rabab Pariaman berasal dr Sumatera barat. Dalam metode geopolitik Minangkabau, Pariaman merupakan daerah ’rantau”, tempat orang & kebudayaan Minangkabau berkelana & menyebar dr kampung halaman orisinil. Penyampaian dongeng dikerjakan oleh tukang rabab yg biasanya pria (sekarang pria renta). Tukang rabab semuanya merupakan orang asli Pariaman
8. Pantun Sunda
Berbentuk penceritaan bersyair Sunda yg berasal dr Jawa Barat. Tradisi ini dipertunjukkan dgn diiringi musik kecapi indung. Cerita-dongeng pantun merupakan percampuran antara percakapan, lagu & syair dongeng
D.   SIKAP KEPEDULIAN TERHADAP BAHASA, DIALEK DAN TRADISI LISAN
1.    Perkembangan Membaik
Perkembangan membaik ditandai dgn adanya membakuan bahasa Jawa didasarkan pada bahasa Jawa di kota Surakarta. Juga Bahasa Sunda kota Bandung dijadikan dasar untuk menjadi Basa Sakola (bahasa sekolah) atau bahasa Sunda Baku.  Juga adanya penggunaan Bahasa Lokal dlm goresan pena-tulisan papan kantor seperti di Surakarta. Perkembangan paling baik yaitu lewat institusi resmi yakni sekolah dgn dimasukkannya pelajaran bahasa setempat (bahasa ibu) selaku muatan lokal dlm kurikulum pendidikan dr sekolah dasar hingga sekolah atas.
2.    Perkembangan Memburuk
Dalam perkembangan selanjutnya balasan modernisasi, efek globalisasi pula penggunakan bahasa nasional di kantor-kantor pemerintah & program formal telah menggeser penggunakan bahasa setempat bahkan lenyapnya bahasa kawasan. Sekitar lima puluh tahun yg kemudian penduduk kampun Legok (Indramayu) masih berbicara bahasa Sunda, namun sekarang penduduk kampung tersebut hanya mampu menggunakan bahasa Jawa-Cirebon. Dapat kita bayangkan bahasa Usku di Papua yg cuma dituturkan sekitar 20 atau Kosare, Taori-So & Taoqwe yg hanya memiliki 50 penutur, mungkin bahasa tersebut dapat lenyap dlm beberapa tahun mendatang jikalau tak terjadi pembelajaran pada generasi berikutnya. Perkembangan memburuk ini disebabkan oleh beberapa aspek :
1.    susupan bahasa kebangsaan pada bahasa wilayah atau susupan bahasa baku daerah ke dlm dialek, lewat forum formal : sekolah, kantor, maupun non formal : surat kabar, media massa  (saluran budaya)
2.    faktor sosial, seiring dgn membaiknya taraf sosial, potensi memperoleh pendidikan & pengetahuan membuat mereka memanfaatkan bahasa baku karena sadar bahwa dialeknya tak sebaik bahasa baku
3.    Dialek yg Dipakai Beberapa Komunitas
  1. Slang
Adalah ragam bahasa tak resmi, bersifat sementara dipakai oleh golongan sosial tertentu untuk komunikasi intern dgn maksud yg bukan kelompoknya tak mengerti bahasa tersebut. Contoh, kelompok pencopet yg menyampaikan ”awas ada cabai” mempunyai arti ada Kopassus di sekitar mereka lantaran warna baret pasukan Kopassus ialah merah, mirip cabai merah
  1. Shop talk
Adalah bahasa pedagang, biasanya dipinjam dr bahasa Cina suku bangsa Hokkian. Seperti cepe (cepek/seratus), ceceng (seribu), cetiau (satu juta) noban (dua puluh ribu)
  1. Colloquial
Adalah bahasa dr slang, yakni bahasa sehari – hari yg menyimpang dr konvensional. Contoh bahasa Betawi yg dibubuhi ungkapan khusus, misal, ajigile (gila), manyala boo (sangat menawan ) atau gense (genit)
  1. Circumlocution (Sirkumlokusi)
Yaitu ungakapan tak langsung, contohnya di Jawa Tengah jika seseorang bertemua macan di hutan maka ia menyebut harimau tersebut dgn perumpamaan ”eyang”  untuk keamanan lantaran berdasarkan kepercayaan di pedesaan Jawa tak mungkin eyang melukai cucunya sendiri.
4.    Sikap Yang Dikembangkan
Sikap yg perlu dikembangkan oleh masyarakat ialah melestarikan dialek selaku bentuk kepedulian kepada bahasa & dialek semoga bahasa & dialek suatu komunitas dapat bertahan & meningkat . Adapun upaya pelestariannya antara lain mengadakan pertukaran budaya, menumbuhkan sikap toleransi kepada keberagaman bahasa & dialek, & dengan-cara formal dijadikan sebagai muatan lokal dlm kurikulum pendidikan. Berbagai observasi pun dijalankan. Berdasarkan sifatnya sumber observasi dialek dibagi menjadi dua besar yakni sumber lisan yg bersumber dr pemakai bahasa & dialek tersebut & sumber tulis yg berasal dr naskah & kamus serta atlas bahasa.
Uji Kompetensi 1
I.         Berilah tanda silang pada A, B, C, D atau E pada jawaban yg paling benar
1.    Nama Indonesia pertama kali dipergunakan oleh…
    1. Logan
    2. A.H Kaene
    3. PW Schmidt
    4. J.R Foster
    5. L. Hervas
2.    Bahasa yg meningkat di Indonesia bersumber dr bahasa …
    1. Jawa
    2. Austronesia
    3. Malaysia
    4. Melayu
    5. Indo Cina
3.    Pada masa Sriwijaya sudah dikenal sejumlah prasasti yg bertulis dgn memakai bahasa..
    1. Cina
    2. India
    3. Melayu Kuno
    4. Indonesia
    5. Jawa
4.    Daftar kata-kata Cina-Melayu yg berasal pada masa ke 15 dianggap yg tertua sebagai…
    1. leksikografi
    2. perbendaharaan bahasa
    3. gramatika
    4. verbal
    5. vocabularium
5.    Contoh pertama bagi bahasa Melayu yg ditulis dlm karakter latin disusun oleh…
    1. Casper Wilten
    2. S. Dancaerst
    3. Pigaffeta
    4. Schmidt
    5. Logan
6.    Saat ini kita menggunakan EYD- Ejaan Yang Disempurnakan- yg disebut pula…
    1. ejaan Ophujsen
    2. ejaan Seowandi
    3. ejaan Slametmuljana
    4. ejaan Mashuri
    5. ejaan Chabar
7.    Dalam UUD 1945, Bab XV, Pasal 36. Bahasa Indonesia kedudukan bahasa Indonesia selaku …
    1. bahasa pengirim
    2. bahasa nasional
    3. bahasa persatuan
    4. bahasa penghubung
    5. bahasa negara
8.    Variasi bahasa dr sekelompok penutur yg jumlahnya relatif berada pada suatu tempat atau area disebut…
    1. komunikasi
    2. bahasa lokal
    3. bahasa daerah
    4. idiolek
    5. dialek
9.    Yang paling menonjol dlm idiolek untuk membedakan penuturnya ialah…
    1. warna bahasa
    2. pilihan kata
    3. gaya bahasa
    4. susunan kalimat
    5. diksi
10. Orang dgn dialek Banyumas berkomunikasi dgn orang yg berdialek Pekalongan, keduanya masih dapat saling mengetahui lantaran…
    1. kesamaan wilayah
    2. masih tergolong dlm bahasa Jawa
    3. berada dlm rumpun bahasa Indonesia
    4. adanya saling pengertian akan kebutuhan
    5. persamaan pola hidup di Jawa
11. Bahasa Indonesia dgn bahasa Melaysia dengan-cara lingusitik berasal dr rumpun bahasa yg sama, yg paling membedakan adalah karena adanya aspek…
    1. perbedaan kebudayaan
    2. politik
    3. ekonomi
    4. perbedaan sejarah
    5. sosial
12. Dalam dialek kronolek,  bidang yg terlihat bervariasi lantaran bidang ini mudah sekali berubah akibat perubahan sosial budaya yaitu …
    1. lafal
    2. ejaan
    3. morfologi
    4. leksikon
    5. sintaksis
13. Variasi bahasa yg berkenaan dgn status, golongan & kelas sosial para penuturnya disebut…
    1. dialek
    2. idiolek
    3. kronolek
    4. sosiolek
    5. bahasa setempat
14. “pagiku hilang sudah. Hari mudaku sudah pergi, kini petang membayang” kalimat tersebut menyatakan saya sudah renta. Hal ini biasa dipakai dlm ragam…
    1. ragam sastra
    2. ragam intime
    3. ragam santai
    4. ragam jurnalistik
    5. ragam perjuangan
15. Perhatikan ragam berikut:
1.    ragam perjuangan
2.    ragam militer
3.    ragam ilmiah
4.    ragam kalem
      Yang tergolong kombinasi bahasa menurut tingkat keformalannya ialah..
    1. 1 & 2
    2. 2 & 3
    3. 3 & 4
    4. 1 & 3
    5. 1 & 4
16. Ciri dr ragam ilmiah ialah..
    1. memiliki ciri eufoni serta daya ungkap yg paling tepat
    2. sederhana, komunikatif & ringkas
    3. lugas, jelas & bebas dr keambiguan
    4. tegas, dipenuhi aneka macam singkatan & singkatan
    5. memakai metafora & idiom
17. Variasi bahasa yg dipakai dlm pidato kenegaraan & rapat dinas menggunakan…
    1. ragam resmi
    2. ragam beku
    3. ragam kalem
    4. ragam jurnalistik
    5. ragam usaha
18. Penggunaan bahasa yg tak lengkap, pendek-pendek & dgn artikulasi yg seringkali tak terang adalah ciri dr ragam..
    1. ragam resmi
    2. ragam intime
    3. ragam kalem
    4. ragam beku
    5. ragam perjuangan
19. Pada penggunaan dialek kalau si pemakai dialek tak menyadari adanya perbedaan tersebut maka maka hal tersebut karena perbedaan…
    1. fonetik
    2. semantik
    3. onomasiologis
    4. semasiologis
    5. morfologi
20. Kata “Aceh” dapat dimaknai selaku suatu  suku, propinsi , wilayah  atau buah rambutan. Dalam pembedaan dialek disebut…
    1. Perbedaan fonetik
    2. Perbedaan semantik
    3. Perbedaan onomasiologis
    4. Perbedaan semasiologis
    5. Perbedaan morfologi
21.  Berikut ini bebrapa fungsi folklore bagi pendukungya menurut Bascom, kecuali
    1. sebagai alat yg menggembirakan & memberi hiburan
    2. selaku metode proyeksi
    3. selaku pengesahan budaya
    4. selaku alat pendidikan
    5. sebagai alat pemaksaan pemberlakuan norma
22. Ciri dr folklore bersifat pralogis, yaitu ….
    1. mempunyai versi yg berlainan-beda
    2. penciptanya tak diketahui dengan-cara pasti
    3. memiliki logika sendiri yg tak tertentu sesuai akal umum
    4. mempunyai pola & bentuk sendiri
    5. disebarkan relatif lama dlm bentuk tolok ukur
23. Peribahasan, bebasan, saloka termasuk tradisi lisan dlm kalangan …
    1. bahasa rakyat
    2. ungkapan tradisional
    3. pertanyaan tradisional
    4. puisi rakyat
    5. dongeng prosa rakyat
24. Tradisi lisan tembang Jawa tertua dimengerti berasal dr tahun 1600, kemudian dikembangkan oleh …
    1. pedagang
    2. abdi dalem kraton
    3. bangsawan kraton
    4. wali penyebar agama Isalm
    5. para pamong praja atau orang pemerintahan
25. Pada masa kini bahasa slang arti khusus atau bahasa rahasia disebut …
    1. cant
    2. shop talk
    3. colloquial
    4. sirkumlokusi
    5. pakem
26. Ceceng, cepo, cetiau, noban yaitu bahasa yg dipakai oleh komunitas…
    1. anak muda
    2. orang kota
    3. orang pintar
    4. pedagang
    5. mahasiswa
27. Dialek mampu mengalami keadaan membaik jikalau…
    1. didesak oleh Bahasa resmi
    2. dijadikan selaku muatan lokal dlm kurikulum pendidikan
    3. digunakan oleh orang-orang dlm satu komunitas
    4. dipakai di rumah
    5. dibentuk kamusnya
28. Beberapa hal yg memungkinkan diangkatnya bahasa Melayu menjadi bahasa persatuan ialah..
    1. bahasa Melayu telah usang menjadi bahasa pergaulan
    2. bahasa Indonesia gampang diterjemahkan ke dlm bahasa aneh
    3. bahasa Melayu susah dipahami oleh penggunanya
    4. bahasa Melayu sama dgn bahasa Indonesia
    5. bahasa resmi yg wajib digunakan oleh masyarakat
29. Tanggamo adalah tradisi lisan dr Gorontalo, Sulawesi Utara yg berbentuk
    1. teater boneka
    2. teater
    3. kisah rakyat
    4. lagu atau nyanyian
    5. puisi
30. Upaya pelestarian dialek berupa observasi. Adapun sumber tulis yg mampu digunakan ialah..
    1. para pemakai bahasa
    2. dialek yg digunakan
    3. kisah-kisah rakyat
    4. atlas bahasa
    5. lagu-lagu daerah
II.            KEGIATAN
Amatilah tradisi lisan yg meningkat di wilayah Anda, cobalah untuk mengumpulkan & menuliskan tradisi lisan tersebut & buatlah analisis bagaimana upaya untuk meningkatkan tradisi lisan tersebut
BACAAN UNTUK MEMPERDALAM MATERI
Depdiknas. 1998. Buku Paket Antropologi. Jakarta : PN Balai Pustaka
Dhohiri, Taufik Rohman dkk . 2006. Antropologi 1, SMA Kelas XI, Jakarta : Yudhistira
Haviland, W. A, .1999. Antopologi jilid I.  Jakarta : Erlangga
_____________ . 1999, Antropologi jilid II. Jakarta : Erlangga
Koentjoroningrat.  1992. Beberapa Pokok Antropologi Sosial. Jakarta : PT Dian Rakyat
_____________.1996, Pengantar Antropologi.  Jakarta : PT Rineke Cipta
Seokanto, S. 1987. Sosiologi Suatu Pengantar, Jakarta : Rajawali Press
Sri Agus . 2007. Antropologi untuk SMA kelas XI Progam Bahasa. Jakarta : Ganeca Exact