10+ Prinsip Akuntansi Di Indonesia Dalam Menciptakan Pembukuan Keuangan

Prinsip akuntansi – Menurut KBBI, definisi akuntansi adalah teori dan praktik perakunan, termasuk tanggung jawab, prinsip, tolok ukur, kelaziman (kebiasaan), dan semua kegiatannya. Adapun pengertian akuntansi secara biasa yaitu proses pengukuran, penjabaran, atau pertolongan kepastian perihal isu yang hendak membantu dalam membuat keputusan untuk menciptakan alokasi sumber daya di dalam perusahaan atau organisasi.

Beberapa tahapan siklus akuntansi terjadi mulai dari identifikasi dan analisis transaksi, mencatat transaksi ke dalam jurnal, posting buku besar, menyusun neraca saldo dan jurnal adaptasi, menyusun laporan keuangan, serta jurnal penutup. Tahapan-tahapan itu pun harus dikerjakan oleh seorang akuntan.

Tujuan akuntansi pada alhasil berfungsi untuk menciptakan berita dan laporan keuangan perusahaan secara sistematik pada sebuah era tertentu. Pada pelaksanaannya, terdapat prinsip-prinsip yang jadi anutan seorang akuntan dalam melaksanakan tugasnya.

Prinsip akuntansi ialah konsep dasar yang dijadikan selaku pola dalam melaksanakan seluruh kegiatan atau proses akuntansi yang ada, tergolong dalam proses pembutan pembukuan keuangan yang sangat penting dalam aktivitas akuntansi itu sendiri.

Prinsip akuntansi di Indonesia sendiri sudah diatur oleh Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI), sebuah badan yang mengatur kebijakan dan peraturan akuntansi yang berlaku di Indonesia. Total terdapat 10 prinsip akuntansi di Indonesia yang jadi anutan para akuntan tanah air.

(baca juga fungsi administrasi)

prinsip akuntansi

10 Prinsip Akuntansi

Di bawah ini akan diterangkan 10 prinsip-prinsip akuntansi beserta penjelasannya secara lengkap, dibarengi dengan definisi, tujuan, dan fungsinya masing-masing.

  Ruang Lingkup Ekonomi Makro Lengkap Beserta Teori Dan Variabelnya

Prinsip Entitas Ekonomi

Prinsip akuntansi yang pertama yaitu prinsip entitas ekonomi atau disebut economic entity principle. Yang dimaksud prinsip ini yaitu tata cara informasi ekonomi pada perusahaan mesti bangkit sendiri dan terpisah dari entitas ekonomi lainnya serta terpisah dari langsung pemiliknya.

Dengan kata lain pelaku ekonomi dilarang mencampurkan laporan keuangan akuntansi antara perusahaan dengan pribadi maupun pihak lain. Aset perusahaan yaitu aset yang dimiliki perusahaan, dan mesti dibedakan dengan aset pemiliknya.

Prinsip Periode Akuntansi

Berikutnya ada prinsip abad akuntansi atau disebut selaku period principle. Maksudnya sebuah pelaporan keuangan perusahaan mesti dibatasi oleh masa tertentu. Umumnya, kurun yang dipakai dalam melaksanakan usaha adalah bersifat tahunan dimulai dari tanggal 1 Januari sampai 31 Desember.

Meski begitu pelaporan mampu dikerjakan secara bulanan atau mingguan. Pelaporan secara terjadwal dengan abad waktu tertentu ini menjadi penting sehingga berita yang dihasilkan akan tertata dan terukur serta mudah dipahami.

Prinsip Biaya Historis

Prinsip ongkos historis disebut juga sebagai historical cost principle. Pada prinsip ini mengharuskan setiap barang atau jasa yang diperoleh kemudian dicatat menurut semua ongkos yang dikeluarkan dalam menerimanya, tergolong biaya manajemen dan akomodasi.

Hal ini penting untuk menunjukkan gosip perihal harga barang atau jasa yang dibeli perusahaan. Jika dalam transaksi tersebut terjadi tawar-menawar, maka ongkos yang dicatat yakni biaya atau harga yang telah disepakati antara kedua belah pihak.

Prinsip Satuan Moneter

Prinsip satuan moneter diketahui dengan ungkapan unit monetery principle. Dalam prinsip ini segala bentuk pencatatan transaksi mesti dinyatakan dalam bentuk yang bisa diukur, misalnya pencatatan laporan dengan satuan mata duit rupiah.

Dengan kata lain, prinsip satuan moneter ini tidak melibatkan faktor-aspek non-kuantitatif yang tidak bisa dikukur, sebut saja mirip mutu, kinerja, prestasi, taktik dalam perjuangan, dan lain sebagainya, melainkan cuma satuan yang bisa diukur saja.

  5+ Pola Pasar Monopoli Di Indonesia Beserta Penjelasannya

Prinsip Kesinambungan Usaha

Prinsip kesinambungan usaha disebut sebagai going concern principle. Pada prinsip ini menganggap bahwa suatu perjuangan ekonomi mesti terus berjalan secara berkelanjutan. Kegiatan perjuangan harus terus berjalan dan tidak boleh berhenti sementara sewaktu-waktu.

Usaha cuma boleh berhenti dikala terdapat peristiwa khusus yang laur umumyang bisa menghentikannya, sebut saja mirip bencana alam atau krisis ekonomi yang melanda.

Prinsip Pengungkapan Penuh

Prinsip akuntansi berikutnya yakni prinsip pengungkapan sarat atau full disclosure principle. Pada prinsip ini, sebuah isu keuangan mesti dihidangkan secara lengkap dan informatif. Artinya pembukuan keuangan dihentikan disuguhkan dalam keadaan setengah jadi atau belum simpulan semuanya.

Laporan dan berita keuangan yang dilampirkan berupa ringkasan dari keseluruhan transaksi yang terjadi dalam 1 era. Dengan begini laporan akuntansi akan mempermudah pembacanya untuk memahaminya.

Prinsip Pengakuan Pendapatan

Prinsip akreditasi pendapatan atau revenue recognition principle ialah prinsip yang mewajibkan kita mencatat pemasukan yang masuk, tergolong pedoman harta yang masuk (aktiva) yang didapat dari penyerahan barang/jasa.

Dengan kata lain, pendapatan merupakan aksesori kekayaan yang timbul balasan adanya aktivitas perjuangan mirip pemasaran, penerimaan bagi hasil antara dua pihak, penyewaan gedung atau barang kepada orang lain, dan lain sebagainya.

Prinsip Mempertemukan

Selanjutnya ada prinsip mempertemukan atau mecocokkan, dikenal dengan perumpamaan matching principle. Prinsip ini berarti kita harus mempertemukan ongkos-biaya yang telah dikeluarkan oleh perusahaan dengan pendapatan yang sudah diterima oleh perusahaan dari hasil penjualannya.

Tujuan dari prinsip ini adalah mengenali dan memilih laba atau keuntungan bersih dari perusahaan, dilihat dari jumlah ongkos yang dikeluarkan serta pemasukan yang diterima perusahaan.

Prinsip Konsistensi

Prinsip konsistensi dikenal dengan perumpamaan consistency principle. Dalam prinsip ini dipakai dalam pelaporan keuangan tetap dan dipakai secara konsisten. Artinya tata cara pelaporan tidak berubah-ubah tata cara sesuai dengan dan prosedur.

  Elastisitas Harga Undangan

Tujuan prinsip ini tentunya supaya pembukuan keuangan yang dihasilkan dapat ketimbang pembukuan keuangan pada kurun sebelumnya, tanpa ada pergeseran format dan sistem. Nantinya pembukuan keuangan jadi mampu menunjukkan faedah lebih bagi penggunanya.

Prinsip Materialitas

Prinsip akuntansi yang terakhir yaitu prinsip materialitas atau diketahui juga dengan istilah materiality principle. Pada prinsip ini, mengakui adanya pengukuran dan pencatatan akuntansi secara material atau bernilai.

Dengan kata lain, sebuah gosip akuntansi dan laporan keuangan mempunyai value atau nominal dan mampu dijual. Prinsip ini menjadi penting untuk menciptakan produktivitas yang maksimal.

Nah itulah acuan 10 prinsip-prinsip akuntansi beserta pemahaman dan penjelasannya lengkap. Prinsip-prinsip tersebut mesti dikerjakan oleh seorang akuntan semoga pembukuan keuangan perusahaan jadi lebih bernilai, efisien, dan efektif.