Ternyata, Inilah Faktor Penyebab Tidak Percaya Jaminan Rezeki Dari Allah

Sungguh tepat ungkapan yng mengatakan sebetulnya “Kefakiran itu potensial mengakibatkan kekufuran.” Masalah rezeki, lebih-lebih yng berkaitan yang dengannya harta benda, adalah problem yng tidak ada habisnya difikirkan serta diusahakan oleh kita-kita. Bahkan, hingga habisnya umur, tidak cukup bagi atau mampu juga dikatakan untuk mikirin persoalan rezeki. Sifat kita-kita yng selau ingin lebih serta lebih, menciptakan kebanykan dari kita tidak pernah puas serta tidak lagi mengingat rasa syukur atas yng telah diperoleh. Begitu tak sedikit dari kita yng saking terlalu sibuk melakukan pekerjaan demi memadai kebutuhan finansial, hati, fikiran, waktu, serta tenaga kita habis hanya bagi atau bisa juga dibilang untuk mencari kepuasan hawa nafsu serta harapan-harapan kita yng bersifat material. Baca pun Wasiat Syekh Abdul Qodir Al-Jaelani Tentang Empat Hal yng Merusak Agama
Hawa nafsu yaitu lawan dalam selimut yng faktual-faktual tidak pernah berhenti mendorong kita-kita pada kerusakan. Akan tetapi, meskipun ia merupakan musuh, namun menusia begitu mencintainya. Sehingga kebanykan kita-kita menutup mata atas keburukan terselubung yng terdapat padanya. Sama semisal disaat mengasihi seseorang, maka segala aib serta kekurangan pada diri orang itu tak akan nampak, karena tertutup oleh rasa cinta itu tadi. Begitu juga jikalau kita mengasihi hawa nafsu. Padahal, telah terbukti sesungguhnya permulaan dari penyesalan, kecelakaan, dosa, kehinaan, serta macam-macam penyakit dalam diri kita-kita, sejak dahulu periode hingga-hingga hari kiamat kelak, hadirnya dari hawa nafsu yng dituruti.

  Apa Itu Akulturasi Budaya