Proses Pengerjaan Kertas Seni Memakai Enceng Gondok

PROSES PEMBUATAN KERTAS SENI MENGGUNAKAN ENCENG GONDOK
Pembuatan  Bubur Kertas
Pembuatan bubur kertas adalah eceng gondok direndam dalam air, dihaluskan sampai menjadi bubur. Dalam tangki pencampur, pulp dicampur dengan air menjadi slurry. Slurry kemudian dibersihkan lebih lanjut dan dikirimkan ke mesin kertas. Bubur kertas sambil diaduk disertakan bahan penolong yaitu kanji, rosin dan aluminium sulfat (kanji untuk daya rekat kertas sedangkan rosin dan aluminium sulfat untuk daya serap air semoga tidak blobor).
Pembentukan lembaran
Bubur kertas hasil pencampuran dibentuk lembaran memakai cetakan dari kasa 200 mesh dengan ukuran panjang dan lebar sesuai dengan ukuran yang diinginkan. Tiriskan bubur  kertas di atas kasa menggunakan materi penyerap. Apabila akan diterakan motif/corak  tertentu pada permukaan lembaran, kerjakan penirisan sebagian air kira-kira  1 cm di atas kasa, kemudian atur motif sesuai cita-cita, dan tiriskan air yang tersisa.
Video alat-alat kimia dapat di lihat di link berikut : https://www.youtube.com/watch?v=vhOpIrUjdw0
Pengepresan
Lembar kertas yang diangkat dari kasa masih banyak mengandung air dan mesti dikeluarkan. Untuk mengurangi  kandungan air tersebut dikerjakan pengepresan dengan alat pres manual hingga air tidak menetes lagi dari lembaran, kira-kira hingga kadar air 40 %.
Pengeringan
Untuk menerima kertas yang kering, tahap terakhir dijalankan pengeringan  dengan cara dijemur atau dianginkan.
PEMBERSIHAN BLACK LIQUOR
Recovery Black Liquor Salah satu faktor penting pada proses kraft yakni recovery black liquor dari proses  pemasakan. Black liquor dipisahkan dari pulp pada tahap pencucian pul, atau diffuser yang mengandung 95-98 % total materi kimia yang ditambahkan pada digester. Komponen organik belerang terdapat pada variasi dengan sodium sulfida. Sodium carbonat terdapat dalam recovery dengan sedikit kandungan sodium sulfat, garam silica dan kapur, besi oksida, alumina dan potash. Total padatan lazimnya sekitar 20 % .
Penguapan (evaporator) Cairan hitam dari proses pembersihan pulp mengandung 15-17 % padatan ,dan ini perlu dipekatkan menjadi sekitar 35 % padatan sebelum mampu dibakar dalam furnace. Penguapan dilaksanakan dengan memakai beberapa efek , biasanya 5 sampai 7 efek dalam seri. dalam sistem jenis ini , uap yang diperoleh dalam satu efek evaporatorer menjadi uap penghangat untuk Efek berikutnya. Pembakaran black liquor dalam funace Black liquor dikentalkan, dibakar dan dicampur kapur dalam furnace smelting sehingga bagian organik yang masih tersisa akan hancur, carbon akan terbakar, dan unsur inorganik akan dilelehkan. Pada saat yang sama terjadi reaksi : 
Na2CO3 (aq) + Ca(OH)2(s)         2 NaOH (aq)+ CaCO3(s)∆H =  -8,79 kJ
 Karbon (biro yang mereduksi) diperoleh dari bahan organik pada kayu. Thomlinson recovery furnace, adalah unit yang paling banyak dipakai untuk mengkremasi padatan  black liquor. Setelah black liquor dipekatkan pada multiefek evaporator, kemudian cairan di spray eksklusif ke dalam thomlinson furnace, lalu terbakar sehingga reduksi dari sulfat menjadi sulfit pun terjadi, steam terbentuk dan adonan garam yang melebur atau smelt terbentuk. Karena kompeksitasnya mengakibatkan adjusment dan kendali furnace sungguh sukar. Resiko terjadi karena molten smelt mampu mengakibatkan ledakan jika  berkontak dengan sedikit air. Sehingga saat ini direkomendasikan untuk menggunakan hidropirolisis untuk membentuk gas pembakaran. Dan pembakaran fluidized bed dari 35 % cairan untuk memproduksi chemical pellets dibandingkan smelt sedang dicoba. Semua alternatif pada sistem ketika ini mempunyai keuntungan dan kesulitan masing-masing. Namun sangat dimungkinkan akan tercipta sebuah metode yang lebih efisien bagi energi untuk recovery di periode depan. Pembakaran organik menghasilkan uap bertekanan tinggi dalam boiler , yang biasanya melewati turbin , menghasilkan listrik . Uap tekanan rendah , yang habis dari turbin , kemudian digunakan untuk proses panas di pabrik pulp dan pabrik kertas. Leburan materi kimia atau smelt dilarutkan pada larutan lemah di tangki 9 yang berasal dari caustizing plant.
Pressure Park Recovery Boiler
1. Furnace kawasan berlangsungnya proses pembakaran HBL
2. Superheater diposisikan diatas furnace, dilindungi dengan nose serta screen tube.
Nose dirancang untuk menciptakan tekanan pemikiran flue gas yang berpengaruh dan terarah ke superheater, serta untuk melindungi superheater dari proses yang berlebih. Kemudian superheater yang datang dari furnace ke superheater. Kejadian ini berlanjut dari Primary superheater, secondary superheater dan tertiary superheater.
3. Screen Tube
Untuk menghindari panas langsung flue gas yang tiba dari furnace ke superheater dan menurunkan temperatur dari furnace dengan cara dipakai oleh screen tube.
4. Boiler Bank
Lokasinya terletak dibelakang Superheater.
5. Economizer
Economizer berisikan Economizer 1 & 2 ialah pedoman panjang counter flow antara anutan flue gas dan feed water.
PROSES PEMBUATAN MINYAK KAYU PUTIH
Minyak kayu putih ialah salah satu jenis obat yang turun temurun masih dipakai hingga ketika ini adalah minyak angin. Dalam perjalanan tidak lupa minyak angin selalu dibawa, untuk menetralisir mual balasan mabuk perjalanan.
Kandungan kimia : Kulit pohon: Lignin, melaleucin. Daun: Minyak atsiri, berisikan sineol 50%-65%, Alfa-terpineol, valeraldehida dan benzaldehida.
Proses penyulingan minyak kayu putih ini terbagi dalam 3 tahap, yakni:
1.   Pembuatan Uap
Alat-alat yang digunakan pada pembuatan uap sebagai pensuplai uap panas antara lain:
a)   Boiler berfungsi untuk memproduksi uap yang hendak digunakan untuk mendestilasi minyak kayu putih dari daun kayu putih pada kolam daun yang dihasilkan air yang berasal dari water softener yang dimasukkan ke dalam  boiler dengan pompa. Pada  boiler dilengkapi dengan  panel automatic, yang berfungsi selaku pengontrol  boiler agar aman dan berfungsi  dengan  baik.  Panel automatic juga  berfungsi  mengontrol boiler untuk bekerjasama dengan kipas penghisap asap keluar, pompa pengisi air boiler dan pompa water softener.
b)   Ruang Bakar berfungsi  selaku   kawasan  pembakaran  materi  bakar  dari  daun  bekas masak kayu putih (bricket) dan sebagai tempat pemanasan air awal yang dihubungkan dengan boiler. Konstruksi dinding api dari pipa-pipa uap  yang  melengkung  dan  menjadi  satu  di  atas  dengan  pipa  uap diameter 10” dan digabungkan dengan uap yang terbentuk di  boiler. Lantai ruang bakar terbuat dari semen tahan api dan berlubang-lubang untuk pendapatan udara segar dari luar yang dihisap oleh exhaust fan.
c)   Exhaust Fan berfungsi menghisap udara panas yang telah digunakan untuk memanasi ruang bakar dari ketel uap dan memasukkan udara segar ke dalam ruang bakar untuk kemudian dihembuskan ke cycloon.
d)   Cycloon berfungsi memisahkan bubuk yang terhisap dari boiler oleh exhaust fan biar tidak keluar ke udara bebas.
e)   Chimney berfungsi mengalirkan asap pembakaran ke udara. Sedangkan untuk pengumpan air dipakai alat-alat sebagai berikut.
f)  Pompa feeding water berfungsi memompa air untuk masuk ke dalam boiler secara otomatis dari  tangki  air  umpan  yang  telah  dilunakkan  dalam  tangki  water softener.
g)  Water softener berfungsi  melunakkan  air  yang  masuk  ke  dalam  boiler dari  kadar kapur, supaya tidak mudah membentuk lapisan kapur yang menempel di bab dalam boiler.
h) Feed pump water softener berfungsi memompa air yang akan dilakukan ke dalam water softener dari kolam air.
i)   Feed tank berfungsi menyimpan air yang telah dilewatkan  water softener dan sudah lunak untuk dipompa masuk ke dalam boiler.
2.   Penguapan Daun
Alat-alat yang digunakan pada penguapan atau pemasakan daun yakni selaku berikut:
a)   Bak Daun berfungsi selaku wadah untuk keranjang yang berisi daun kayu putih yang mau diberi uap panas dari ketel uap. Kapasitas bak yakni 1.500 kg. Jumlah bak daun di pabrik ini ada 2 unit.
b)   Keranjang Daun berfungsi untuk daerah daun kayu putih yang hendak diolah / diuapi dalam kolam daun, sehingga mudah untuk dimasukkan dan dikeluarkan. Kapasitas keranjang adalah 1.250  kg daun kayu putih. Jumlahnya 2 unit.
c)   Hoist Crane berfungsi untuk memasukkan dan mengangkat keranjang daun dari kolam daun yang hendak dan sudah akhir diolah. Kapasitas daya angkat 1 ton, sedang jumlahnya 1 buah.
3.  Pendinginan dan Pemisahan Minyak dengan Air
Alat-alat  yang  digunakan  pada  proses  pendinginan  uap  minyak daun kayu putih, antara lain ialah:
a.   Condensor berfungsi mengembunkan uap minyak air dan uap air yang keluar dari ketel uap untuk dijadikan cairan dengan cara didinginkan.
b.   Pompa air condenser berfungsi  memompa  air  pendingin   dari  kolam  air  pendingin  untuk dipompa masuk ke dalam  condensor dan keluar lagi menuji  cooling tower.
c.   Cooling tower berfungsi mendinginkan air dari bak air yang akan dialirkan melalui condensor, dari suhu 1040F (400C) menjadi 920F (330C).
Sedangkan untuk memisahkan air dengan minyak kayu putih, alat-alat yang digunakan ialah selaku berikut:
a)   Separator berfungsi  memisahkan  minyak  kayu   putih  dari  air  yang  keluar bersamaan dari kondensor dengan  memakai metode gravitasi. Air akan  keluar  dari bab  bawah  dan  pribadi  dibuang  ke  sungai, sedangkan   minyak   kayu putih   akan      keluar   bagian   atas.   Proses pemisahan ini diatur melalui kaca pengamat.
b)   Tangki penampung minyak kayu putih berfungsi menampung minyak kayu putih dari separator dengan Kapasitas 200 liter.

  Elektrodeposisi Film Tipis Bibit Unggul Phthalocyanine Seng Oksida / Tembaga Tetrasulfonasi Untuk Aplikasi Sel Surya Peka Warna