Tujuan Tasawuf
Tasawuf perlu dikembangkan dan disosialisasikan kepada masyarakat dengan beberapa tujuan, antara lain:
- Menyelamatkan kemanusiaan dari kebingungan dan kekalutan yang mereka rasakan selaku balasan kurangnya nilai-nilai spiritual.
- Memahami wacana faktor asoteris Islam, baik kepada masyarakat Muslim maupun non Muslim.
- Menegaskan kembali bahwa faktor asoteris Islam (tasawuf) adalah jantung fatwa Islam.
Prof. Zakiah Darajat, dalam bukunya Peranan Agama Dalam Kesehatan Mental, menyatakan bahwa fungsi agama adalah:
- Agama menunjukkan panduan bagi manusia dalam menertibkan dorongandorongan selaku konsekuensi dari perkembangan fisik dan psikis seseorang.
- Agama mampu memberikan terapi mental bagi insan dalam menghadapi kesukarankesukaran dalam hidup. Seperti pada ketika menghadapi kekecewaan-kekecewaan yang kadang mampu menggelisahkan batin dan mampu menciptakan orang frustasi. Disini agama berperan mengembalikan kesadaran kepada sang pencipta.
- Agama sebagai pengendali tabiat, khususnya pada masyarakat yang mengahadapi problematika etis, seperti perilaku seks bebas.
Tarikat atau jalan rohani (path of soul) merupakan dimensi kedalaman dan kerahasiaan dalam Islam sebagaimana syariat bersumber dari Al-Alquran dan As-Sunnah. Betapapun ia tetap menjadi sumber kehidupan yang paling dalam, yang menertibkan seluruh organisme keagamaan dalam Islam. Ajaran dalam tasawuf memberikan solusi bagi kita untuk menghadapi krisis-krisis dunia. Seperti pemikiran tawakkal pada Tuhan, mengakibatkan insan mempunyai pegangan yang kokoh, karena ia sudah mengutus atau menggadaikan dirinya sepenuhnya pada Tuhan.
Selanjutnya perilaku frustasi mampu terselesaikan dengan perilaku ridha. Yaitu senantiasa pasrah dan mendapatkan terhadap segala keputusan Tuhan. Sikap materialistik dan hedonistik mampu diatasi dengan menerapkan konsep zuhud. Demikan pula aliran uzlah yang terdapat dalam tasawuf. Yaitu mengasingkan diri dari terperangkap oleh tipu muslihat keduniaan. Ajaran-ajaran yang ada dalam tasawuf perlu disuntikkan ke dalam seluruh desain kehidupan. Ilmu pengetahuan, teknologi, ekonomi, sosial, politik, kebudayaan dan lain sebagainya perlu dilandasi pedoman budbahasa tasawuf.
Mempelajari tasawuf menjinjing faedah yang sangat banyak dalam kehidupan ini, baik secara individu, penduduk , bangsa dan negara. Para Sufi sungguh menyadari betul akan siapa dirinya dan bagaimana posisinya dihadapan Tuhan dan mereka telah mampu menguasai hawa nafsu mereka, sehingga dengan demikian segala apa yang mereka lakukan selalu berada dalam koridor kepaTuhan, ketaatan dan ketundukan kepada Allah swt. dengan sarat keridhaan, kecintaan dan mereka pun diridhai dan dicintai oleh Allah, bahkan Allah memanggil mereka kesebuah perjamuan yang sangat indah.
Wahai jiwa yang tenang. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang ridha dan diridhai-Nya. Maka masuklah ke dalam golongan hamba-hamba-Ku, dan masuklah ke dalam nirwana-Ku.” (QS. Al-Fajr [89]: 27-30).
Orang-orang yang dipanggil oleh Allah tentunya tidak sembarang orang namun yang dipanggil yaitu mereka yang telah hingga ketingkat (maqam) manusia kamil (insan paripurna) yang didalam diri mereka sudah tercermin sifat-sifat Tuhan.
Tujuan akhir dari pemikiran tasawuf adalah untuk mendekatkan diri seorang hamba kapada Allah selaku Khaliknya melalui riyadhah melewati stasiun-stasiun atau maqamatmaqamat tertentu, dengan senantiasa mensucikan jiwa (nafs) lahir dan bathin dalam upaya mempersiapkan diri menggapai ma’rifatullah sampai pada tingkat bertemu dan menyatu dengan Allah menuju kehidpan yang abadi.
Apabila seseorang mengalami kebingunagan, kebimbangan, dan kehampaan dalam mengahrungi bahtera kehidupan ini alasannya adalah mengahadapi berbagai persoalan dan permasalah silakan kembali kepada agama sesegera mungkin, insyaallah agama akan menunjukkan solusi yang terbaik bagi umatnya.
Kehampaan spiritual yang di alami orang-orang Barat, alasannya disebabkan paradigma perdaban yang mereka bangun dari awal sudah menyatakan adanya pemisahan antara sains dan agama, padahal seharunya keduanya harus saling bersinergi.
Tasawuf Islam tidak menafikan sains, bahkan tasawuf Islam banyak menyumbangkan pedoman dalam bidang filsafat, sastra, musik, tarian, psikologi, dan sains modren. Dalam konteks pedoman Islam, untuk menangani keterasingan jiwa manusia dan membebaskan dari derita keterasingan, justru mesti menyebabkan Tuhan sebagai tujuan simpulan, Tuhan yang Maha Wujud dan Maha Absolut.