Jumlah (bilangan) Ya’juj Ma’juj itu lebih banyak dari jumlah insan selain Ya’juj Ma’juj dan mereka semua akan menjadi penghuni neraka Jahanam, alasannya adalah tidak ada yang beriman sama sekali. Pekerjaan mereka hanya merusak, di semua tempat mereka menggonggong seperti anjing, kencing dan berak di sembarang kawasan hingga tidak ada daerah yang lapang. Ya’juj Ma’juj tidak akan mati sebelum punya keturunan paling sedikit seribu, jika ada yang mati bangkainya tidak dikubur, namun dimakan oleh temannya sendiri. Gajah, hewan ternak, ayam, angsa, mentok dan semua binatang melata seperti katak, bekicot, ular dan sebagainya musnah sebab disantap mentah-mentah oleh Ya’juj Ma’juj. Air sungai Sehan, sungai Jaihun dan telaga Thabariyah kering kerontang (habis) lantaran diminum oleh Ya’juj Ma’juj. Manusia juga banyak yang mati alasannya adalah terkena panah Ya’juj Ma’juj.
Dikatakan oleh para mufassir sebagaimana yang telah dikatakan oleh Imam Ats-Tsalabi yang ditulis oleh Muhammad bin Ahmad bin Ilyas al-Hanafi dalam kitabnya yang bernama Badaai’iz Zuhuur fi Waqaai’id Duhuur pada bagian yang mengambarkan cerita Iskandar Dzulkarnain, yang isinya sebagai berikut:”pada zaman Ya’juj Ma’juj manusia besar kecil banyak yang mengalami kerusakan sebab dipatuk oleh Ya’juj Ma’juj. Alhasil, susah payahnya insan pada waktu itu tidak bisa diukur sama sekali, sebab pekerjaan Ya’juj Ma’juj itu sifatnya tidak cuma menyesatkan juga menghancurkan segala sesuatu tanpa pandang bulu, tanam-tumbuhan dan pohon-pohonan yang jadi sumber penghidupan insan banyak yang tumbang karena dirusak oleh Ya’juj Ma’juj yang aneka macam jumlahnya. Bumi juga luluh lantah alasannya diobrak-abrik oleh Ya’juj Ma’juj kecuali kota Makkah, Madinah, Baitul Maqdis dan gunung Thur. Keempat kawasan tersebut tidak bisa dimasuki oleh Ya’juj dan Ma’juj karena dijaga oleh para malaikat.