MAKALAH BUMI DAN ANTARIKSA
POSISI BENDA LANGIT MELIPUTI SISTEM KOORDINAT HORIZON, EKUATOR, DAN EKLIPTIKA
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
|
Horizon (google) |
Bumi dan antariksa merupakan ilmu yang mempelajari alam semesta dalam cakupan tata surya dan lapisan-lapisan bumi seperti litosfer, hidrosfer, atmosfer dan ruang angkasa di luar atmosfer bumi yang disebut antariksa. Mulai dari pusat bumi hingga puncak atmosfer atau rumbai-rumbai bumi (fringe of the earth).Pengetahuan tentang luar angkasa atau antariksa telah menjadi perdebatan sejak lama, rasa ingin tahu dan ingin tau manusia mendorong mereka untuk terus melaksanakan penelitian wacana segala sesuatu yang belum mereka jumpai atau belum terpecahkan utamanya yang berhubungan dengan antariksa, sebab begitu luasnya kajian wacana alam semesta yang belum dikenali batasnya. Namun, sampai ketika ini belum ada seorang manusia pun yang mampu menembus langit tersebut dan wawasan manusia hanya sebatas di langit pertama yang juga belum diketahui batasnya.
Berbagai usulan dan hipotesis bermunculan dengan tujuan menunjukkan berita paling canggih dan valid. Keingintahuan ini tampakdari orang-orang Yunani kuno yang mempelajari astronomi, namun kadang-kadang juga digunakan untuk kebutuhan astrologi alasannya adalah kekurangan wawasan. Ilmu astronomi khususnya pada penentuan posisi bintang sudah semenjak usang digunakan selaku navigasi oleh nenek moyang insan untuk banyak sekali kebutuhan seperti peramalan demam isu dan pelayaran menurut tata letak bintang di langit. Seiring terus berkembangnya pengetahuan manusia perihal astronomi dengan banyak sekali metode mulai dari observasi sederhana dengan perhitungan-perhitungan tertentu hingga dibuatlah observatorium untuk mengamati bintang dan benda-benda langit lainnya.
Untuk menyatakan letak suatu benda langit dibutuhkan sebuah tata koordinat yang mampu menyatakan secara niscaya kedudukan benda langit tersebut. Tata koordinat tersebut diketahui selaku tata koordinat langit. Tiap-tiap tata koordinat tentunya memiliki cara penggunaan sistem yang berlawanan serta terdapatnya banyak sekali macam keuntungan dan kekurangan dalam penggunaan metode tersebut. Dengan demikian penggunaan suatu metode koordinat bergantung pada hasil yang kita inginkan, apakah hasil yang didapat ingin digunakan untuk waktu sesaat atau untuk waktu yang usang dan dapat dipakai secara universal. Dengan tata koordinat bola langit, kita mampu memilih posisi benda langit salah satunya adalah bintang. Dalam penulisan kali ini kalangan penulis akan membahas perihal tata koordinat bola langit untuk memilih posisi bintang, berdasarkan titik pengamatan pada koordinat tertentu.
BAB II
PEMBAHASAN
Tata Koordinat Bola Langit Dalam Menentukan Posisi Benda Langit
Posisi sebuah objek di langit dapat didefinisikan selaku posisi benda pada koordinat bola (system koordinat bola langit).
Koordinat pada muka Bumi
v Koordinat di langit
Penentuan daerah – kawasan di langit
a) Kutub utara langit
Karena dibumi itu tidak ada titik yang abadi tempatnya terhadap bola langit, atau cuma bintang – bintang sejati saja yang tak berpindah – pindah tempatnya, maka diambilah suatu titik erat bintang polaris dari rasi bintang Ursa minor, yang hampir – hampir tidak mengikuti perputaran sehari – hari bintang sejati yang lain, untuk ditetapkan selaku titik pangkal. Peredarn semu ini disebabkan oleh rotasi bumi pada porosnya. Dan titik yang tak ikut berputar ini disebut kutub utara langit
b) Kutub selatan langit
Adalah titik yang mampu dicari dengan rasi bintang layang – layang bintang Zuiderkruis, orang Jawa menyebutnya dengan nama bintang Gubug Penceng.
c) Sumbu Bumi
Garis khayal yang menghubungkan kedua kutub disebut sumbu langit dan nampaknya seluruh bola langit dengan bintang – bintangnya dan matahari berputar dari timur ke barat alasannya rotasi bumi, dari barat ketimur (sebaliknya).
d) Khatulistiwa langit
Untuk menentukan letak suatu bintang sebelah utara atau selatan (deklinasi), ditarik lingkaran (tegak lurus) pada sumbu langit yang disebut khatulistiwa langit yang membagi dua sama besar bola langit serpihan selatan dengan layang – layang dan belakang utara dengan bintang polaris tadi.
e) Absis dan Ordinat
1. Ordinat
Untuk mengenali letak suatu titik, begitu juga sesuatu bintang harus dikenali absis dan ordinatnya ordinat bintang disebut deklinasi utara, dijumlah dari 00 – 900 utara (faktual) diatas bidang khatulistiwa langit 00 – 900 selatan (negatif). Kaprikornus titik ordinat itu terletak deklinasi yang sejajar dengan khatulistiwa langit.
2. Absis
Ordinat saja tidak dapat memilih letak bintang, alasannya bintang – bintang yang berdeklinasi 200 utara itu misalnya, tak terhitung banyaknya, yaitu tiap titik disepanjang bulat deklinasi 200 utara.
v Koordinat panjang dan lebar geografi
Koordina ini berguna untuk menentukan kota tempat di bumi, dipakai panjang geografi (absis) dan geografi (ordinat).
a) Garis-garis lintang
Garis – garis (bulat) yang melintang dari barat ke timur disebut garis bulat lintang. Garis (bundar) besar pada bola bumi membagi dua bab sama besar dan bidangnya melalui sentra bumi tegak lurus pada sumbu bumi disebut equator / Khatulistiwa . Khatulistiwa membagi bumi kedalam dua belahan yang besar adalah belahan bumi bab utara dan potongan bumi bab selatan.
b) Garis-garis bujur
Disamping bulat lintang tersebut melukiskan bundar yang membujur dari kutub utara kekutub selatan. Lingkaran bujur atau Lingkaran Meridian. Lingkaran – lingkaran bujur ini ialah bulat – bundar yang bentuknya separuh dari bundar bujur dapat juga disebut garis Meridian atau garis Bujur. Maka dari itu disebut pula meridian Greenwich. Meridian mampu dibagi atas dua bab :
(1) Dari 0 0 hingga 1800 ke arah timur meridian/ Bujur Timur (B.T)
(2) Dari 0 0 sampai 1800 ke arah barat meridian / Bujur Barat (B.B)
c) Panjang geografi
Panjang gegrafi ialah busur khatulistiwa di hitung dari 00 hingga 1800, disebut juga garis Bujur, dan dipakai untuk memilih letak kota/ daerah di sebelah barat atau disebelah timur.
d) Lebar geografi
Lebar geografi ialah garis bundar bumi yang sejajar dengan khatulistiwa, yang dihitung dari 00 di khatulistiwa sampai 900 dikutub bumi; juga disebut garis lintang, dan dipakai untuk menentukan letak kota.
e) Bukti lebar geografi sama dengan tinggi kutub
Bukti Lebar Geografi sama dengan tinggi kutub artinya, jikalau kutub langit dimengerti, maka lebar geografi atau lintang kota dapat diketahui. Sedangkan Tinggi Kutub merupakan busur dari lengkung langit dihitung dari 00 sampai 900 , mulai dari kutub hingga horison.
f) Penggunaan
Dalil “Lebar geografi = tinggi kutub ” ini dipakai para pelaut penjelajah untuk mengenali dimana atau pada lintang mana beliau berada. Misalnya berada di tengah – tengah maritim atau padang pasir ini cuma mampu berlaku di belahan bumi utara saja dengan bintang polaris yang nampak, sedangkan dibelahan selatan mesti digunakan bintang Alfa Centauri (α).
g) Lintang tengah dan meridian tengah
Suatu daerah atau negara mampu ditentukan paralel tengah / lintang tengahnya dan merdian tengah / bujur tengahnya.
Koordinat yang diharapkan untuk menggambarkan posisi suatu benda langit disebut koordinat bola langit. Untuk menyatakan letak suatu benda langit diperlukan suatu tata koordinat yang dapat menyatakan secara niscaya kedudukan benda langit tersebut. Tata koordinat tersebut terdiri dari tata koordinat horison, tata koordinat ekuator, tata koordinat ekliptika dan tata koordinat galaktik. Namun dalam pembahasan kali ini akan diperkenalkan tata koordinat horison dan tata koordinat ekuator, alasannya adalah tata koordinat inilah yang paling kerap digunakan dalam astronomi.
Tiap-tiap tata koordinat tentunya memiliki cara penggunaan sistem yang berbeda serta terdapatnya banyak sekali macam keuntungan dan kekurangan dalam penggunaan sistem tersebut. Dengan demikian penggunaan sebuah tata cara koordinat bergantung pada hasil yang kita harapkan, apakah hasil yang didapat ingin dipakai untuk waktu sesaat atau untuk waktu yang usang dan dapat digunakan secara universal.
Koordinat langit diterjemahkan sebagai nilai dalam sebuah tatanan acuan yang dipergunakan untuk menentukan kedudukan benda langit dalam bola langit. Sedangkan bola langit yaitu suatu bola dengan jari-jari tak terhingga dan berpusat di sentra bumi, dari bumi semua benda langit diproyeksikan ke bola langit. Ia yakni bulat khayal yang merupakan batas pandangan mata pengamat ke angkasa tempat benda-benda langit yang seperti menempel pada langi. Sedangkan dalam keterangan lain disebutkan bahwa bola langit adalah ruangan yang maha luas yang berbentuk bola yang dapat kita lihat sehari-hari tempat matahari, bulan, dan bintang-bintang bergeser setiap dikala. Bintang-bintang itu dilihat seolah-olah berserak disebuah kulit bola sebelah dalam, walaupun letak sebenarnya sungguh berjauhan.
Untuk menyatakan letak sebuah benda langit dibutuhkan sebuah tata koordinat yang dapat menyatakan secara niscaya kedudukan benda langit tersebut.
Dalam menentukan posisi benda langit tentunya kita mesti menentukan terlebih dahulu kawasan atau benda yang akan menjadi teladan dalam observasi sehingga, kita dapat dengan mudah dala memilih posisi benda yang akan diteliti. Tentunya dari ketiga jenis koordinar bola langit yang akan dijelaskan untuk titik pola di tentukan oleh pengamat itu sendiri, artinya tergantung posisi sipengamat itu sendiri berada di tempat mana dan disebelah mana.
Berikut ini akan diterangkan macam-macam tata koordinat bola langit.
A. Sistem Koordinat Horizon (Alt-Azimuth)
UTSB: Bidang horizon
UZS : Meridian langit
BZT : Ekuator langit
Sistem koordinat horizon ini yaitu metode koordinat yang paling sederhana dan paling gampang dipahami. Tetapi metode koordinat ini sangat terbatas, ialah cuma mampu menyatakan posisi benda langit pada satu ketika tertentu, untuk dikala yang berbeda sistem koordinat ini tidak dapat menunjukkan relasi yang mudah dengan posisi benda langit sebelumnya. Karena itu menyatakan saat benda langit pada posisi itu sungguh dibutuhkan dan tata cara koordinat lain diharapkan agar dapat menunjukkan korelasi dengan posisi sebelum dan sesudahnya.
Pada tata koordinat horizon, letak bintang ditentukan hanya menurut pandangan pengamat saja. Tata koordinat horizon tidak dapat menggambarkan lintasan peredaran semu bintang, dan letak bintang selalu berganti sejalan dengan waktu. Namun, tata koordinat horizon penting dalam hal pengukuran adsorbsi cahaya bintang.
Bola langit mampu dibagi menjadi dua bagian sama besar oleh satu bidang yang melalui sentra bola itu, menjadi bab atas dan bab bawah. Bidang itu yakni bidang horisontal yang membentuk bulat horizon pada permukaan bola, dan bab atas yakni letak benda-benda langit yang tampak, dan bab bawahnya yakni letak dari benda-benda langit yang tidak terlihat dikala itu.
Horizon yakni batas panorama atau kaki langit, ialah konferensi antara kaki langit dan permukaan bumi, garis ini membentuk lingkaran dengan titik pusat dimana kita bangkit, sebagian bola langit berada di atas dan sebagian lagi ada dibawah horizon, sehingga mampu kita bayangkan bola langit yang besar dengan bumi dengan sebagai pusatnya (seperti pada gambar di atas). Untuk mempermudah horizon dibagi atas 3 jenis berdasarkan pandangan kita terhadap persepsi kita antara langit dan bumi.
1. Horizon Kodrat (alam)
Apabila kita bangun disebuah tanah yang luas dan datar atau ditengah samudra/laut, kita melihat seolah-olah kubah langit berjumpa dengan permukaan bumi. Perpotongan lengkung langit dengan bidang datar ini disebut horizon kodrat. Horizon Kodrat akan berubah sesuai dengan kedudukan dari si pengamat. Makin tinggi tempat si pengamat maka semakin rendah horizon kodrat.
2. Horizon Astronomi
Untuk menentukan letak benda-benda dilangit maka kita harus menggunakan bidang datar yang tidak brubah-ubah dan tidak tergantung terhadap sipengamat. Horizon astronomi ialah kawasan bidang yang datar yang dibuat dari mata si pengamat hingga menyentuh lengkung langit.
3. Horizon Sejati
Horizon sejati yaitu bidang datar yang ditarik memotong melalui titik pusat bumi dan memangkas garis vertikal tegak lurus (90′).
Di samping ke-3 tersebut diatas kita mengenal titik Zenit yang ada sempurna diatas kita (tempat bangkit) dan titik yang berada dibawah kaki kita terus menembus bola langit yang berada dibawah disebut nadir, titik nadir dan zenith dihubungkan dengan garis lurus lewat kawasan kita bangun dan tentu saja lewat sentra bumi.
· Zenith yakni titik yang berada di bola langit sempurna diatas sipengamat, kalau kita buat garis vertikal maka garis ini akan membentuk sudut 90′ (tegak lurus) dengan horizon sejati.
· Nadir adalah titik yang berada pada bola langit bawah, kalau ditarik garis melalui pengamat ketitik ini membentuk garis yang tegak lurus terhadap horizon sejati
· Vertikal adalah garis atau bidang yang bangun tegak lurus dengan garis atau bidang sejati.
Pada sistem koordinat horizon, letak bintang ditentukan hanya berdasarkan pandangan pengamat saja. Sistem koordinat horizon tidak dapat menggambarkan lintasan peredaran semu bintang, dan letak bintang senantiasa berubah sejalan dengan waktu. Namun, metode koordinat horizon penting dalam hal pengukuran adsorbsi cahaya bintang.
Sistem koordinat horizon menggunakan bidang horizon selaku bidang dasar kepada mana posisi-posisi bintang–bintang ditentukan. Untuk menyatakan posisi-posisi bintang di bola langit itu, maka metode koordinat horizon memakai dua buah komponen, adalah:
1. Tinggi bintang
2. Azimuth bintang
Ordinat-ordinat dalam tata koordinat horizon ialah:
1. Bujur sebuah bintang dinyatakan dengan azimut (Az). Azimut umumnya diukur dari selatan ke arah barat sampai pada proyeksi bintang itu di horizon, seperti pada gambar azimut bintang adalak 220°. Namun ada pula azimut yang diukur dari Utara ke arah timur, oleh sebab itu sebaiknya Anda menuliskan keterangan wacana ketentuan mana yang Anda gunakan.
2. Lintang suatu bintang dinyatakan dengan tinggi bintang (a), yang diukur dari proyeksi bintang di horizon ke arah bintang itu menuju ke zenit. Tinggi bintang diukur 0° – 90° bila arahnya ke atas (menuju zenit) dan 0° – -90° kalau arahnya ke bawah.
Letak bintang dinyatakan dalam (Az, a). Setelah memilih letak bintang, lukislah bundar almukantaratnya, yakni bulat kecil yang dilalui bintang yang sejajar dengan horizon (lingkaran PQRS).
Disetiap kawasan di permukaan Bumi memiliki bulat meridian yang berlainan-beda tergantung bujur daerah itu (yang berbujur sama memiliki lingkaran meridian yang serupa). Pada dasarnya garis Utara-Selatan yakni perpanjangan sumbu Bumi yang melalui kutub Utara dan kutub Selatan. Titik Utara di Kutub Utara sering disebut Titik Utara Sejati (True North), dan sebaliknya Titik Selatan Sejati (True South), yang mana letaknya berlainan dengan Kutub Utara Magnetik dan Kutub Selatan Magnetik. Apabila dilihat dari zenith maka dengan putaran searah jarum jam akan menerima arah Utara, Timur, Selatan dan Barat dengan besar perbedaan sudutnya sebesar 90o.
Dengan mengenal perumpamaan tersebut akan memudahkan kita dalam memahami tata koordinat horison dengan ordinatnya ialah, Azimuth dan Tinggi (A,h). Tinggi benda langit dapat digambarkan pada bola langit dengan menciptakan bundar besar yang lewat zenith, benda langit itu dan tegak lurus pada horison (bulat vertikal), diukur dari horison dengan nilainya 0o-90o.
Untuk menyatakan Azimuth terdapat 2 versi:
- Versi pertama memakai titik Selatan sebagai teladan.
- Versi kedua yang dianut secara internasional, diantaranya digunakan pada astronomi dan navigasi memakai titik Utara selaku acuan, berupa busur UTSB. Kedua model tersebut menggunakan arah yang serupa, yaitu jikalau dilihat dari zenith arahnya searah perputaran jarum jam yang nilainya 0o-360o
Cara melukiskan koordinat bola langit, yakni :
- Buat bundar dengan jari-jari tertentu
- Buat garis tengah horizon dan vertical yang lewat pusat lingaran
- Buatlah bundar besar horizontal yang melalui garis horizontal
- Buatlah arah mata angin pada bidang horizontal.
Keuntungan dalam penggunaan metode koordinat horison adalah pada penggunaannya yang simpel, metode koordinat yang sederhana dan secara pribadi mampu dibayangkan letak objek pada bola langit. Namun tedapat juga beberapa kelemahan pada Sistem koordinat ini, yaitu pada tempat yang berlawanan maka horisonnya pun berbeda serta terpengaruh oleh waktu dan gerak harian benda langit.
B. Sistem Koordinat Ekuator
Di bawah ini diberikan deskripsi ungkapan-ungkapan yang dipakai pada bola langit:
– Titik kardinal: empat titik utama arah kompas pada lingkaran horison, ialah Utara, Timur, Selatan dan Barat.
– Lingkaran kutub, bundar jam atau bujur langit: lingkaran besar melalui kutub-kutub langit. Lingkaran ekliptika: bundar tempat kedudukan gerak semu tahunan Matahari. Perpotongan bidang orbit Bumi (ekliptika) dengan bola langit.
– Kutub-kutub langit: titik-titik pada bola langit daerah bola langit berotasi. Perpotongan bola langit dengan sumbu Bumi. Kutub langit di kepingan langit Selatan disebut Kutub Langit Selatan (KLS) dan di pecahan langit Utara disebut Kutub Langit Utara (KLU).
Sistem koordinat ekuator yaitu metode koordinat langit yang paling sering digunakan. Sistem koordinat ini merupakan sistem koordinat yang bersifat geosentrik. Mirip dengan metode koordinat geografi yang dinyatakan dalam bujur dan lintang, metode koordinat ekuator dinyatakan dalam asensio rekta dan deklinasi. Kedua sistem koordinat tersebut menggunakan bidang mendasar yang sama, dan kutub-kutub yang sama. Ekuator langit sebenarnya adalah perpotongan perpanjangan bidang ekuator Bumi pada bola langit, dan kutub-kutub langit bahwasanya merupakan perpanjangan poros rotasi Bumi (yang melewati kutub-kutub Bumi) pada bola langit.
Tata koordinat ekuator ini juga ialah tata cara koordinat yang terpenting dalam astronomi. Letak bintang-bintang, nebula, galaksi dan lainnya biasanya dinyatakan dalam tata koordinat ekuator. Pada tata koordinat ekuator, lintasan bintang di langit dapat diputuskan dengan tepat sebab faktor lintang geografis pengamat (φ) dipertimbangkan, sehingga lintasan edar bintang-bintang di langit (ekuator Bumi) dapat dikoreksi terhadap pengamat. Sebelum menentukan letak bintang pada tata koordinat ekuator, sebaiknya kita mempelajari apalagi dahulu perilaku bola langit, yakni posisi bola langit berdasarkan pengamat pada lintang tertentu.
Sistem koordinat ini dapat menyatakan letak benda langit dalam skala waktu relatif panjang. Sekalipun perubahan bagian-unsur koordinatnya relatif kecil terhadap waktu. Dalam setiap pembahasan tata cara koordinat benda langit, setiap benda langit selalu dipandang terproyeksi pada suatu bidang bola khayal yang digambarkan sebagai bola langit. Bola yang menampung bidang khayal tersebut disebut bola langit. Ukuran bola Bumi diabaikan terhadap bola langit sehingga setiap pengamat di tampang Bumi dianggap berada di pusat bola langit. Seperti halnya pada pembahasan perihal bola kebanyakan, setiap lingkaran pada bola langit yang berpusat di sentra bola dan membagi bola menjadi dua bagian yang serupa besar disebut lingkaran besar, sedangkan bundar yang lain disebut bundar kecil.
Penggunaan dalam astronomi
Sistem koordinat ekuator memungkinkan semua pengamat membumi untuk menggambarkan lokasi terlihat di langit cukup jauh obyek menggunakan pasangan yang serupa nomor: para peningkatan yang tepat dan penolakan . Misalnya, bintang yang diberikan telah kira-kira konstan koordinat ekuatorial. Sebaliknya, dalam tata cara koordinat horisontal , posisi bintang di langit yang berlawanan berdasarkan garis lintang dan bujur geografis pengamat, dan terus berganti berdasarkan waktu.
Selama jangka waktu yang usang, presesi dan angguk kepala efek mengganti orbit Bumi dan dengan demikian lokasi konkret dari bintang-bintang. Demikian juga, gerak bintang-bintang itu sendiri akan mempengaruhi koordinat mereka seperti yang tampakdari Bumi. Ketika memikirkan pengamatan dipisahkan oleh interval waktu yang panjang, maka perlu untuk memilih sebuah zaman (sering J2000.0 , untuk data yang lebih tua B1950.0 ) saat menentukan koordinat planet, bintang, galaksi, dll
Bintang Waktu berada di puncak pada pengamat meridian suatu (HA = 0 h), maka RA = LST Positif. Right Now vernal equinox titik berada di puncak pada meridian m (LST = 0 h) ( sudut : RA, berlawanan ; HA dan LST, searah jarum jam )
Ordinat-ordinat dalam tata koordinat ekuator yaitu:
1) Bujur suatu bintang dinyatakan dengan sudut jam atau Hour Angle (HA). Sudut jam memberikan letak suatu bintang dari titik kulminasinya, yang diukur dengan satuan jam (ingat,1h = 15°). Sudut jam diukur dari titik kulminasi atas bintang (A) ke arah barat (aktual, yang berarti bintang sudah melalui kulminasi sekian jam) ataupun ke arah timur (negatif, yang bermakna tinggal sekian jam lagi bintang akan berkulminasi). Dapat juga diukur dari 0° – 360° dari titik A ke arah barat.
2) Lintang sebuah bintang dinyatakan dengan deklinasi (δ), yang diukur dari proyeksi bintang di ekuator ke arah bintang itu menuju ke kutub Bumi. Tinggi bintang diukur 0° – 90° jika arahnya menuju KLU dan 0° – -90° jika arahnya menuju KLS.
Dapat kita lihat bahwa deklinasi suatu bintang hampir tidak berubah dalam kurun waktu yang panjang, meskipun kombinasi dalam kecil-kecilan tetap terjadi akhir presesi orbit Bumi. Namun sudut jam suatu bintang tentunya berubah tiap jam akhir rotasi Bumi dan tiap hari akhir revolusi Bumi. Oleh karena itu, ditentukanlah sebuah ordinat baku yang bersifat tetap yang menunjukkan bujur sebuah bintang pada tanggal 23 September pukul 00.00, yakni saat titik Aries ^ tepat berkulminasi atas pada pukul 00.00 waktu setempat (vernal equinox). Ordinat inilah yang disebut asensiorekta (ascencio recta) atau peningkatan lurus, yang umumnya dinyatakan dalam jam. Faktor gerak semu harian bintang dikoreksi kepada waktu lokal (t) dan aspek gerak semu tahunan bintang dikoreksi terhadap Local Siderial Time (LST) atau waktu bintang, ialah letak titik Aries pada hari itu. Pada tanggal 23 September LST-nya yakni pukul 00h, dan kembali ke pukul 00h pada 23 September selanjutnya sehingga pada tanggal 21 Maret, 21 Juni, dan 22 Desember LST-nya berturut-turut yakni 12h, 18h, dan 06h. Makara LST dapat dicari dengan rumus :
Adapun hubungan LST, HA00 dan asensiorekta (α)
LST = α + HA00
Dengan t yakni waktu setempat. Misal bila HA00 = +3h, maka sudut jam bintang pada pukul 03.00 yaitu +6h (sedang terbenam). Ingat, saat kulminasi atas maka HA = 00h. Dengan demikian ditemukan relasi komplit bujur pada tata koordinat ekuator
LST + t = α + HAt
Patut diingat bahwa HA00 adalah posisi bintang pada pukul 00.00 waktu lokal, sehingga posisi bintang pada sembarang waktu adalah:
HAt = HA00 + t
Dengan α ordinat tetap, HAt ordinat terlihat , LST koreksi tahunan, dan t koreksi waktu harian. Contoh pada gambar di bawah. Pada tanggal 21 Maret, LST-nya adalah 12h. Jadi letak bintang R dengan koordinat (α, δ) sebesar (16h,-50º)akan nampak di titik R pada pukul 00.00 waktu setempat. Perhatikan bahwa LST diukur dari titik A kearah barat hingga pada titik Aries ^. Tampak bintang R berada pada bujur (HA00) -60° atau -4 jam. Kaprikornus, bintang R akan berkulminasi atas di titik Ka pada pukul 04.00 dan terbenam di horizon pada pukul 10.00. Asensiorekta diukur dari titik Aries bertentangan pengukuran LST hingga pada proyeksi bintang di ekuator. Kaprikornus telah jelas bahwa.
HA = LST – α
Dengan –xh = 24h – xh
Lingkaran kecil KaKb ialah lintasan gerak bintang, yang sifatnya hampir tetap. Untuk bintang R, yang diperhatikan dari ϕ = 40° LS akan lebih sering berada pada di atas horizon daripada di bawah horizon. Pembahasan lebih lanjut pada bagian bintang sirkumpolar.
Tinggi bintang atau altitude, ialah sudut kedudukan sebuah bintang dari horizon dapat dicari dengan hukum cosinus segitiga bola. Tinggi bintang, a, yaitu
a = 90° -ζ
Di mana jarak zenit (ζ) dirumuskan dengan :
cos ζ = cos(90° – δ) cos(90° – ϕ) + s\in(90° – δ) sin(90° – ϕ) cosHA
Di bawah ini diberikan deskripsi istilah-istilah yang digunakan pada bola langit:
o Titik kardinal: empat titik utama arah kompas pada bulat horison, yaitu Utara, Timur, Selatan dan Barat.
o Lingkaran kutub, bulat jam atau bujur langit: bulat besar lewat kutub-kutub langit.
o Lingkaran ekliptika: lingkaran tempat kedudukan gerak semu tahunan Matahari. Perpotongan bidang orbit Bumi (ekliptika) dengan bola langit.
o Kutub-kutub langit: titik-titik pada bola langit daerah bola langit berotasi. Perpotongan bola langit dengan sumbu Bumi. Kutub langit di potongan langit Selatan disebut Kutub Langit Selatan (KLS) dan di serpihan langit Utara disebut Kutub Langit Utara (KLU).
o Pada sistem koordinat ekuator, koordinat yang digunakan ialah koordinat Aksensiorekta (?) dan Deklinasi (d). Aksensiorekta yakni panjang busur yang dihitung dari titik Aries atau disebut juga dengan titik gamma (g) pada bulat ekuator langit hingga ke titik kaki dengan arah pencarian ke arah timur, dengan rentang antara 0 s.d. 24 jam atau 00 s.d. 3600.
o Sedangkan deklinasi adalah panjang busur dari titik kaki pada bundar ekuator langit ke arah kutub langit hingga ke letak benda pada bola langit. Deklinasi bernilai kasatmata jikalau ke arah KLU dan bernilai negatif jika ke arah KLS, dengan rentang antara 00 s.d. 900 atau 00 s.d. -900.
Dalam penggunaan tata cara koordinat ekuator, terdapat hubungan antara waktu matahari dengan waktu bintang (waktu sideris). Dimana Waktu Menengah Matahari (WMM) = sudut jam Matahari + 12 jam. Hubungan ini pastinya berhubungan juga dengan tanggal-tanggal istimewa titik Aries terhadap Matahari. Tanggal-tanggal istimewa tersebut yakni :
§ Sekitar tanggal 21 Maret (TMS), Matahari berimpit dengan Titik Aries. Jam 0 WMM = jam 12 waktu bintang.
§ Sekitar tanggal 22 Juni (TMP), dikala Matahari di kulminasi bawah, titik Aries berhimpit dengan titik Timur. Jam 0 WMM = jam 18 waktu bintang.
§ Sekitar tanggal 23 September (TMG), dikala Matahari di kulminasi bawah, titik Aries berada di titik kulminasi atas. Jam 0 WMM = jam 0 waktu bintang.
§ Sekitar tanggal 22 Desember (TMD), saat Matahari di kulminasi bawah, titik Aries berhimpit dengan titik Barat. Jam 0 WMM = jam 06 waktu bintang.
Sudut antara kutub Bumi (poros rotasi Bumi) dan horizon disebut tinggi kutub (φ) . Jika diperhatikan lebih lanjut, ternyata nilai φ = ϕ, dengan φ diukur dari Selatan ke KLS jika pengamat berada di lintang selatan dan φ diukur dari Utara ke KLU kalau pengamat berada di lintang utara. Jadi untuk pengamat pada ϕ = 90° LU bulat ekliptika akan berimpit dengan bundar horizon, dan kutub lintang utara berimpit dengan zenit, sedangkan pada ϕ = 90° LS bulat ekliptika akan berimpit dengan bundar horizon, dan kutub lintang selatan berimpit dengan zenit.
· Gerak Harian Benda Langit
Bola langit melakukan gerak semu harian akhir gerak rotasi Bumi. Pengamatan permukaan Bumi dapat memperhatikan benda langit bergerak bertentangan arah dengan arah gerak rotasi Bumi. Rotasi Bumi arahnya dari barat ke timur, inilah yang menjadikan seolah-olah benda langit bergerak dari timur ke barat.
Oleh karena gerak harian bola langit terjadi balasan gerak rotasi Bumi, maka masa gerak harian benda langit sama dengan masa rotasi Bumi adalah satu hari, yang umum dianggap satu hari yaitu 24 jam, sehingga dalam selang waktu itu Bumi telah berotasi sebesar 360o. Berikut ini diberikan korelasi waktu dan panjang busur yang ditempuh benda langit dalam melaksanakan gerak harian:
24j = 3600
1j = 150
4m = 10
4d = 1
Lintasan gerak benda langit sejajar dengan ekuator langit dengan kemiringan tergantung pada lintang pengamat (?) di permukaan Bumi. Besarnya sudut kemiringan menunjukkan besarnya jarak kutub (90o- ?) daerah pengamat berada. Lintasan gerak harian benda langit di ekuator langit berupa bundar besar sedangkan di tempat yang lain bundar kecil.
Kedua kutub langit itu ialah KLU dan KLS yang mempunyai lintasan gerak harian berbentuk titik, sehingga terlihat diam diputari oleh seluruh benda-benda langit. Benda di potongan langit Utara tampak mengedari KLU dan di potongan langit selatan terlihat mengedari KLS. Kedua kutub itu memiliki ketinggian yang berlainan di permukaan Bumi, tergantung lintang pengamat dipermukaan Bumi. Tempat di bagian Bumi Utara, letak KLU berada di atas horison dengan ketinggian sama dengan besarnya lintang pengamat dan KLS berada di bawah horison. Sebaliknya daerah di penggalan Bumi Selatan, letak KLS berada di atas horison dengan ketinggian sama dengan besarnya lintang pengamat dan KLU berada di bawah horison.
· Penentuan Waktu Sideris
Waktu sideris atau waktu bintang didasarkan terhadap periode rotasi bumi kepada acuan bintang. Seperti halnya pada hari matahari, satu hari sideris dibagi menjadi 24 jam, tetapi panjang harinya sendiri lebih pendek sekitar 4 menit dibandingkan hari matahari. Adanya perbedaan panjang hari sideris dengan hari matahari mengakibatkan bintang-bintang tergolong titik gamma saban hari mencapai meridian pengamat lebih singkat sekitar 4 menit dari hari sebelumnya. Dengan lain perkataan, titik gamma bergerak sepanjang lingkaran ekuator ke arah barat sekitar 1 derajat busur setiap harinya.
Adapun cara memilih waktu sideris adalah selaku berikut :
– Tentukan selisih hari terhadap salah satu dari 4 tanggal standar terdekat adalah: 21 Maret, 22 Juni, 23 September atau 22 Desember.
– Tentukan perbedaan waktu titik Aries dengan Matahari selama selisih waktu no.1 di atas dengan mengalikan setiap beda 1 hari sebesar 4 menit.
– Tentukan jam 0 WMM waktu setempat yang bersesuaian dengan waktu sideris pada tanggal yang bersangkutan dengan menambahkan (bila melalui salah satu tanggal standar di atas) atau mengurangkan (jika mendahului) dengan selisih waktu no. 2 di atas yang paling dekat dengan tanggal tolok ukur terdekat yang dipakai.
· Patokan tanggal hubungan Waktu Sideris (Siderial Time) dengan Waktu Matahari Menengah
· Tentukan waktu sideris jam yang diharapkan dengan menambahkan dengan WMM pada jam yang diputuskan.
C. Sistem Koordinat Ekliptika
Ekliptika ialah jalur yang dilalui oleh sebuah benda dalam mengelilingi suatu titik pusat tata cara koordinat tertentu. Ekliptika pada benda langit merupakan suatu bidang edar berupa garis khayal yang menjadi jalur lintasan benda-benda langit dalam mengelilingi sebuah titik pusat metode tata surya.
Dalam tata cara ini penentuan posisi benda langit yang dibutuhkan adalah bujur ekliptika atau ecliptic longitude dan lintang ekliptika atau ecliptic latitude. Tata koordinat di Bidang Kosmografi di dalam astronomi, tata koordinat langit yakni tata koordinat yang dipakai untuk memetakan posisi di langit. Umumnya digunakan dua koordinat yang didefinisikan pada dua bulat besar acuan pada bola langit dan dinyatakan dalam satuan sudut. Kedua bundar besar tersebut yakni:
a. Bidang Fundamental yaitu bulat besar yang tegak lurus garis penghubung kedua kutub tata koordinat. Koordinat pertama dihitung dari bidang mendasar ke arah kutub atau sebaliknya.
b. Lingkaran bujur nol ialah bulat besar yang melalui kedua kutub tata koordinat dan didefinisikan selaku titik permulaan. Koordinat kedua dijumlah dari lingkaran bujur nol ke bundar bujur obyek.
Pada sistem koordinat ekliptika, bumi menjadi pusat koordinat alasannya adalah koordinat tata bola langit merupakan proyeksi dari tata koordinat Bumi. Matahari dan planet-planet lainnya nampak bergerak mengitari bumi. Bidang datar xy yakni bidang ekliptika, sama seperti pada ekliptika heliosentrik.
Bidang eliptika membentuk sudut 23,50 terhadap bidang equator. Akibatnya kita memperhatikan, seolah-olah Matahari bergeser sekali ke pecahan langit utara dan sekali ke penggalan langit selatan dalam waktu satu tahun. Pergeseran posisi ini mengakibatkan pergantian trend.
Lingkaran ekliptika dan lingkaran equator, berpotongan di dua titik ialah vernal equinox pada tanggal 21 Maret dan Autumnal equinox tanggal 23 September. Lintang ekliptika (β) didefinisikan sebagai jarak busur dari proyeksi benda langit pada lingkaran ekliptika hingga benda langit tersebut. Rentang nilai β adalah -900 (Kutub Ekliptika Selatan, KES) hingga 900 (Kutub Ekliptika Utara, KEU). Bujur ekliptika (λ) didefinisikan selaku jarak busur dari titik kearah Timur (mirip arah pengukuran asensiorekta pada bundar equator) sampai proyeksi benda langit pada bulat ekliptika. Rentang nilai λ yakni 00 hingga 3600.Seandainya bumi dijadikan sebagai titik sentra tata cara koordinat, maka ekliptika ialah bidang edar yang dilalui oleh benda-benda langit mirip planet dan matahari untuk mengelilingi bumi. Dan jikalau Matahari dijadikan sebagai titik sentra metode koordinat, maka ekliptika merupakan bidang yang terbentuk selaku lintasan orbit bumi yang berbentuk elips dengan Matahari berada pada titik sentra elips tersebut.
Ekliptika dan equator / khatulistiwa langit saling berpotongan membentuk sudut 23,50 pada horizon dengan titik perpotongan selaku titik trend semi (Aries)dan titik trend rontok (R). Untuk menentukan posisi benda langit pada tata koordinat ekliptika yaitu dengan menggunakan pangjang astronomi dan lebar astronomi.
Sama halnya dengan metode ekuator, sistem koordinat ekliptika juga ialah metode yang tetap tidak dipengaruhi oleh gerak semu harian bumi. Sistem ini umumnya dipakai untuk memilih kedudukan benda benda langit anggota tata surya seperti satelit, planet dan matahari sebab anggota tata surya kedudukannya tetap berada di selatan ekliptika.
Dalam sistem ini penentuan posisi benda langit yang diharapkan adalah bujur ekliptika atau ecliptic longitude dan lintang ekliptika atau ecliptic latitude.
- Lingkaran primer dalam metode koordinat Ekliptika, SK-ekl. ialah bulat Ekliptika atau disebut Ekliptika.
- Lingkaran Ekliptika ialah lingkaran besar hasil perpotongan bidang Ekliptika (bidang orbit Bumi mengelilingi Matahari) dengan Bola langit.
- Titik kutub bundar Ekliptika adalah titik Kutub Utara Ekliptika (KEU) dan titik Kutub Selatan Ekliptika (KES).
- Dalam SK-ekl, posisi benda langit (*) digambarkan dalam λ dan β.
- λ yakni bujur SK-ekl, yang diukur dari titik Aries (γ) ke posisi * sepanjang bidang ekliptika ke arah timur.
- β adalah lintang SKH, yang diukur dari bidang ekliptika. Positif (+) untuk diatas bidang ekliptika, dan negatif (-) untuk dibawah bidang ekliptika.
- Titik Aries merupakan salah satu titik potong antara ekuator langit dengan bundar Ekliptika (atau disingkat dengan nama Ekliptika), tempat menyeberang Matahari dari belahan langit selatan ke bagian langit utara
- Lintang dan bujur Ekliptika titik Aries masing-masing ialah nol derajat (β Aries = 0° dan λ Aries = 0°).
- Ekliptika dengan Ekuator Langit membentuk sudut kemiringan ekliptika, e, sebesar 23°.5 .
- Bujur Ekliptika sebuah benda langit memiliki harga 0° <= λ<= 360° (<= : kurang dari atau sama dengan) atau kalau dinyatakan dalam jam ialah 0 jam <= λ <= 24 jam.
- Harga lintang Ekliptika suatu benda langit terletak antara +90° (titik Kutub Utara Ekliptika) dari -90° (titik Kutub Selatan Ekliptika) atau -90° <= β <= +90°.
Berikut ini dibahas beberapa metode koordinat yang penting dalam ilmu hisab, ialah:
- Sistem Koordinat Ekliptika Heliosentrik (Heliocentric Ecliptical Coordinate).
- Sistem Koordinat Ekliptika Geosentrik (Geocentric Ecliptical Coordinate).
- Sistem Koordinat Ekuator Geosentrik (Geocentric Equatorial Coordinate).
- Sistem Koordinat Horison (Horizontal Coordinate).
Keempat sistem koordinat di atas termasuk ke dalam koordinat bola. Sebenarnya masih ada metode koordinat yang lain, mirip Sistem Koordinat Ekuator Toposentrik (Topocentric Equatorial Coordinate) tetapi Insya Allah dibahas pada kesempatan lain.
Sekilas, banyaknya metode koordinat di atas mampu menciptakan rumit. Namun pembagian metode koordinat di atas berasal dari benda langit manakah yang dijadikan pusat koordinat, apakah bidang datar sebagai tumpuan serta bagaimana cara mengukur posisi benda langit yang lain. Penting pula untuk diketahui bahwa seluruh benda langit dapat dianggap seperti titik. Bisa pula dianggap seperti benda yang semuanya terfokus di sentra benda tersebut. Jika kita mendapatkan jarak bumi-bulan, maka yang dimaksud yakni jarak antara sentra bumi dengan pusat bulan.
Sistem Koordinat Ekliptika Heliosentrik dan Sistem Koordinat Ekliptika Geosentrik bergotong-royong identik. Yang membedakan keduanya hanyalah manakah yang menjadi pusat koordinat. Pada Sistem Koordinat Ekliptika Heliosentrik, yang menjadi pusat koordinat adalah matahari (helio = matahari). Sedangkan pada Sistem Koordinat Ekliptika Geosentrik, yang menjadi pusat koordinat yakni bumi (geo = bumi). Karena itu keduanya dapat digabungkan menjadi Sistem Koordinat Ekliptika. Pada Sistem Koordinat Ekliptika, yang menjadi bidang datar selaku referensi yaitu bidang orbit bumi mengitari matahari (heliosentrik) yang juga sama dengan bidang orbit matahari mengitari bumi (geosentrik).
Sistem Koordinat Ekliptika Heliosentrik (Heliocentric Ecliptical Coordinate)
Pada koordinat ini, matahari (sun) menjadi pusat koordinat. Benda langit lainnya mirip bumi (earth) dan planet bergerak mengitari matahari. Bidang datar yang identik dengan bidang xy yaitu bidang ekliptika yatu bidang bumi mengitari matahari.
Sistem Koordinat Ekliptika Heliosentrik
- Pusat koordinat: Matahari (Sun).
- Bidang datar tumpuan: Bidang orbit bumi mengitari matahari (bidang ekliptika) yaitu bidang xy.
- Titik acuan: Vernal Ekuinoks (VE), didefinisikan selaku sumbu x.
- Koordinat:
§ r = jarak (radius) benda langit ke matahari
§ l = sudut bujur ekliptika (ecliptical longitude), dihitung dari VE berlawanan arah jarum jam
§ b = sudut lintang ekliptika (ecliptical latitude), yakni sudut antara garis penghubung benda langit-matahari dengan bidang ekliptika.
Sistem Koordinat Ekliptika Geosentrik (Geocentric Ecliptical Coordinate)
Pada metode koordinat ini, bumi menjadi pusat koordinat. Matahari dan planet-planet lainnya nampak bergerak mengitari bumi. Bidang datar xy ialah bidang ekliptika, sama seperti pada ekliptika heliosentrik.
Sistem Koordinat Ekliptika Geosentrik
- Pusat Koordinat: Bumi (Earth)
- Bidang datar rujukan: Bidang Ekliptika (Bidang orbit bumi mengitari matahari, yang serupa dengan bidang orbit matahari mengitari bumi) ialah bidang xy.
- Titik tumpuan: Vernal Ekuinoks (VE) yang didefinisikan selaku sumbu x.
- Koordinat:
- Jarak benda langit ke bumi (seringkali diabaikan atau tidak perlu dihitung)
- Lambda = Bujur Ekliptika (Ecliptical Longitude) benda langit berdasarkan bumi, dihitung dari VE.
- Beta = Lintang Ekliptika (Ecliptical Latitude) benda langit berdasarkan bumi yakni sudut antara garis penghubung benda langit-bumi dengan bidang ekliptika
Sistem Koordinat Ekuator Geosentrik
Ketika bumi bergerak mengitari matahari di bidang Ekliptika, bumi juga sekaligus berotasi kepada sumbunya. Penting untuk dimengerti, sumbu rotasi bumi tidak sejajar dengan sumbu bidang ekliptika. Atau dengan kata lain, bidang ekuator tidak sejajar dengan bidang ekliptika, tetapi membentuk sudut kemiringan (epsilon) sebesar kira-kira 23,5 derajat. Sudut kemiringan ini bergotong-royong tidak bernilai konstan sepanjang waktu. Nilainya semakin usang semakin mengecil. Masalah ini Insya Allah akan dibahas pada potensi lain.
Sistem Koordinat Ekuator Geosentrik
- Pusat koordinat: Bumi
- Bidang datar tumpuan: Bidang ekuator, ialah bidang datar yang mengiris bumi menjadi dua bagian melalui garis khatulistiwa
- Koordinat:
§ jarak benda langit ke bumi.
§ Alpha = Right Ascension = Sudut antara VE dengan proyeksi benda langit pada bidang ekuator, dengan arah bertentangan jarum jam. Biasanya Alpha bukan dinyatakan dalam satuan derajat, tetapi jam (hour disingkat h). Satu putaran sarat = 360 derajat = 24 jam = 24 h. Karena itu kalau Alpha dinyatakan dalam derajat, maka bagilah dengan 12 untuk memperoleh satuan derajat. Titik VE menunjukkan 0 h.
§ Delta = Declination (Deklinasi) = Sudut antara garis hubung benda langit-bumi dengan bidang ekliptika.Nilainya mulai dari -90 derajat (selatan) hingga 90 derajat (utara). Pada bidang ekuator, deklinasi = 0 derajat.
Seringkali, Alpha (right ascension) dinyatakan dalam bentuk H (hour angle). Hubungan antara Alpha dengan H yaitu H = LST – Alpha.
Disini, LST adalah Local Sidereal Time, yang sudah penulis diskusikan sebelumnya pada tulisan perihal Macam-Macam Waktu (/syariah/ilmu-hisab/macam-macam-waktu.htm)
Sistem Koordinat Horison
Pada metode koordinat ini, sentra koordinat yakni posisi pengamat (bujur dan lintang) yang terletak di permukaan bumi. Kadang-kadang, ketinggian pengamat dari permukaan bumi juga ikut dipertimbangkan. Bidang datar yang menjadi tumpuan mirip bidang xy ialah bidang horison (bidang datar di sekitar pengamat di permukaan bumi).
Sistem Koordinat Horison
- Pusat koordinat: Pengamat di permukaan bumi
- Bidang datar tumpuan: Bidang horison (Horizon plane)
- Koordinat:
§ Altitude/Elevation = sudut ketinggian benda langit dari bidang horison. h = 0 derajat mempunyai arti benda di bidang horison. h = 90 derajat dan -90 derajat masing-masing menawarkan posisi di titik zenith (tepat di atas kepala) dan nadir (sempurna di bawah kaki).
§ A (Azimuth) = Sudut antara arah Utara dengan proyeksi benda langit ke bidang horison.
Jarak benda langit ke pengamat dalam tata cara koordinat ini kadang kala diabaikan, sebab sudah mampu dihitung sebelumnya dalam metode koordinat ekliptika.
D. Gerak Benda Langit Di Lihat Dari Tempat Yang Berbeda
Bumi kita berputar seperti gasing. Gerak putar Bumi pada sum vcg6 bu putarnya ini dinamakan gerak rotasi. Untuk menyelesaikan satu putaran (satu periode rotasi), diperlukan waktu 23 jam 56 menit 4.1 detik. Gerak rotasi Bumi inilah yang menyebabkan terjadinya siang dan malam dan pergerakan semu benda-benda langit.
Gerak semu langit ialah gerak yang kita amati dari Bumi, dimana benda-benda langit tampakterbit di timur dan karam di barat. Gerak semu ini teramati alasannya Bumi kita yang ber-rotasi dengan arah sebaliknya, dari barat ke timur. Lintasan gerak benda-benda langit yang terbit di timur dan terbenam di barat, dinamakan lintasan harian benda langit. Lintasan harian ini terlihat berbeda kalau kita mengamatinya dari lintang berlawanan. Jika kita berada tepat di khatulistiwa, kita akan mengamati lintasan haria benda-benda langit tersebut, tegak lurus kepada horizon / ufuk.
Jika kita berada di bumi bagian selatan (sebelah selatan khatulistiwa), kita akan mengamati lintasan harian benda-benda langit tidak lagi tegak lurus terhadap horizon, namun cenderung ke arah utara. Besarnya kemiringan lintasan harian ini tergantung sejauh mana kita dari khatulistiwa. Semakin ke arah selatan, maka garis lintasan gerak harian benda-benda langit akan makin condong ke arah utara. Begitu juga sebaliknya bila kita bergerak ke arah utara. Semakin ke utara dari khatulistiwa, maka kian besar kecondongan lintasan harian benda-benda langit itu ke arah selatan.
Gerak semu langit tidak sama periodenya dengan gerak Matahari di langit (diamati dari Bumi). Gerak semu langit periodenya 23 jam 56 menit 4.1 detik, sedangkan gerak harian Matahari di langit periodenya 24 jam. Terdapat perbedaan sekitar 4 menit. Perbedaan ini menjadikan penampakan langit sedikit berlawanan dilihat pada jam yang serupa tiap harinya. Sebagai teladan: contohnya sebuah bintang hari in terbit pukul 18:00 sore. Maka keesokan harinya ia akan terbit pukul 17:56, lusa pkul 17:52, dst. Bintang itu akan terbit 4 menit lebih cepat dari hari sebelumnya. Karena itu, perlahan-lahan penampakan langit akan bergeser dari hari ke hari. Kira-kira enam bulan dari kini, bagian langit yang berada di atas kepala kita pada (misalnya) jam 9 malam, akan berada di bawah kaki kita. Dengan kata lain, jika kita mengamati langit dengan waktu observasi yang terpisak 6 bulan,kita akan mengamati dua cuilan bola ulangit yang berlainan.
Objek-objek langit seperti Matahari, Bulan, dan planet-planet, mempunyai geraknya sendiri diantara bintang-bintang. Matahari bergerak secara perlahan ke arah timur relatif terhadap bintang-bintang. Karena itu, untuk menyelesaikan satu putaran mulai dari misalnya posisi sempurna di atas kepala kita, terbenam, terbit, kembali di atas kepala kita, matahari memerlukan waktu 24 jam (selang waktu sehari semalam). Bintang-bintang memerlukan waktu sama dengan kurun rotasi Bumi, 23j 56m 4.1d.
Bulan membutuhkan waktu sedikit beragam, kira-kira 50 menit lebih panjang dari 24 jam. Planet-planet bergerak di langit dengan kecepatan yang lebih besar lagi variasinya, tergantung pada seberapa erat planet tersebut ke Matahari, dan dimana posisinya (dalam orbitnya) relatif terhadap Bumi.
Dari klarifikasi di atas dapat ke tiga koordinat bola langit tersebut dapat ditentukan perbedaannya sebagai berikut:
Sistem
|
Bidang Acuan
|
Arah Acuan
|
Lintang
|
Bujur
|
Horison
|
Bidang Horison
|
Titik Utara
|
Tinggi: h
+ :kearah Zenit
– kearah Nadir
|
Azimut : A
Ke Timur
0-3600
|
Ekuator
|
Ekuator Langit
|
Vernal Equnox
|
Deklinasi:
+: ke arah KLU
-: kea rah KLS
|
Asensioreta:
Ke Timur 0-24 jam
|
Eliptikal
|
Bidang Eliptikal
|
Vernal Equnox
|
Lintang:
+: kearah KEU
– : kearah KES
|
Bujur : l
ke Timur 0-360o
|
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Bola langit ialah sebuah ruang berupa bola di mana semua benda langit tampak atau diproyeksikan pada bidang melengkung tersebut.Untuk menentukan posisi atau letak benda-benda langit digunakan koordinat-koordinat tertentu yang disebut dengan tata kooerdinat bola langit. tata koordinat bola langit terdiri dari tata koordinat horison, tata koordinat equator, dan tata koordinat ekliptika.
Kumpulan sejumlah besar bintang dalam kesatuan akibat gravitasi disebut galaksi. Galaksi terdiri dari ratusan bintang (baik bintang ganda maupun bintang tunggal), Cluster, nebula, planet dan medium antar bintang. Galaksi berdasarkan bentuk dibedakan menjadi tiga adalah galaksi eliptikal (bentuknya elips), galaksi spiral, dan galaksi tidak beraturan.
Untuk mempermudah dalam menentukan posisi dan letak sebuah benda langit maka dibutuhkan yang sebut dengan koordinar bola langit. Koordinar bola langit ini dibagi menjadi tiga ialah koordinat Horizon, koordinat Ekuator, dan koordinat Eliptikal. Dari ketiga jenis koordinat bola langit ini yang sering dipakai adalah koordinat ekuator sehingga disebut koordinat geosentrik. Koordinat horizon mudah untuk dilukis tetapi hanya mampu dipakai pada waktu dan kawasan tertentu saja (dalam periode waktu yang pendek). Koordinat ekuator dapat digunakan dalam rentang waktu yang lama, namun cara melukisnya cukup rumit.
Saran
Untuk memahami isi dari tata koordinat bola langit dalam menentukan posisi bintang dan benda-benda langit lainnya, diusulkan untuk membaca acuan yang telah teruji validitasnya guna memberi fasilitas dalam mempelajari tata koordinat-koordinat tertentu, sebab dibutuhkan pengertian yang mendalam dan wawasan yang mendasar baik dari segi geografis maupun matematis.
Dengan semakin canggihnya ilmu pengetahuan dan teknologi, para astronom kian terus melaksanakan observasi mengenai banyak sekali benda yang ada dilangit. Oleh alasannya itu, kita sebagai mahasiswa cukup dengan banyak menggali gosip perihal keberadaan benda-benda langit. Tentunya kita juga perlu mengetahui dan memahami serta bisa menggambarkan posisi benda langit tersebut berada.
DAFTAR PUSTAKA
An-Najjar, Zaghlul 2000. Pembuktian Sais dalam Sunnah. Jakarta: Ammzah
Fabian. Candra. 2002. Kosmologi Stady Struktur Asal Mula Alam Semesta
L. Malasan, Hakim 2000. Jagad Raya. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan: The Golden Web LTD
Tjasyono, Bayong. 2008. Ilmu Kebumian dan Kebumian. Departemen Pendidikan Nasional:Rosda.
Winardi Sutantyo. 1984. Astrofisika, Mengenal Bintang. Bandung: Penerbit ITB
Astronomy for amateurs, 1969 oleh James Muirden (anggota royal astronomical society), diterbitkan oleh Cassel & Co Ltd
http://www.eramuslim.com/peradaban/ilmu-hisab/mengenal-sistem-koordinat.html