Laporan Kimia Dasar – Kelompok Dan Identifikasi Unsur

PERCOBAAN II
I.                  JUDUL PRAKTIKUM
GOLONGAN DAN IDENTIFIKASI UNSUR
II.               HARI, TANGGAL
SENIN, 4 NOVEMBER 2013
III.           TUJUAN PERCOBAAN
1.      Mengkaji kesamaan sifat komponen-komponen dalam tabel terjadwal
2.      Mengamati uji nyala dan dan reaksi beberapa komponen alkali dan alkali tanah
3.      Mengenali reaksi air klorin dan halida
4.      Menganalisis larutan anu yang mengandung bagian alkali atau alkali tanah dan halida
IV.           PERTANYAAN PRA PRAKTEK
1.      Tuliskan komponen-unsur yang termasuk kelompok IA (Alkali) dan kalangan IIA (Alkali Tanah)
Jawab :


a.       Golongan IA
          Hidrogen (H)
          Litium (Li)
          Natrium (Na)
          Kalium (K)
          Rubidium (Rb)
          Sesium (Cs)
          Fransium (Fr)
b.      Golongan IIA
          Berilium (Be)
          Magnesium (Mg)
          Kalsium (Ca)
          Strontium (Sr)
          Barium (Ba)
          Radium (Ra)


2.      Selesaikan persamaan reaksi berikut:
Jawab :
a.       CaCl2 + (NH4)2CO3 à CaCO3 + 2NH4Cl
b.      BaCl2 + (NH4)2CO3 à BaCO3 + 2NH4Cl
c.       2NaCl + (NH4)2CO3 à Na­2CO3 + 2NH4Cl
d.      NaCl + Cl à Tidak terjadi reaksi
e.       2NaBr + Cl2 à 2NaCl + Br2
f.       2NaI + Cl2 à 2NaCl + I2
3.      Apa fungsi penambahan CCl4 dalam percobaan C?
Jawab :
Untuk mengidentifikasi bagian-unsur ada tidaknya pengendapan
V.               LANDASAN TEORI
Uji nyala dapat diperhatikan dari larutan yang jumlahnya sungguh sedikit dengan memakai kawat nikrom. Dengan mencelupkan kawat nikrom kedalam larutan lalu membakarnya pada nyala api yang panas (api yang biru) akan dapat diperhatikan warna nyala dari unsur tersebut. Larutan yang dipakai adalah larutan garam dari unsur tersebut. Setiap bagian akan menawarkan warna nyala yang berlainan, contoh : larutan natrium memperlihatkan nyala kuning, larutan tembaga nyala hijau, larutan litium nyala merah.

Nyala menjadi ciri khas unsur-komponen. Warna nyala kuning tajam merupakan cara yang simpel untuk memilih unsur natrium. Inilah sebabnya uji nyala dapat dipakai untuk memilih larutan yang tidak dikenali.
Garam halida dan alkali dan alkali tanah mampu bereaksi dengan halogen yang lebih bersifat pengoksidasi, sehingga terbentuk halogen dari halida tersebut. Urutan kekuatan pengoksidasi yakni F2 > Cl2 > Br2 > I2 . F2 mampu mengoksidasi Cl menjadi Cl2 dan Cl2 mampu mengoksidasi Brmenjadi Br2 dan seterusnya. Sedangkan Br2 tidak dapat mengoksidasi Cl menjadi Cl2. Reaksinya dapat dilihat selaku berikut:
            Cl2 + Br à Cl+ Br2
                Cl2 + I­à Cl+ I2
                Br2 + Cl à tidak bereaksi
            Dalam reaksi ini untuk mendapatkan klorin mampu dibentuk air klorin dengan jalan memanaskan adonan MnO2 dengan HCl 6 M. pemanas yang dipakai cukup lampu spirtus. Gas yang terbentuk dialirkan kedalam air suling. Persamaan reaksi :
MnO2 + 4HCl à MnCl2 + 2H2O + CL2 (Epinur, dkk.2013:25-26).
            Unsur-unsur halogen dalam tata cara periodik termasuk dalamgolongan VIA. Pembuatan komponen-komponen ini mampu dijalankan dilaboratrium dengan cara yang tidak terlampau sukar. Pembuatan klor menurut pada oksidasi ion klorida :
2Cl + Konduktor à Cl2 + hasil reduksi
            Oksidator-oksidator yang mampu dipakai dalam larutan asam, contohnya MnO2, MnO4, Cr2O7-2, PbO2. Pembuatan brom juga menurut oksidasi ion Br oleh oksidator-oksidator seperti yang dipakai pada pembuatan klor. Selain dari pada itu, brom mampu juga dibuat dengan mengoksidasi ion bromida dengan klor.
Cl2 + 2Br à 2Cl+ Br2
Sedangkan Yod, I2, mampu dibentuk dengan mengoksidasi ion I
Cl2 + 2I­à 2Cl+ I2
Yod yang mengendap dipisahkan dengan cara penyaringan dari sebuah yodat, misalnya natrium yodat, NaIo2. Yod dapat diperoleh dengan cara mereduksinya dengan natrium hidrogen sulfit. Dari harga potensial elektroda dapat diketahui bahwa Cl2 mampu mengoksidasi ion bromida dan ion yodida.
Logam-logam alkali tanah dan alkali disebut logam-logam ringan, oleh karena itu massa jenisnya kecil. Semua logam ini bereaksi berpengaruh dengan air, membebaskan hidrogen dan menciptakan basa yang besar lengan berkuasa. Unsur ini mempunyai elektron valensi 1 dibandingkan antara bagian-bagian dalam 1 perioda, maka jari-jari atom logam alkali yang terbesar. Elektron valensi itu mudah dilepas sehingga logam-logam alkali termasuk bagian yang paling elektropositif. Dalam kelompok ini, makin kebawah kian relatif.
Logam-logam alkali tanah, mempunyai 2 elektron valensi yang tingkat oksidasinya cuma 1 yaitu +2. Unsur ini mampu juga dikenal dengan menilik warna nyala dari pergeseran garam-garamnya (Ahmad Hiskia. 1993:119-126).
Unsur-komponen dalam 1 kalangan memiliki banyak persamaan sifat kimianya. Sifat-sifat kimia diputuskan oleh elektron valensinya, ialah elektron yang terdapat pada kulit lintasan yang terluar, karena elektron valensi bagian yang segolongan sama dengan sendirinya sifat kimianya juga sama.
a.       Golongan IA
Unsur kelompok ini sangat elektropositif dan reaktif. Karena bagian ini kereaktifannya tidak terdapat dalam keadaan bebas dialam. Fransium ialah unsur yang radioaktif. Semua komponen kelompok ini ialah reduktor yang kuat dan mempunyai massa jenis yang rendah. Dalam nyala bunsen ion litium berwarna merah, natrium kuning, kalium ungu, rubidium merah dan sesium biru.
b.      Golongan VIIA
Unsur golongan ini sangat elektronegatif, artinya gampang membentuk ion nesotif x1. Unsur ini membentuk molekul diatomik F2, Cl2, Br2, dan I2. Pada suhu klor berupa gas kuning yang kehijauan, brom berbentukcairan yang merah coklat. Iod berupa zat padat hitam dan flor berbentukgas yang kekuning-kuningan.
c.       Gas Mulia
Golongan terdiri atas bagian helium, neon, argon, kripton, ksenon, dan radon. Beberapa sifat dari komponen golongan ini. Atom dari gas mulia ini semua mempunyai susunan elektron yang sarat yakni 8 elektron. Pada kulit lintasan terluar konfigurasi elektron yang demikian bersifat sangat stabil, oleh alasannya adalah itu selama bertahun-tahun tidak diketahui senyawa dari bagian gas mulia. Baru pada tahun 1962 M Bartlet mendapatkan bahwa ksenon dapat bereaksi dengan Pt. F6 membentuk XePtF6 sejak didapatnya senyawa ksenon maka para jago banyak menilik wacana senyawa gas mulia. Dari ksenon sudah dikenal banyak senyawa mirip : XeF2, XeF6, XeOF4, XeO2F2 dan XeO3.
d.      Unsur-Unsur Transisi
Pada tiap-tiap kala panjang antara golongan IIA dan IIIA terdapat bagian-bagian yang dinamakan komponen transisi. Unsur-unsur tersebut adalah bagian dengan nomor atom = 21-30, 34-48, 57-78, dan 89-120. Semua komponen transisi bersifat logam, kecuali emas (kuning) dan tembaga (merah). Unsur-unsur ini mirip besi atau timah. Persamaan sifat kimia terlihat lebih pada satu kala ketimbang dalam satu kalangan. Terutama unsur dalam kelompok VIIIB sungguh seperti satu sama dengan lainnya. Pada umumnya logam-logam ini :
1.      Jumlah eektron pada kulit terluar yang tetap
2.      Titik lebur dan titik didih tinggi
3.      Jari-jari atom yang hampir sama
4.      Energi potensialnya cuma sedikit bertambah besar dengan bertambahnya nomor atom (Sukardjo.1990:375-377).
Setelah komponen-bagian kimia didapatkan dalam jumlah yang lumayan banyak, orang berusaha mempelajari bagian-komponen kimia tersebut secara sistematik. Berbagai usaha sudah dikerjakan untuk mengadakan penggolongan unsur-bagian atas dasar kesamaan sifat-sifat tertentu.
Usaha yang mula-mula ialah menggolongkan bagian-unsur menjadi logam dan bukan logam. Unsur-unsur mirip emas, perak, dan tembaga termasuk kelompok logam, sedang bagian-komponen seperti oksigen, nitrogen, dan welirang tergolong golongan bukan logam. Penggolongan ini lalu ternyata kurang memuaskan karena adanya unsur-komponen yang memiliki sifat antara logam dan bukan logam, seperti arsen dan antimen.
Penggolongan unsur berikutnya adalah penggolongan berdasarkan valensi dari komponen-bagian, penggolongan ini juga kurang memuaskan sebab unsur-komponen yang memiliki valensi sama, mirip natrium dan klor, tetapi sifatnya sungguh berlawanan.
Setelah adanya teori atom Dalton, orang berupaya menghubungkan sifat-sifat dari banyak sekali komponen dengan berat atomnya. J.W. Dobereiner pada tahun 1817 menyusun komponen-bagian yang sifatnya sama dengan masing-masing kalangan terdiri atas 3 bagian golongan ini disebutnya triade. Ia menerima bahwa dalam satu triade, maka berat atom bagian yang tengah sama dengan rata-rata dari berat atom sebelum dan sesudahnya.
Penggolongan komponen berikutnya ialah penggolongan yang diadakan oleh J.A Newlands pada tahun 1864-1866. Unsur-komponen yang pada waktu itu telah dikenal disusun berdasarkan berat atom yang makin besar. Ia menerima bahwa komponen yang kedelapan dari sebuah bagian, memiliki sifat-sifat yang sama dengan unsur yang ditinjau. Kaprikornus setelah setiap tujuh bagian terdapat pengulangan sifat kimianya. Dengan demikian didapatkan deretan bagian-unsur yang terdiri atas tujuh bagian. Oleh karena itu hal ini menyerupai tangga musik, Newlands menamakannya aksara oktaf dari sebuah bagian-unsur tersebut (Soetopo.1990:366-368).
Unsur-bagian menyusun wacana pengerjaan klorin skala industri dan kaitannya dengan 2 senyawa basa yang penting yaitu natrium karbonat dan natrium hidroksida. Unsur ini dari beberapa senyawa sangat reaktif dan beracun, namun senyawa yang lain sungguh berlainan jauh sifatnya dari senyawa dipilih untuk dimanfaatkan sifatnya yang lembab (inert) dan tidak beracun. Pada keadaan yang benar, flourin membentuk senyawa dengan nyaris semua unsur, satu-satunya pengecualian yakni dengan helium, neon, dan argon.
Kimiawan Swedia Karl Wilhen Scheele pada tahun 1774 dan membuatnya dalam bentuk komponen lewat reaksi asam klorida dengan pirolusit, sebuah mineral yang mengandung MnO2 :
4HCl (aq) + MnO2 (g) à Cl2 (g) + MnCl2 (aq) + 2H2O (l)
Schele tidak menyadari bahwa gas kuning kehijauan yang dihasikannya ialah unsur dan hal ini terus berlangsung hingga Humpsy Davy mengidentifikasinya pada tahun 1811 dan menamainya (kata yunani, chlorus mempunyai arti “hijau”). Sementara itu Berthallet dan Clesaussare sudah mendeskripsikan sifat pemutih dari klorin pada tahun 1786. Namun demikian klorin kurang membuat puas dalam beberapa hal: zat ini akan merusak busana kecuali dipantau dengan cermat.
Klorin, Bromin, dan Iodin memiliki lebih banyak kesamaan sifat stu sama lain daripada dengan Flourin, yang sifat-sifat terutama mendeskripsikan bikinan Klorin dan peranannya dalam pembuatan zat pemutih (David Oxtoby.2003:246, 247-249).
Dalam bagian-unsur halogen menerangkan sifat mencolokdari non logam Flour dan Klor(dan sedikit perihal Brom dan Iod), berdasar sifat-sifat atom dan fisiknya kita membahas kecenderungan kuat dari atom F dan Cl untuk menarik elektron yang mengakibatkan bentuk yang sering didapatkan dialam, ialah bentuk ion F dan Cl, serta kesusahan dalam pengerjaan bagian murni dan bentuk ionnya.
Brom secara komersial dihasilkan lewat ekstraksi dari air maritim, yang mengandung sekitar 70 ppm Br. Mula-mula pH air maritim dijadikan 3.5 dan direaksikan dengan Cl2 (g) + 2Br (aq) à Br2 (aq) + 2Cl (aq).
Penggunaan Br2 yang terpenting yakni pengerjaan etilena dibrimida (C2H4B12) ialah aditif dalam bensin. Fungsinya ialah untuk bereaksi dengan timbal dan atitif anti tetap (anti knock), tetrae timbal, menciptakan timbal (II) bromida yang volatif antara lain ialah dalam pengerjaan senyawa organik mirip zat pewarna, obat-obatan, bahan fumigasi dan pestisida.
Iod mampu diperoleh dalam jumlah kecil dari ganggang laut yang dikeringkan, alasannya beberapa tumbuhan laut mampu menyerap dan mengikatkan 1 secara selektif dan kehadira I dan Br‑­ dari sisi komersial, Iod kurang penting dibanding klor dan Brom, sekalipun senyawanya dapat dipraktekkan sebagai katalis, dalam bidang medis dan pengerjaan emulsi potografi (AgI).
Golongan logam alkali merupakan kalangan dari logam yang aktif paling aktif. Logam-logam tersebut menunjukkan energi ionisasi yang rendah, kesempatanelektrodanya besar dan negatif. Kesimpulan bahwa pada umumnya keanekaragaman sifat dalam kelompok ini mudah diramalkan sisi keberkalan. Beberapa penyimpangan utamanya ditunjukkan oleh anggota utama ialah Li.
Beberapa perbendaan Litium dan senyawanya dibanding logam alkali :
1.      Kelarutan senyawa karboner, fluorida, hidroksida, dan fosfatnya rendah.
2.      Kemampuan membentuk Nitrida (LI3N).
3.      Pembentuk oksida normal (LI2O), Bukan peroksida atau superoksida.
4.      Jika dipanaskan, terkadi pengunraian senyawa karbonat dan hidroksidanya menjadi oksida.
            Dalam kalangan logam alkali, perbedaan ini disebabkan oleh tingginya rapat muatan (ialah nisbah muatan kation terhadap jari-jari kation) pada Li+ dibanding ion logam alkali lainnya.
            Ion logam IIA, suit direduksi menjadi logam bebas, alasannya adalah harga berpeluang reduksinya besar dan negatif. Senyawa-senyawa logam alkali tanah sebagaimana telah diuraikan kation alkali tanah mempunyai rapatan muatan konkret yang tinggi. Apabila tergantung dengan anion tertentu, kation tersebut akan memberi energi kisi yang tinggi dan garam-garamnya dapat sedikit larut atau tidak larut dalam air (Raip H Pertucci.1993:51-53, 96-106).
VI.           ALAT DAN BAHAN
1.      Uji nyala untuk bagian alkali dan alkali tanah


a.       Alat
Ø  Tabung reaksi 6 buah
Ø  Kawat nikrom
Ø  Nyala bunsen
Ø  Rak
b.      Bahan
Ø  Larutan BaCl2 0.5 M
Ø  Larutan CaCl2 0.5 M
Ø  Larutan LiCl 0.5 M
Ø  Larutan KCl 0.5 M
Ø  Larutan NaCl 0.5 M
Ø  Larutan SrCl 0.5 M
Ø  Larutan HCl 12 M pekat


2.      Reaksi-reaksi unsur alkali dan alkali tanah


a.       Alat
Ø  Tabung
Ø  Lembar laporan
b.      Bahan
Ø  1 ml larutan amonium karbonat 0.5 M
Ø  2 ml larutan barium, kalsium, litium, kalium, natrium dan strontium
Ø  I ml larutan amonium fosfat 0.5 M
Ø  Air suling


3.      Reaksi-reaksi halida


a.       Alat
Ø Tabung reaksi 3 buah
b.      Bahan
Ø NaCl 0,5M, NaBr 0,5M, NaI 0,5M
Ø 1 ml karbon tetraklorida
Ø 1 ml air klorin
Ø 5 tetes asam nitrat encer


4.      Analisis larutan anu


a.       Alat
Ø Tabung reaksi 3 buah
b.      Bahan
Ø Larutan anu (x)
Ø 1 ml amonium karbonat
Ø 1 ml amonium sulfat
Ø 1 ml amonium fosfat
Ø 1 ml larutan anu (y)
Ø 1 ml karbon tetrakorida
Ø 1 ml air klorin
Ø Setetes asam nitrat
V.               PROSEDUR KERJA
A.    Uji Nyala untuk Unsur Alkali dan Alkali Tanah
Masing-masing 2 ml larutan BaCl2 0,5M, NaCl 0,5M, LiCl 0,5M, KCl 0,5M, CaCl2 0,5M, dan SrCl 0,5M
          Dimasukkan masing-masing kedalam tabung reaksi
Kawat Nikrom
          Dipanaskan pada bab biru nyala bunsen
          Dicelupkan pada larutan Barium
          Dibersihkan kawat kedalam larutan HCl pekat (12M) & panaskan sampai merah
          Ulangi uji nyala untuk larutan Kalsium, Litium, Kalium, Natrium, dan Strontium
Hasil Pengamatan

B.     Reaksi-Reaksi Unsur Alkali dan Alkali Tanah
BaCl2 0,5M
CaCl2 0,5M
LiCl 0,5M
KCl 0,5M
NaCl 0,5M
SrCl 0,5M
          Ditambah 1 ml larutan amonium karbonat 0,5M
Hasil Pengamatan
          Tabung reaksi dibilas dengan air suling
BaCl2 0,5M
CaCl2 0,5M
LiCl2 0,5M
KCl 0,5M
NaCl 0,5M
SrCl 0,5M
          Ditambah 1 ml larutan amonium fosfat 0,5 M
Hasil Pengamatan
          Tabung reaksi dibilas dengan air suling
BaCl2 0,5M
CaCl2 0,5M
LiCl2 0,5M
KCl 0,5M
NaCl 0,5M
SrCl 0,5M
          Ditambah 1 ml larutan amonium sulfat 0,5 M
Hasil Pengamatan
C.    Reaksi-Reaksi Halida
1 ml larutan NaCl 0.5M
1 ml larutan NaBr 0.5M
1 ml larutan NaI 0.5M
          Ditambahkan 1ml karbon tetraklorida, 1ml air klorin dan 5tetes asam nitrat encer (6M)
          Kocok setiap tabung
Hasil Pengamatan
D.    Analisis larutan Anu
Larutan Anu (x)
          Dilakukan uji nyala
          Dicatat hasil observasi
          Dimasukkan kedalam 3 tabung reaksi dan tambahkan


1 ml amonium karbonat
1 ml amonium fosfat
1 ml amonium sulfat
          diperhatikan
Hasil Pengamatan
VI.           DATA PENGAMATAN
A.    Uji Nyala Unsur Alkali dan Alkali Tanah
No.
Zat
Warna Nyala
Keterangan
1.
CaCl2
Merah
Alkali Tanah
2.
BaCl2
Kuning
Alkali Tanah
3.
SrCl2
Merah
Alkali Tanah
4.
KCl
Ungu
Alkali
5.
NaCl
Orange
Alkali
6.
LiCl
B.     Reaksi-Reaksi Unsur Alkali dan Alkali Tanah

No.
Zat
Pereaksi
EDP
TR
1.
2.
3.
4.
5.
6.
CaCl2
BaCl2
SrCl2
KCl
NaCl
LiCl
(NH4)2CO
ü  
ü  
ü  
ü  
ü  
No.
Zat
Pereaksi
EDP
TR
1.
2.
3.
4.
5.
6.
CaCl2
BaCl2
SrCl2
KCl
NaCl
LiCl
(NH)3PO4
ü  
ü  
ü  
ü  
ü  
No.
Zat
Pereaksi
EDP
TR
1.
CaCl2
(NH4)2SO4
ü  
2.
BaCl2
ü  
3.
SrCl2
ü  
4.
KCl
ü  
5.
NaCl
ü  
6.
LiCl
C.     Reaksi-Reaksi Halida
No.
Zat
Warna Nyala
1.
NaCl + Cl2
Bening
2.
NaBr + Cl2
Orange kekuningan
3.
NaI + Cl2
Merah
D.    Analisis larutan Anu
a.       Zat X
·         Warna nyala zat X = ungu
·         X + (NH4)2CO3 à TR
·         X + (NH)3PO4 à TR
·         X + (NH4)2SO4 à TR
Kesimpulan : Zat ini yakni KCl
b.      Zat Y
Zat Y + CCl4 + HNO3 à  Ada Endapan
Warna Lapisan CCl4 = merah bata
Kesimpulan : Zat ini ialah NaI
VII.        PEMBAHASAN
A.    Uji Nyala untuk Unsur Alkali dan Alkali Tanah
Unsur-unsur golongan alkali dan alkali tanah ialah unsur yang sangat reaktif. Unsur-unsur kelompok alkali dan alkali tanah juga memberikan warna yang berlawanan pada nyala api. Uji nyala lazimnya digunakan untuk mengidentifikasikan bagian alkali dan alkali tanah. Elektron dalam atom dapat berpindah dari kulit yang satu ke kulit lainnya. Bila elektron berpindah dari kulit yang lebih rendah akan terjadi pelepasan energi dalam bentuk radiasi elektromagnetik dengan panjang gelombang tertentu. Jika radiasi tersebut dalam sinar tampak, maka akan terihat warna.
Berikut ini hasil pengujian warna nyala pada komponen-bagian golongan alkali dan alkali tanah yang telah dilaksanakan.
·         Golongan alkali dan warna nyala
1.      KCl           : Ungu
2.      NaCl          : Orange
3.      LiCl           : Tidak dipraktikumkan
·         Golongan alkali tanah dan warna nyala
1.      CaCl2         : Merah
2.      BaCl2         : Kuning
3.      SrCl          : Merah
Berdasarkan hasil percobaan diatas, pengujian warna nyala pada bagian-unsur golongan alkali dan alkali tanah sesuai dengan teorinya kecuali unsur kelompok alkali NaCl yang berwarna Orange, sebab warna NaCl bahu-membahu adalah Kuning. Hal ini disebabkan kurang telitinya dalam menyaksikan warna yang tampak pada nyala (bunsen).
B.     Reaksi-Reaksi Unsur Alkali Tanah
Dari percobaan reaksi-reaksi alkali tanah dengan (NH4)2CO, (NH)3PO4, dan (NH4)2SO4. Pada umumnya reaksi dengan alkali tanah terdapat endapan, hal ini disebabkan hasil kali kelarutan ion alkali tanah > ion-ion alkali. Sedangkan komponen-bagian golongan alkali tidak terjadi endapan pada reaksi tersebut.
a.       Reaksi-reaksi unsur alkali dan alkali tanah yang berekasi dengan (NH4)2CO
·         Unsur Golongan Alkali
KCl + (NH4)2CO à TR (Tidak mengalami pengendapan atau tidak terjadi reaksi)
NaCl + (NH4)2CO à TR (Tidak mengalami pengendapan atau tidak terjadi reaksi)
LiCl + (NH4)2CO à tidak diprktikumkan
·         Unsur Golongan Alkali Tanah
CaCl2 + (NH4)2COà CaCO3  + 2NH4Cl (mengendap)
BaCl2 + (NH4)2COà BaCO3 + 2NH4Cl (mengendap)
SrCl2 + (NH4)2CO à SrCO3 + 2NH4Cl (mengendap)
b.      Reaksi-reaksi komponen alkali dan alkali tanah yang berekasi dengan (NH)3PO4
·         Unsur Golongan Alkali
KCl + (NH)3PO4 à TR (Tidak mengalami pengendapan atau tidak terjadi reaksi)
NaCl + (NH)3PO4 à TR (Tidak mengalami pengendapan atau tidak terjadi reaksi)
LiCl + (NH)3PO4 à tidak dipraktikumkan
·         Unsur Golongan Alkali Tanah
3CaCl2 + 2(NH)3PO4 à Ca3(PO4)2 + 6NH4Cl (mengendap)
3BaCl2 + 2(NH)3PO4 à Ba3(PO4)2 + 6NH4Cl (mengendap)
3SrCl2 + 2(NH)3PO4 ­à Sr3(PO4)2 + 6NH4Cl (mengendap)
c.       Reaksi-reaksi komponen alkali dan alkali tanah yang berekasi dengan (NH4)2SO4
·         Unsur Golongan Alkali
KCl + (NH4)2SO4 à TR (Tidak mengalami pengendapan atau tidak terjadi reaksi)
NaCl + (NH4)2SO4 à TR (Tidak mengalami pengendapan atau tidak terjadi reaksi)
LiCl + (NH4)2SO4 à tidak dipraktikumkan
·         Unsur Golongan Alkali Tanah
BaCl2 + (NH4)2SO4 à BaSO4 + 2NH4Cl (mengendap)
CaCl2 + (NH4)2SO4 à CaSO4 + 2NH4Cl (mengendap)
SrCl2 + (NH4)2SO4 à SrSO4 + 2NH4Cl (mengendap)
Berdasarkam data tabel hasil observasi, maka terdapat kesamaan sifat komponen-bagian, adalah kesamaan sifat unsur-bagian segolongan, misalnya : pada unsur alkali, yakni K, Na, dan Li yang tidak terjadi reaksi oleh larutan (NH4)2CO, (NH4)3PO4, dan (NH4)2SO4. dan pada bagian-bagian alkali tanah, bagian yang direaksikan dengan (NH4)2CO, (NH)3PO4, dan (NH4)2SO4 menciptakan endapan dan mampu bereaksi, kecuali Be dan Mg, bereaksi terus menerus dalam udara sampai seluruhnya diubah menjadi oksida, hidroksida, dan karbonat. Namun K, Na, Li, Ba, Sr dan Ca. Setelah dipraktikumkan, tidak semua hasil sama dengan teori, mungkin disini terjadi kesalahan pada dikala percobaan.
C.     Reaksi-Reaksi Halida
Reaksi-reaksi halida yang diujikan pada percobaan ini adalah NaCl, NaBr, dan NaI, terlebih dulu senyawa-senyawa tersebut diubah menjadi ion.
NaCl à Na+ + Cl
NaBr à Na+ + Br
NaI à Na+ + I
Br dan I mampu dideteksi melalui reaksi dengan Cl2 dan Cl2 bereduksi menjadi Cl, sedangkan Bratau I teroksidasi menjadi Br2 atau I2. Br2 atau I2 diekstrasi dari larutan basah dengan pelarut asam nitrat (HNO3) sehingga dihasilkn Br2 terbentuk endapan berbentukkekuningan pada bagian atas dan bening pada lapisan bawahnya. Warna bening pada lapisan bawah tersebut yaitu hasil reaksi dari CCl4. Lapisan atas merupakan reaksi air klorin, sedangkan lapisan bawah ialah reaksi dari halida.
·         Sifat-sifat halogen
Dari atas kebawah jari-jari atomnya bertambah besar, titik didih dan lelehnya semakin besar.
·         Sifat-sifat komponen halida
a.       Klorin (Cl)
Klorin dalam air berwarna hijau muda. Klorin dengan gas hidrogen bereaksi cepat dan jikalau komponen ultraviolet akan terjadi ledakan alasannya adalah terjadi reaksi berantai, klorin dalam air tidak melarut tepat dan reaksinya lambat.
b.      Bromin (Br)
Bromin dalam air berwarna coklat kemerahan. Dengan gas hidrogen bereaksi lambat. Bromin dalam air tidak melarut sempurna dan reaksinya lambat.
c.       Iodin (I)
Iodin didalam air berwarna coklat. Dengan gas hidrogen bereaksi lambat.
D.    Analisis Larutan X dan Y
Pada zat X, praktikum menyatakan bahwa larutan X yakni larutan Kalium Klorida (KCl), alasannya tidak ada yang mengalami endapan. Sedangkan pada zat Y, praktikum menyatakan bahwa larutan Y ialah larutan NaI, Karena warna lapisan CCl4 adalah merah bata.
VIII.    DISKUSI
A.    Uji Nyala Unsur Alkali dan Alkali Tanah
Berdasarkan percobaan uji nyala bagian alkali dan alkali tanah yang dilakukan warna nyala yang didapat sama dengan literatur, kecuali NaCl yang berwarna Orange. Berikut ini warna nyala menurut percobaan dan literatur.
Unsur
Uji Nyala pada Percobaan
Uji Nyala pada Teori
NaCl
Orange
Kuning
KCl
Ungu
Ungu
BaCl2
Kuning
Kuning
CaCl2
Merah
Merah
SrCl2
Merah
Merah
B.     Reaksi-Reaksi Unsur Alkali dan Alkali Tanah
Pada percobaan reaksi-reaksi unsur alkali dan alkali tanah memakai pereaksi (NH4)2CO, (NH)3PO4, dan (NH4)2SO4 akhirnya yakni komponen alkali tidak mengalami reaksi atau tidak terjadi endapan, sedangkan unsur alkali tanah direaksikan dengan memakai pereaksi (NH4)2CO, (NH)3PO4, dan (NH4)2SO4 hasilnya ialah mengalami pengendapan (EDP), cuma saja terjadi kesalahan pada KCl pada dikala melakukan percobaan, alasannya adalah kurang ketelitian, adalah KCl mengalami pengendapan. Hubungan dengan Ksp:
Ø  Jika hasil kali konsentrasi ion-ion lebih besar dari Ksp elektrolit, maka larutan melalui jenuh, jadinya elektrolit, akibatnya elektrolit itu akan mengendap.
Ø  Jika hasil kali konsentrasi ion-ion lebih kecil dari Ksp elektolit, maka larutan belum jenuh. Artinya elektrolit itu masih mampu larut dan masih dapat ditambah
Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa komponen alkali tanah memiliki harga Ksp yang lebih kecil dari hasil kali konsentrasi ion-ion. Sedangkan komponen-bagian alkali tanah mempunyai harga Ksp lebih besar dari hasil kali fokus ion-ion.
C.     Reaksi-Reaksi Halida
Dalam percobaan reaksi-reaksi halida yang melibatkan salah satu logam alkali yakni Natrium, yang mana komponen logam ini condong mengalami oksidasi (melepas elektron), sehingga semua logam mempunyai sifat reduktor. Ada logam yang bersifat reduktor lemah. Sebagai teladan NaCl + C6H4 + HNO3 + Cl. Natrium dapat bereaksi dengan larutan asam, alasannya Na terletak disebelah kiri H.
Garam halida dan alkali dan alkali tanah dapat bereaksi dengan halogen yang lebih bersifat pengoksidasi, sehingga terbentuk halogen dari halida tersebut. Urutan kekuatan pengoksidasi yakni F2 > Cl2 > Br2 > I2 . F2 dapat mengoksidasi Cl menjadi Cl2 dan Cl2 dapat mengoksidasi Brmenjadi Br2 dan seterusnya. Sedangkan Br2 tidak mampu mengoksidasi Cl menjadi Cl2. Berikut hasil warna yang didapat :
No.
Zat
Warna larutan Heksana
1.
NaCl + Cl2
Lapisan atas bening, lapisan bawah agak kuning
2.
NaBr + Cl2
Lapisan atas orange kekuningan, lapisan bawah bening
3.
NaI + Cl2
Lapisan atas ungu kemerahan, lapisan bawah merah
D.    Analisis Larutan X dan Y
Dengan memperhatikan uji nyala unsur alkali dan alkali tanah, kemudian zat X dilaksanakan uji nyala dan warna nyalanya ungu kemudian diaduk dengan larutan (NH4)2CO, (NH)3PO4, dan (NH4)2SO4 tidak mengalami pengendapan. Dan ternyata mampu ditarik kesimpulan zat ini adalah Kalium Klorida (KCl). Sedangkan pada zat Y pada ketika disertakan CCl4 dan HNO3 terjadi endapan (EDP) dan warna lapisan CCl4 yaitu merah bata, maka mampu disimpulkan bahwa zat Y ini ialah berbentukNaI.
IX.           PERTANYAAN PASCA PRAKTEK
1.      Apakah reaksi nyala saja yang dapat dipakai untuk mengidentifikasi unsur? Jelaskan!
Jawab :
Tidak, karena Uji Nyala yakni salah satu ciri khas dari suatu unsur. Unsur yang fereksitasi karena pemanasan ialah salah satu ciri khas dari sebuah komponen yang hendak memancarkan spektrum emisi yang teramati selaku pancaran cahaya dengan warna tertentu. Namun untuk menemukan kepastian dan keakuratan unsur tidak mampu diidentifikasikan lewat uji nyala saja karena hal ini dapat mengakibatkan kekeliruan zat-zat yang nyaris sama warnanya dalam satu kalangan maupun beda golongan. Oleh karena itu, selain uji nyala dapat dilakukan reaksi pengendapan, reaksi halida, maupun reaksi lain untuk mendapatkan hasil yang lebih niscaya.
2.      Mengapa reaksi air klorin dengan NaCl, NaBr, dan NaI menunjukkan hasil yang berlainan?
Jawab :
Karena setiap bagian halogen memiliki tingkat pengoksidasi yang berlainan-beda. Daya pengoksidasi halogen dari unsur paling atas kebawah makin kecil sehingga halogen yang diatas mampu mengoksidasi  halida bab bawah, tetapi tidak sebaliknya.
3.      Mengapa bagian kelompok IA memperlihatkan hasil yang berlainan dengan golongan IIA pada percobaan B1, B2, dan B3?
Jawab :
Karena komponen kelompok IA lebih reaktif dari unsur golongan IIA, sehingga pada percobaan bagian golongan IIA mempunyai kerapatan yang lebih tinggi dibandingkan dengan IA sehingga gampang mengendap.
X.               KESIMPULAN
Berdasarkan hasil percobaan dan observasi, maka kita mampu simpulkan beberapa hal :
1.      Pada Tabel Periodik, tiap bagian terletak pada golongan dan kala tertentu, sehingga ada kelompok yang memiliki kesamaan sifat, seperti unsur-unsur yang terletak dalam satu kelompok mempunyai kesamaan sifat.
2.      Uji nyala bagian-bagian kelompok alkali dan alkali tanah. Warna nyala unsur-bagian kalangan alkali (IA) yakni : Li (merah), Na (kuning), K (Ungu), Rb (merah), dan Cs (Biru). Warna nyala bagian kelompok alkali tanah (IIA) yaitu : Mg (putih), Ca (merah), Sr (merah bau tanah), dan Ba (hijau).
3.      Air klorin bereaksi dengan ion Br dan I dengan membentuk endapan, pada Brterbentuk endapan berwarna orange kekuningan pada lapisan atas, pada I terbentuk endapan berwrna ungu kemerahan pada lapisan atas. Sedangkan air klorin tidak bereaksi dengan ion Cl sehingga pada uji coba cuma terbentuk lapisan berwarna bening dan agak keruh.
4.      Zat X yang teridentifikasi oleh praktikan dari hasil percobaan yaitu KCl dan zat Y ialah NaI.
XI.           DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, Hiskia. 1993. Penuntun Dasar-Dasar Kimia. Jakarta : Depdikbud
Epinur, dkk. 2013. Penuntun Praktikum Kimia Dasar. Jambi : Universitas Jambi
Oxtoby, David. 2003. Prinsip Kimia Modern. Jakarta : Erlangga
Petrucci, Raip. 1993. Prinsip Terapan Kimia. Jakarta : Erlangga
Soetopo. 1990. Prinsip Terapan Kimia. Jakarta : Yudistira
Sukardjo. 1990. Kimia Dasar. Jakarta : Erlangga