Pemahaman Pariwisata

BAB II

KAJIAN PUSTAKA
A.    Kerangka Teori
1.      Pengertian Pariwisata
Ditinjau dari segi etimologisnya kata pariwisata berasal dari dua suku kata pari dan rekreasi. Pari mempunyai arti banyak, berkali-kali dan berputar-putar sedangkan Wisata memiliki arti perjalanan atau berpergian. Jadi pariwisata mempunyai arti perjalanan yang dijalankan secara berkali-kali dan berkeliling.
Menurut Wahab (dalam Yoeti, 1983) menyatakan bahwa pariwisata ialah suatu perjalanan yang dijalankan untuk sementara waktu dari sebuah tempatke tempat lain dengan maksud bukan untuk mencari nafkah dari daerah yang dikunjunginya,  namun semata-mata untuk menikmati perjalanan guna bertamasya/wisata untuk menyanggupi cita-cita yang bermacam-macam. Pengertian ini sejalan dengan yang dikemukakan oleh Prof.Hunziker dan Kraft (dalam Kodhyat, 1996) mengemukakan bahwa:
Pariwisata yaitu keseluruhan hubungan dengan gejala-gejala atau kejadian yang timbul dari adanya perjalanan dan tinggalnya orang ajaib dimana perjalanannya tidak untuk bertempat tinggal menetap dan tidak ada relasi dengan acara untuk mencari nafkah.
Berdasarkan dari beberapa pemahaman di atas, mampu disimpulkan bahwa pariwisata ialah kegiatan perjalanan dari pada pelancong yang dikerjakan secara sukarela serta bersifat sementara untuk menikmati obyek dan pesona wisata.

8

 

Wisata  alam yaitu bentuk aktivitas  rekreasi dan pariwisata yang mempergunakan potensi sumberdaya alam, baik dalam kondisi alami maupun setelah ada perjuangan budidaya, sehingga memungkinkan  wisatawan  memperoleh kesegaran jasmaniah  dan  rohaniah,  men-dapatkan  wawasan dan pengalaman serta menumbuhkan ide dan cinta terhadap alam. Obyek wisata alam yakni  perwujudan ciptaan insan, tata hidup seni-budaya serta sejarah bangsa dan kawasan atau keadaan alam yang memiliki pesona untuk dikunjungi.

Selanjutnya Direktorat Perlindungan dan Pengawetan Alam (1979) mengasumsikan obyek rekreasi yaitu pembinaan terhadap daerah beserta seluruh isinya maupun terhadap  faktor pengusahaan yang meliputi acara pemeliharaan dan pengawasan kepada daerah rekreasi.  Obyek wisata yang mempunyai bagian fisik lingkungan berupa tumbuhan, satwa, geomorfologi, tanah, air, udara dan lain sebagainya serta suatu atribut  dari  lingkungan  yang  berdasarkan anggap-an manusia mempunyai  nilai  tertentu  mirip  keindahan, keunikan, ke-langkaan, kekhasan, keanekaragaman, bentangan alam dan keutuhan.
Menurut Spillane (1989) menyatakan obyek rekreasi ialah segala tempat atau lokasi rekreasi yang mengandung banyak sekali komponen yang saling bergantung yang dapat
menarik para pelancong untuk datang dan menikmati obyek tersebut. Sedangkan menurut Undang-Undang RI Tahun 2002 Tentang Pokok-Pokok Kepariwisataan yang disebut dengan obyek rekreasi yaitu segala sesuatu yang berupa dan berasal dari alam dan budaya penduduk serta kesempatanekonomi yang dapat disediakan untuk menarik perhatian wisatawan.
Dalam bahasa Inggris ungkapan obyek dan pesona wisata ini dipakai atau disebut dengan attraction yang bermakna segala sesuatu yang memiliki daya tarik, baik benda yang berbentuk fisik maupun non fisik. Sehingga pesona yaitu segalah sesuatu yang menarik untuk dikunjungi turis. Dengan demikian untuk sebuah obyek wisata agar mampu dikunjungi mesti memiliki daya tarik dimana pesona tersebut mesti membutuhkan pengelolaan dan pengembangan sehingga menjadi obyek rekreasi yang mampu menawan kunjungan.
Selain itu pemahaman ihwal pelancong berdasarkan INPRES No. 9 Tahun 1969 (dalam Pendit, 1996) menyatakan wisatawan yaitu orang yang berpergian dari daerah tinggalnya untuk berkunjung ke tempat lain dengan menikmati perjalanan kunjungan.
Jenis-jenis wisatawan menurut asalnya mampu dibedakan atas:
  1. Foreign Tourist (turis asing) ialah seluruh wisatawan dari suatu negara yang masuk ke negara lain.
  2. Domestic Tourist (turis domestik) yaitu seluruh wisatawan dari setiap tempat pariwisata yang masuk ke provinsi yang lain dalam satu negara.
  3. Local Tourist (pelancong lokal) yaitu seluruh pelancong yang berada dalam kawasan pariwisata yang menyelenggarakan kunjungan pada obyek rekreasi di daerah itu sendiri.

Jenis-jenis pariwisata mampu digolongkan menjadi
  • Wisata budaya, adalah perjalanan yang dikerjakan atas dasar cita-cita untuk memperluas persepsi hidup seseorang dengan jalan menyelenggarakan kunjungan atau peninjauan ke kawasan lain atau ke negeri untuk mempelajari kondisi rakyat dan seni.
  • Wisata kesehatan ialah: perjalanan seseorang turis dengan tujuan untuk menukar kondisi lingkungan tempat sehari-hari dimana beliau tinggal.
  • Wisata olahraga yaitu pelancong yang melakukan perjalanan dengan tujuan olahraga.
  • Wisata pertanian, yakni perjalanan yang dikerjakan ke proyek-proyek pertanian atau perkebunan.
  • Wisata maritime, yakni perjalanan pariwisata yang dikaitkan dengan olahraga, seni, air, teluk, dan bahari. 
2.      Potensi Obyek Wisata
Potensi obyek wisata merupakan suatu kesanggupan dan daya tarik yang dimiliki oleh obyek wisata yang menjadi pendorong kedatangan turis.
Umumnya daya tarik obyek wisata menurut pada
a.       Adanya sumber daya yang mampu menjadikan rasa bahagia, indah, bersih
b.      Adanya aksesibilitas yang tinggi untuk dapat dikunjungi
c.       Adanya ciri khusus/spesifik yang bersifat langka
d.      Adanya fasilitas /prasarana pendukung untuk melayani para pelancong yang hadir (Rumaini, 1992).
Potensi ialah semua sumber budaya yang terdapat disuatu kawasan yang bersangkutan baik dalam bentuk fisik maupun dalam bentuk sosial yang perlu dikembangkan (Marioti dalam Yoeti, 1990). Potensi rekreasi terdiri dari:
  • Benda-benda yang tersedia dan terdapat di alam semesta yang dalam ungkapan pariwisata disebut dengan natural animitites dan yang termasuk dalam  kelompok ini antara lain:

  1. Iklim, misalnya cuaca cerah, sejuk, banyak sinar matahari dan sebagainya
  2. Bentuk tanah dan panorama (land configuration and land space) misalnya lahan yang datar, lembah, pegunungan, danau, pantai dan gerojokan.
  3. Hutan belukar (the sylvan element) misalnya hutan yang luas banyak pohon-pohon.
  4. Flora dan fauna dan flora gila, burung-burung, kawasan perburuan, cagar alam dan sebagainya.
  5. Pusat-pusat kesehatan (healt center) misalnya sumber air panas, air mineral, dimana semuanya itu diharapkan mampu menyembukan macam-macam penyakit.

  • Hasil ciptaan manusia (man made Suplly) adalah benda-benda bersejarah, kebudayaan dan keagamaan, misalnya monumen bersejarah dan sisa peradaban masa kemudian, rumah ibadah, upacara perkawinan dan lain-lain.
  •  Tata cara hidup masyarakat (the way of life). Tata cara hidup yang dimaksud sistem hidup tradisional dari suatu penduduk yang merupakan salah satu sumber penting untuk ditawarkan pada para wisatawan. Bagaimana kebiasaan hidupnya, budpekerti istiadat, seluruhnya merupakan pesona utama bagi wisatawan untuk tiba dan tinggal lebih usang di daerah tersebut.

Potensi fisik yang dimiliki obyek rekreasi ialah segala sesuatu yang mempunyai pesona yang berpengaruh supaya mampu menarik perhatian pelancong untuk berkunjung ke sebuah obyek rekreasi tertentu. Tentunya pesona wisata disini yaitu pesona yang sifat berwujud dan dapat disaksikan secara eksklusif. Guna meningkatkan kualitas obyek rekreasi ini diadakan berbagai upaya pelestarian yang mengarah terhadap performa yang lebih optimal. Berkaitan dengan itu Sahat (1990) menjelaskan adanya beberapa sumber atau jenis yang mampu dijadikan selaku potensi pesona wisatawan untuk datang berkunjung ke sebuah daerah tujuan rekreasi antara lain:
  1. Sumber yang bersifat alamiah (natural resources) misalnya panorama alam, iklim lingkungan hidup, flora dan fauna, danau dan produk-produk yang terdapat didasar maritim, gua-gua, tebing, lembah, gunung, dan sebagainya.
  2. Sumber buatan insan (man made resources) contohnya sisa-sisa peradaban kurun lampau, peninggalan budaya, museum, purbakala, peralatan musik tradisional dan sebagainya.
  3. Sumber yang sifatnya manusiawi (human resources) yaitu sumber daya insan yang melekat dalam penduduk dalam bentuk way of life, warisan budaya seperti tari-tarian, upacara dab sebagainya.

Menurut Soekadijo (1997) potensi wisata yang ada dan sering dikunjungi wisatawan mampu digolongkan sebagai berikut:
a.       Obyek wisata alam
Obyek rekreasi alam yakni tempat rekreasi yang bersifat menyajikan keindahan alam selaku ciptaan tuhan untuk dirasakan dalam upaya penyegaran (rekreasi). Misalnya pantai, gunung, perbukitan, maupun dataran rendah.
b.      Obyek wisata budaya
Obyek wisata berupa peninggalan budaya atau tempat yang disengaja dibangun untuk obyek wisata misalnya, candi, kebun binatang, Taman Mini Indonesia Indah, mesjid.
Dari aneka macam pendapat para andal mampu  ditarik kesimpulan bahwa semua peluangyang disebut diatas merupakan sumber daya yang perlu dikembangkan selaku daya tarik dari obyek wisata yang bersangkutan membutuhkan perhatian khusus, kalau kesempatanitu tidak dilestarikan atau dikembangkan maka daerah tersebut tidak akan berkembang karena daya tarik atau peluangyang dimiliki oleh tempat obyek rekreasi tidak terlihat atau tidak dikenali apa kelebihannya.
Langkah permulaan dalam menentukan dan memilih sebuah obyek rekreasi pantas untuk dikembangkan atau mendapat prioritas untuk dikembangkan, sebelumnya perlu diperhatikan beberapa hal sebagai materi pola dan pertimbangan. Langkah ini dilaksanakan dengan harapan nantinya akan menghasilkan pembangunan obyek wisata yang optimal. Oleh karena itu penilaian potensi yang perlu dilaksanakan adalah dengan mengadakan langka-langkah sebagai berikut:
  1. Seleksi kepada potensiHal ini dijalankan untuk menentukan dan menentukan peluangdan daerah rekreasi yang memungkinkan untuk dikembangkan sesuai dengan ketersediaan dana.
  2. Evaluasi letak potensi tehadap daerahPekerjaan ini memiliki latar belakang pedoman tentang ada atau tidaknya pertantangan atau kesalahpahaman antar administrasi yang terkait.
  3. Pengukuran jarak antar potensiPekerjaan ini untuk mendapatkan gosip perihal jarak antar potensi, sehingga perlu adanya peta agihan obyek wisata. Dari peta ini dapat diperoleh gosip yang mampu dipakai untuk menentukan kesempatanmana yang cukup sesuai untuk dikembangkan (Sujali,1989) 
3.      Prasarana dan Sarana
Menurut Yoeti (1996) yang dimaksud dengan prasarana pariwisata yakni semua kemudahan yang memungkinkan supaya sarana kepariwisataan dapat hidup dan meningkat serta dapat memperlihatkan pelayanan terhadap turis yang bermacam-macam.
Yoeti (1983) menyatakan bahwa prasarana kepariwisataan terdiri dari:
  • Prasarana umum (general infrastruktur) ialah prasarana yang menyangkut kebutuhan lazim sebagai kelangsungan perekonomian, yang tergolong ke dalam kalangan ini ialah tata cara penyediaan air bersih, pembangkit tenaga listrik, jaringan jalan raya, pelabuhan udara, laut, terminal, kapal penyebrangan,
  • kereta api, telekomunikasi dan tak kalah pentingnya transportasi karena tanpa trasportasi yang lancar tentu wisatawan sukar untuk tiba ke tempat obyek wisata tersebut
  • Kebutuhan penduduk (basic need of civilized life) ialah prasarana yang menyangkut kebutuhan masyarakat banyak mirip rumah sakit, apotik, bank, kantor polisi, dan sebagainya (Yoeti, 1983)

Menurut Chalik (1992) Sarana wisata yakni sarana sosial dan sosial budaya yang diperlukan secara pribadi oleh turis dalam melakukan perjalanan mirip, transportasi, akomodasi, kedai makanan, catering, toko-toko cindera mata, daerah-kawasan hiburan umum, kantor pos, kantor telepon, rumah sakit, daerah penukaran uang, bank, kantor penerangan pariwisata, kantor keamanan dan yang lain.
Sarana tersebut dapat dibagi dalam dua kategori ialah:
  • Sarana utama. Yang dikelompokan dalam sarana utama mencakup: fasilitas, angkutan rekreasi, makan dan minum, jasa agen perjalanan, rekreasi dan hiburan, fasilitas berita dan konveksi.
  • Sarana penunjang. Yang termasuk fasilitas atau akomodasi penunjang yaitu bagian yang dapat menunjang kehidupan wisatawan ketika-waktu mampu diharapkan, sehingga dengan tersedianya fasilitas penunjang akan lebih menolong dalam memperlancar perjalanan. Yang termasuk dalam golongan penunjang antara lain kantor telepon, kantor pos, bank, daerah penukaran duit, tempat pelayanan kesehatan, dan tempat keselamatan.

Dalam hal fasilitas kepariwisataan, berdasarkan Wahab (dalam Yoeti, 1995) fasilitas kepariwisataan ialah semua bentuk perusahaan yang dapat menawarkan pelayanan kepada turis. Tetapi kehidupanya tidak selamanya tergantung pada pelancong.
Dengan perkataan lain bahwa perusahaan yang memberikan pelayanan terhadap turis baik secara langsung maupun tidak pribadi dan kehidupannya banyak tergantung pada turis.
4.      Air Terjun
Air terjun yakni deretan geologi dari arus air yang mengalir melalui sebuah formasi bebatuan yang mengalami erosi dan jatuh ke bawah dari ketinggian. Air terjun dapat berupa produksi yang umum digunakan di taman. Air terjun yakni sebuah penampakan alam yang memiliki pesona tersendiri, penampang air yang dibarengi dengan tupahan air dari atas yang kadang bisa menyebabkan pancaran sinar matahari menjadi seperti pelangi menciptakan air terjun menjadi ikon alam romantis. (www.wikipedia.id. org/wiki/Air_terjun diakses tanggal 12 januari 2012, 18:19 wib)
Indonesia adalah negara terindah dengan segala yang dimilikinya. Potensi rekreasi alam terbentang dari Sabang sampai Merauke. Dari sekian banyak jenis rekreasi alam, eksistensi air terjun termasuk yang menjadi primadona pelancong. Wisata air mendatangkan suasana rileksasi yang menenangkan jiwa. Bagi pelancong  yang suka wisata air alami tapi kurang nyaman dengan pantai, wisata alam riam ialah pilihan alternatif.

Wisata riam di Indonesia adalah rekreasi alam yang memukau, alasannya dikelilingi alam yang juga menawan . Indonesia memiliki beberapa gerojokan tinggi dan tertinggi yaitu: (www.uniknya.com/2011/12/5-air-menggeluti -tertinggi-di-indonesia/diakses tanggal 12 Januari 2012).
  • Air menggeluti Grojogan Sewu ( 81 meter )

Gambar 1. Air Terjun Grojogan Sewu
Terletak di kaki Gunung Lawu ( 2632 mdpl ), 27 km dari Kab. Karang anyar, Jawa Tengah. Air menggeluti ini merupakan salah satu dari acara wisata yang disebut “INTANPARI” ( Industri Pertanian dan Pariwisata ), riam ini memiliki ketinggian 81 meter diukur dari bawah ke atas.
  • Air menggeluti Curug Cimahi ( 85 meter )

Gambar 2. Air Terjun Curug Cimahi
Terletak di Desa Cisarua, sekitar 10 kilometer dari Cimahi, atau sekitar satu jam dari Bandung. Bagi warga sekitar yang ingin mencari hiburan alam dan menjauh dari keramaian kota metropolitan, gerojokan ini ialah tujuan rekreasi yang pas untuk mereka.
  • Air terjun Curug Cipendok ( 92 meter )

Gambar 3. Air Terjun Curug Cipendok
Terletak di Desa Karang Tengah, kabupaten Cilingok, sekitar 25 km dari Purwokerto. Dengan ketinggian 92 meter dan dikelilingi dengan hutan alam yang indah.

Air Terjun Curup Tenang ( 99 meter )

Terletak 65 km di sebelah timur Kendari, Air Terjun Moramo mudah diakses oleh mobil atau dengan bahtera. Keunikan dari riam ini ialah memiliki tingkatan sebanyak 127 tingkatan setinggi 100 meter sepanjang 2 km diperbukitan dataran tinggi Sulawesi Tenggara. Dan dikelilingi oleh hutan alami yang menjadi tempat habitat asli Sulawesi Tenggara.
  • Air terjun Curug Citambur ( 100 meter )

Gambar 6. Air menggeluti Curug Citambur
Air menggeluti Citambur, sebuah teladas yang tingginya sekitar 100 meter di Desa Karang Jaya, Kecamatan Pagelaran, Cianjur Selatan, Jawa Barat. Dikelilingi oleh hutan alami dengan panorama yang sungguh indah menjadikan penderasan ini ialah objek wisata yang eksotis.
  • Air Terjun Sedudo ( 105 meter )


Gambar 7. Air Terjun Sedudo

Air Terjun Sedudo terletak di Ngliman, kecamatan Sawahan. sekitar 30 km dari Nganjuk. Selain sebagai objek wisata, jeram ini sering dijadikan daerah pelaksanaan Upacara Tradisional oleh masyarakat dan Pemerintah lokal. Hal ini makin menambah pesona bagi pelancong baik setempat maupun luar negeri.
  • Air menggeluti Jarakan ( 115 meter )

Air Terjun Jarakan terletak di Desa Ngancar, Kecamatan Plaosan. Air Terjun Jarakan ini selaku bab dari tempat objek rekreasi gerojokan yang dikembangkan oleh pemerintah Kabupaten Magetan.

  Pemahaman Pengetahuan