20 Pola Frasa Nomina Dan Verba – Bahasa Indonesia

Berikut ini merupakan pola frasa nomina:
  1. Orang kuat harus melindungi orang lemah
  2. Orang kaya menolong orang miskin.
  3. Saya membeli buku baru di toko besar itu.
  4. Anak rajin jangan disamakan dengan anak malas.
  5. Kami merindukan ayah dan ibu.
  6. Perempuan itu menantang ombak yang bergemuruh.
  7. Desa itu telah dihancurkan oleh badai.
  8. Para penggembala menyenangi Padang luas.
  9. Kawanan burung itu melayang menuju gunung berapi.
  10. Kami sangat cemas menyeberangi sungai besar.
  11. Surat itu ditulis di kertas putih.
  12. Para lelaki mengenakan kain hitam.
  13. Hotel Lembang sungguh diketahui dengan udara segar.
  14. Kami tidak tahan dengan hawa panas di kota ini.
  15. Ibu sangat suka meminum air kelapa muda.
  16. Wanita itu terkesima dikala memandang laki-laki ganteng di sampingnya.
  17. Dia selalu gemetar saat memandang wanita bagus.
  18. Semenjak usia 8 tahun, ia telah diasuh oleh ibu tiri.
  19. Kemarin kami mendatangi anak yatim.
  20. Ketika udara terasa panas, saya sungguh suka minum air cuek.
Berikut ini teladan frasa verba.
  1. Besok pagi aku akan berangkat ke kota Jakarta.
  2. Aku akan mengunjungi ibu di permulaan bulan ini.
  3. Kenapa kamu tiba lagi ke sini?
  4. Mereka niscaya menolong kamu.
  5. Kami semua telah makan sebelum datang ke sini.
  6. Aku tidak tahu mengapa dia tidak tiba ke pertemuan itu?
  7. Pak Arif sedang mengajar di kelas.
  8. Semua anak asyik bermain tanpa menghiraukan waktu yang semakin sore.
  9. Adik sedang mandi di kamar mandi.
  10. Sepertinya saya harus pergi sekarang.
Pembahasan
Frasa verba ialah frasa modifikatif yang dulunya berbentukverba atau kata kerja.
Sedangkan frasa nomina ialah frasa yang dulunya berupa nomina atau kata benda.
Pengajaran ihwal rasa kita dapatkan dalam pelajaran bahasa Indonesia.
Namun pada tingkat universitas, mata kuliah wacana fase tergolong pelajaran sintaksis.
Rasa dibentuk dari 2 buah kata atau lebih; dan mengisi salah satu fungsi sintaksis.
Contoh frasa
  • Adik saya
  • Suka makan
  • Kacang goreng
  • Di kamar
  Unsur Intrinsik Puisi
Apabila digabungkan menjadi kalimat: adik aku suka makan kacang goreng di kamar Sadako mama abang hal tersebut telah menjadi fungsi kalau mampu, fungsi selaku predikat, objek, maupun keterangan.
Adik saya ialah subjek.
  • “Suka makan” berfungsi selaku predikat.
  • “Kacang goreng” berfungsi sebagai objek.
  • “Di kamar” berfungsi selaku keterangan.
Sebuah parafrasa terdiri dari 2 kata atau lebih.
Contohnya:
  • Adik saya yang baru saja menikah
  • Adik aku yang kedua
  • Adik saya yang berbaju merah
  • Adik aku yang tinggal di kota Bogor
  • Adik aku yang lulus  tahun ini
Contoh lainnya:
Suka makan
Suka sekali makan
Contoh lainnya
Kacang goreng
Sebungkus kacang goreng
Kacang goreng asin
Kacang goreng Makassar
Di kamar
Di kamar ayah
Di kamar tidur ayah
Di kamar mencar ilmu
Di kamar mencar ilmu abang
Selain selain itu tenaga kerja dapat dibedakan menjadi frasa koordinatif dan subordinatif.
Frasa koordinatif adalah frasa yang kedudukan kedua bagian yang sederhana. Contohnya adalah ayah ibu, hilir-mudik  hutang piutang, sawah ladang, anak cucu, kampung halaman.
Sedangkan frasa koordinatif yaitu perasaan yang berkedudukan kedua unsurnya tidak sederajat, unsur yang satu berstatus sebagai atasan dan yang lain sebagai bawahan.
Contohnya adalah suatu mobil tanah kendaraan beroda empat dinas, sate ayam sama sate madura, merah muda, sangat jauh, hijau daun, tidak mandi, mandi pagi, dan lain sebagainya.