√ Pengertian Dan Proses Sintesis Protein

Pengertian dan Proses Sintesis Protein – Protein merupakan senyawa kimia organik yang sungguh dibutuhkan semua organisme. Protein memiliki peranan yang cukup vital bagi tubuh. Ditemukan bahwa protein ialah salah satu senyawa dasar penyusun suatu organisme. Hal ini sesuai dengan teori asal usul makhluk hidup yang dibuktikan oleh percobaan Stanley Miler berdasarkan hipotesis Harold Urey. Dalam percobaannya, menggunakan senyawa – senyawa anorganik (metana, ammoniak, air, dan hidrogen) dengan segala bentuk rangkaian percobaannya dihasilkan asam amino yang merupakan unit dasar penyusun protein. Oleh sebab itu, protein merupakan penyusun dasar dari kehidupan. Protein di dalam badan mempunyai peran struktural dan fungsional. Protein merupakan penyusun dasar membran sel, enzim, hormon, antibodi, dan lainnya. Sementara partikel – partikel di dalam badan yang tersusun atas protein tersebut menjalankan fungsi yang berhubungan dengan metabolisme di dalam tubuh organisme.

Sintesis protein yaitu sebuah metabolisme penyusunan / pembuatan protein (anabolisme) yang terjadi pada semua makhluk hidup. Proses ini berjalan sepanjang masa dalam siklus hidup suatu organisme. Tubuh organisme akan senantiasa mensintesis protein sesuai dengan keperluan badan. Kita sudah tahu bahwa protein memerankan peran utama sebagai penyusun struktural dan fungsional pada suatu organisme, dan peranan kecil yang lain yakni sebagai energi cadangan. Oleh karena itu, protein sungguh penting bagi tubuh. Protein dibuat dengan polimerisasi asam amino. Susunan asam amino pada sebuah protein akan menentukan ciri khas dari protein tersebut. Selain itu, proses sintesis protein ialah cerminan cara kerja gen dalam mengatur sifat (fenotip) sebuah organisme. Seluruhnya proses sintesis protein berlangsung atas urutan DNA yang mengkode gen tertentu.

  Fauna Oriental

Tahapan sintesis protein di dalam sel tubuh:

Daftar Isi

1. Transkripsi

Transkripsi ialah proses pencetakan aba-aba genetik asam amino. Tahapan ini berlangsung di dalam inti sel. Yang dimaksud dengan pencetakan yaitu arahan – instruksi asam amino dibentuk berdasarkan cetakan dari ranta DNA. Kita sudah mengenali bahwa DNA merupakan senyawa rantai ganda polinukleotida. Salah satu rantai dari DNA akan menjadi pola cetakan pembuatan mRNA yang ialah pembawa pesan untuk sintesis protein. Rantai DNA yang dijadikan teladan cetakan disebut DNA sense, sementara yang lainnya yakni anti sense. Inti dari tahapan ini adalah membentuk isyarat genetik asam amino untuk sintesis protein tertentu berdasarkan urutan basa nitrogen di DNA. mRNA adalah pembawa pesan (messanger RNA / RNA pembawa pesan), yang membawa “pesan” yang akan diterjemahkan untuk membuat protein tertentu.

Tahapan transkripsi:

a. Enzim helikase membuka pilinan rantai ganda DNA

b. RNA transkiptase mengawali transkripsi di titik promotor pada rantai DNA

c. Pemanjangan rantai RNA yang terbentuk dikatalisis oleh RNA polimerase yang menjinjing basa nitrogen daerah pencetakan. Ingat bahwa dalam pencetakan instruksi genetik ini akan dibuat mRNA yang urutan basa nitrogennya berlawanan dengan pada rantai DNA sense. Basa purin akan berpasangan dengan basa pirimidin. Remember this that basa pirimidin RNA yaitu urasil dan sitosin. Sehingga jikalau urutan basa nitrogen di rantai DNA yaitu adenin (A), sitosin (S), guanin (G), timin (T), dst., maka urutan basa nitrogen pada mRNA ialah urasil (U), guanin (G), adenin (A), dst.

d. Rantai mRNA akan memisahkan diri dari untai DNA sesudah mendapatkan kodon stop. mRNA akan meninggalkan inti menuju sitoplasma untuk tahapan translasi, sementara rantai DNA akan ditutup kembali.

  Jelaskan Pengaruh Hormon Testosteron Pada Proses Spermatogenesis!


style=”display:inline-block;width:336px;height:280px”
data-ad-client=”ca-pub-9290406911233137″
data-ad-slot=”2698768695″>

2. Translasi

Translasi ialah tahapan penerjemahan arahan genetik yang dibawa oleh mRNA untuk ditranslasikan menjadi asam amino. Tahapan ini berjalan di ribosom yang terdapat di sitoplasma. Urutan basa nitrogen pada mRNA merupakan urutan instruksi genetik asam amino. Tiap tiga basa nitrogen pada mRNA merupakan kodon atau kode genetik asam amino tertentu. Kombinasi tiga basa nitrogen (triplet)) ini membentuk 64 kodon. Terdapat 20 jenis asam amino di alam yang dikode oleh lebih dari satu kodon.

Tahapan translasi:

a. mRNA meninggalkan inti membawa instruksi asam amino menuju sitoplasma

b. mRNA akan berikatan dengan ribosom yang ialah tempat penerjemahan isyarat genetik pada mRNA. Ribosom akan berlangsung sepanjang mRNA untuk membaca arahan genetik pada mRNA dan memberitahukannya kepada tRNA (translasi RNA / RNA penerjemah). tRNA akan menjinjing asam amino sesuai dengan instruksi genetik pada tRNA yang telah dibaca oleh ribosom. Tahapan ini disebut dengan inisiasi.

c. tRNA ialah antikodon mRNA. tRNA akan berikatan dengan mRNA dengan menyocokkan asam amino sesuai dengan instruksi mRNA. Dengan demikian urutan basa nitrogen tRNA akan berlawanan dengan mRNA (purin akan berpasangan dengan pirimidin). Pada proses translasi, kodon mRNA yang telah dibaca oleh ribosom akan direspon oleh tRNA dengan membawa asam amino yang cocok. tRNA dari sitoplasma masuk ke dalam ribosom untuk berikatan dengan mRNA. Asam amino yang dibawa oleh tRNA akan ditempatkan di sisi translasi ribosom untuk membentuk suatu ikatan protein. tRNA lalu memisahkan diri dari mRNA dan kembali ke sitoplasma. Ribosom bergeser membaca kodon lain dari mRNA, tRNA lain menenteng asam amino yang tepat dengan kodon dan begitu seterusnya hingga terdapat kodon stop (UAA; UAG; UGA) yang memiliki arti proses translasi rampung.

  Bila hati tidak mampu menghasilkan empedu,

d. Terbentuk rantai polipeptida (protein). Asam amino – asam amino yang dibawa oleh tRNA ke ribosom ini akan diikatkan satu sama lain dengan ikatan peptida. Setelah akhir proses translasi maka akan terbentuk sebuah protein yang mempunyai ciri khas untuk tujuan tertentu. Misalnya sintesis protein kolagen dengan keratin akan memiliki komposisi asam amino yang berlawanan. Dengan demikian, pengaturan sintesis protein di dalam badan akan ditentukan menurut kebutuhan badan.

e. Pengepakan. Setelah terbentuk protein, maka nasib protein berikutnya tergantung pada tempat dimana beliau diterjemahkan. Protein yang dibentuk di ribosom yang menempel pada retikulum endoplasma umumnya akan didistribusikan ke sel lain maka akan masuk ke retikulum endoplasma untuk dibungkus dalam bentuk vesicle, misalnya menyerupai hormon. Sementara sintesis protein yang berlangsung di ribosom sitoplasma sanggup merupakan protein yang hendak digunakan eksklusif oleh sel tersebut, mirip contohnya enzim metabolisme atau struktur membran sel.


Sumber https://www.kakakpintar.id