Dahulu periode, manusia menganggap bahwa bumi selaku sentra dari alam semesta. Hal ini karena penduduk dahulu melihat bahwa, matahari mengitari bumi dan meyakini bahwa memang matahari dan benda-benda langit yang lain juga mengitari bumi. Teori ini dikenal dengan teori geosentris.
Teori geosentris bertahan selama 1500 tahun. Teori ini tidak bisa mempertahankan kebenarannya, dan hasilnya gugur. Semakin maju ilmu pengetahuan dan teknlogi, akibatnya ditemukan teori gres ialah heliosenstris. Teori heliosentris yakni teori di mana bumi dan planet-planet mengitari matahari selaku pusat tata surya.
Tata surya ialah susunan benda langit di mana matahari sebagai pusat dari benda langit mirip planet, asteroid, meteorid, komet. Benda langit mengitari matahari sesuai dengan garis orbitnya. Benda langit mengitari matahari disebut dengan revolusi.
Asal Usul Tata Surya
Seperti yang telah dijelaskan bahwa matahari merupakan pusat tata surya. Perkembangan astronomi pun terus maju dan menyadari bahwa tata surya bukan lah pusat dari segala. Tata surya hanyalah bab dari galaksi. Galaksi kita adalah bima sakti, dan letak tata surya kita berada di posisi pinggir. Galaksi sendiri ada banyak, dan mampu digolongkan menurut bentuknya.
Dari klarifikasi tersebut, ternyata kita hanyalah tinggal dibagian kecil alam semesta ini. Dahulu, kita yang mengganggap bahwa bumi merupakan sentra dari tata surya juga keliru. Pertanyaan kini adalah, bagaiama bisa tata surya ini terbentuk? Adakah teori yang mampu menjelasaknya?
Para pakar astronomi pun melaksanakan penelitian dan mencari tahu asal seruan terbentuknya tata surya. Dari hasil penelitiananya, para ahli beropini bahwa tata surya sudah ada semenjak 4,5 milyar tahun lalu. Pendapat ini didasarkan pada observasi pada umut batuan yang ada di angkasa dan membandingkannya dengan batuan di bumi.
Dari banyak sekali teori pembentuan tata surya yang ada, terdapat teori yang menarik untuk dibahas ialah teori nebula. Apa sebenarnya teori nebula? Siapa pencentus teori nebula? Mari simak klarifikasi berikut ini.
Pengertian Teori Nebula
Teori nebula ialah teori pertama yang menjelasakan pembentukan tata surya. Teori ini ialah hasil fatwa dari Immanuel Kant pada tahun 1775. Kemudian pada tahun 1796, Pierre Marquis de Laplace menyempurnakan teori tersebut.
Teori nebula ialah teori di mana tata surya berasal dari kabut raksasa yang terbentuk dari abu, es, dan gas. Kabut itulah yang dinamakan dengan nebula. Gravitasi pada kabut nebula menjadikan kabut berputar. Perputaran kabut menyebkan panas, dan menjadi padat maka terciptalah matahari raksasa.
Matahari raksasa pun berputar, makin lama makin cepat putarannya. Karena cepatnya putaran tersebut menjadikan bahan penyusun matahari (gas, bubuk, batuan) terlempar, sedangkan matahari mengalami penyusutan ukuran. Hasil terlemparnya bahan ditarik oleh gravitasi besar dan menimbulkan terjadinya pemadatan dan mengalami proses pendinginan. Hasil dari pendinginan bahan inilah yang kita kenal dengan planet.
Sejarah Teori Nebula
Sejarah awal terbentuknya teori nebula ialah saat Thomas Wright dari Inggris dan ilmuwan mistik Emanuel Swedenborg dari Swedia, keduanya mungkin terinspirasi oleh sobat-teman teleskopik terbaru wacana awan-awan spiral yang terlihat redup, yang kita sebut galaksi. Teori ini segera diadopsi oleh filososif Jerman, Immanuel Kant, yang pada tahun 1755 menerbitkannya selaku salah satu esai ihwal alam dan sejarah langit.
Kant menilai bahwa pada mulanya, awan besar gas tersebar ke luar angkasa, meluas melampaui orbit Saturnus, lalu yang paling jauh dimengerti sebagai planet, pada jarak sekitar 900 juta mil dari Matahari. Nebula ini dengan perlahan ditarik ke dalam menuju gravitasinya. Kant lalu menganggap bahwa dengan demikian, gerak melingkar secara otomatis akan dimulai (sebuah kesalahan), dan alasannya adalah awal berkontraksi, kecepatan rotasi akan meningkat. Sebagaian besar awan gas akan memadat selaku Matahari pusat, yang mengambil rotasi dari awan yang berputar.
Namun gagasan ini, tampaknya tidak ada yang mengikutinya, alasannya adalah pada tahun 1796, mahir Matematika, Marquis Pierre Simon de Leplace, menerbitkan teori yang hampir sama, dan dia tampak tidak mengenali apapun tentang gagasan Kant. Tapi ia tahu ihwal teori tumbukan Buffon, dan menentangnya dengan beropini bahwa bahan yang memukul Matahari, kemudian mesti berputar dalam orbit-orbit yang sangat panjang dan hampir berupa bundar, benar-benar dibarengi oleh planet-planet. Keberatan ini yang kita pelajari sejak itu, tidak diterima.
Hipotesis Nebula Menurut Laplace
Laplace sudah mempublikasikan sebuah karya besar, Calestial Mechanics, perihal gerakan benda-benda langit, dan demikian sudah mendapatkan reputasi sebagai “Newton dari Perancis”. Dia melanjutkan dengan sebuah buku wacana Sistem Dunia dimana dia menyatakan teori barunya, Hipotesis Nebula.
Menjadi penulis ternama di zamannya perihal mekanika langit, dia tidak membuat kesalah besar perihal Kant dalam menetapkan asal-undangan yang tak mungkin wacana gerakan revolusi dan rotasi planet. Dia semata-mata menganggap bahwa Matahari telah berotasi, tanpa pertanyaan “mengapa”. Untuk menjelaskan awan yang luas, ia lebih jauh menganggap Matahari meledakkan dan mengeluarkan bab atmosfernya jauh melampaui orbit-orbit planet.
Sir William Herschel sudah melipatgandakan lebih dari dua, diameter yang dibutuhkan nebula dengan menemukan planet Uranus yang berputar pada jarak nyaris 1.900 juta mil dari Matahari. Tentang ledakan, Laplace menjelaskan, “mungkin telah terjadi alasannya adalah-sebab yang serupa seperti yang 1572 suatu bintang populer di Cassiopea. “Mengenai ledakan supernova yang jago tersebut, kita sekarang tahu pastinya lebih dari memadahi untuk menghasilkan yang luas mirip ini.
Penjelasan Hipotesis Nebula menurut Laplace
Menurut Leplace, rotasi orisinil Matahari dipindahkan ke nebula tersebut saat ledakan. Dan alasannya beliau berotasi, awan gas membentuk spiral, walaupun dalam skala lebih kecil, sebagaimana sudah kita peroleh sejak itu. Gravitasi pastinya, mempesona awan kedalam keluar.
Mula-mula rotasi itu lambat, dan gravitasi mendominasi sehingga awan menyusut secara perlahan ke ukuran lebih kecil. Tapi alasannya menjadi lebih kecil, kecepatan rotasinya meningkat, untuk alasan yang sama bahwa seseorang pemain skat berputarpelan dengan lengan yang direntangkan, secara datang-tiba mulai berputar bingung ketika lengannya turun mendekati tubuh. Alasannya yakni, kekonstanan saat-saat sudut, yang membutuhkan gerak cepat didekat sentra rotasi, untuk menjaganya sama dengan gerak lambat pada jarak keluar lebih jauh.
Bagaimana juga, awan berbentuk lensa milik Leplace, berputar lebih singkat sebagaimana ia menyusut, meningkatkan kecenderungan untuk sobek menjauh. Dia menerka bahwa sebagai kesudahannya, sebuah cincin gas luar akan memisah dari awan pusat, dan cincin ini kemudian akan berkumpuldi beberapa titik yang lebih padat untuk membentuk suatu bola gas, juga rotasi, dan kemudian dengan progresif memadat menjadi suatu bola padat atau planet.
Dengan awan nebula berotasi yang melepas cincin secara berurutan, beliau mengkalkulasikan formasi seluruh planet satu demi satu, dimulai dari yang paling luar. Dan dimanapun dalam proses penyusutan, pemutaran, dan pelepasan cincin-cincin, satelit-satelit planet dilahirkan dengan proses demikian.
Kelebihan Teori Nebula
Teori Nebula memiliki keunggulan jikalau dibandingkan teori lain yakni teori ini memaparkan bahwa tata surya itu datar serta orbitnya yang berbentuk mirip ellips planet mengitari matahari.
Kekurangan Teori Nebula
Setiap teori niscaya mempunyai keunggulan juga mempunyai kelemahan, begitu pun teori nebula. Adapun kelemahan teori nebula adalah masih kurangnya massa materi dalam gelang-gelang untuk menciptakan tarikan gravitasi. Selain itu kekurangan yang lain yakni teori ini tidak memenuhi kriteria, sebab momentum sudut terbesar harusnya pada planet, bukan pada matahari.
Sumber: Broms, Allan. 2010. Riwayat Alam Semesta. Yogyakarta: Penerbit Lukita.
Perbedaan Gerak Semu Harian Dan Tahunan Matahari