Berbicara mengenai teknologi, maka kita sama-sama mengenali bahwa kemunculannya alasannya adalah adanya kebutuhan manusia untuk membuat lebih mudah segala acara dan kegiatannya. Sedangkan ilmu wawasan yang lahir belakangan, timbul dari rasa ingin tahu insan ihwal alam semesta, sehingga dalam perkembangannya ilmu pengetahuan mendorong penciptaan dan perkembangan teknologi di paras bumi ini. Dengan demikian, keduanya secara serempak menciptakan dan menghipnotis pertumbuhan kehidupan peradaban insan dari kala prasejarah hingga ketika ini.
Manusia hanya dapat bertahan hidup, kalau dia bisa mengikuti keadaan dengan lingkungan di mana beliau berada. Adaptasi di sini ialah membina hubungan secara timbal balik yang mempunyai sifat berkesinambungan dalam rangka menyanggupi kebutuhan hidup manusia. Kebutuhan hidup insan sangat beraneka ragam, namun di sini minimal ada tiga bentuk kebutuhan manusia yang mampu diidentifikasi yaitu (1) keperluan biologis, (2) keperluan sosial, (3) kebutuhan integratif.
Manusia selaku makhluk sosial memang tergambar dari salah satu keperluan terutama, ialah membutuhkan sobat di dalam melaksanakan kehidupannya. Di sinilah makhluk-makhluk manusia ini mulai membangun korelasi dengan sesamanya dengan mulai menyebarkan sejumlah ”aturan main” yang terang selaku anutan untuk berinteraksi dan melakukan pekerjaan sama. Selain itu, untuk memenuhi banyak sekali kebutuhannya maka makhluk manusia ini dibutuhkan mampu membina hubungan dalam arti yang lebih luas. Di sini, yang dimaksudkan bukan saja dengan sesama manusia tetapi juga dengan sesama makhluk hidup lainnya, serta dengan lingkungan alam di mana dia berada dan hidup.
Apa yang dijelaskan di atas merupakan perwujudan dari proses adaptasi yang aktif yang dilakukan dalam rangka mewujudkan ’kebudayaan’ yang dimiliki. Kebudayaan sendiri merupakan abstraksi dari pengalaman yang diperoleh dari semenjak kecil dan pengalaman berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya (baik lingkungan sosial, lingkungan alam dan produksi yang ada di sekitarnya) yang pada hakikatnya merupakan seperangkat nilai dan norma yang pantas, biasa dan sebagainya.
Selain itu, proses kemajuan dari penduduk dan kebudayaan mampu dilihat secara internal maupun secara eksternal. Maksudnya, ada sejumlah aspek yang melakukan pekerjaan , baik dari dalam masyarakat maupun dari luar masyarakat. Di sini, aspek internal yang terlihat adalah adanya proses setempat ’discovery’ dan proses setempat ’inventions’.
Sebenarnya, jika kita melihat faktor internal maka aspek-aspek tersebut merupakan sekumpulan faktor yang mampu mensugesti pertumbuhan sebuah penduduk dan kebudayaannya. Di sini, salah satu faktor yang perlu dicermati yakni struktur penduduk , di mana dalam konteks masuknya teknologi dan pengetahuan ke dalam masyarakat acap kali ada kekuatan-kekuatan yang saling beradu, baik yang dapat kita lihat maupun yang tidak dapat kita lihat. Dua kekuatan yang saling beradu di dalam masyarakat ialah kalangan generasi bau tanah dengan kelompok generasi muda. Kelompok generasi renta di sini mampu dilihat selaku kelompok postfiguratif, yakni golongan yang menjaga kemapanan yang ada dengan cara memegang nilai, persepsi dan norma-norma, serta tradisi setempat, mirip persepsi wacana banyak anak banyak rezeki. Sedangkan golongan generasi muda mampu dilihat selaku kelompok configuratif, yakni kelompok yang mencoba mengikuti tradisi tersebut meskipun di dalam perjalanan mereka mulai mengadopsi wawasan gres tersebut.
Dalam melihat pertumbuhan masyarakat dan kebudayaan dalam sebuah penduduk maka di sini kita akan menyaksikan ada beberapa bagian dalam metode budaya yang menyebabkan kemajuan atau pergantian tersebut, yakni (1) nilai budaya masyarakat setempat, (2) struktur sosial, (3) perilaku mental (mental attitude dan behavior), dan (4) teknologi.
Di sini, teknologi itu pada intinya penggagas dari kebudayaan dari abad ke abad, alasannya manusia di sini adalah the tool making animal. Dalam pandangan aliran materialis, teknologi merupakan inti dari sebuah penduduk dan kebudayaan. Sebenarnya bukanlah teknologi itu sendiri yang melakukan pekerjaan , namun tata cara nilai-nilai yang ada dalam masyarakat itu sendiri. Kemudian, bagian sikap mental di masukkan ke dalam unsur tata cara sosial dan sungguh berafiliasi dengan tata cara ideologi. Sedangkan bagian teknologi pada hakikatnya ialah komponen dasar dan sangat determinan jika dilihat hubungannya dengan ketiga unsur lainnya
Menurut Leslie White, kemajuan suatu kebudayaan dan penduduk diputuskan oleh penemuan-inovasi teknologi di dalam suatu masyarakat, khususnya umumnya berhubungan dengan tata cara buatan. Hal ini bergotong-royong ialah pencerminan dari prosedur pembiasaan yang dijalankan oleh manusia, contohnya aktivitas buatan untuk memenuhi kebutuhan dasar utama, adalah masakan.
Dalam menyaksikan proses perubahan yang terjadi maka ada hal yang pantas diamati, yakni adanya proses-proses perubahan lainnya, seperti difusi kebudayaan dan juga adanya kontak-kontak kebudayaan (dalam hal ini adanya proses akulturasi) di dalam komunitas yang mengalami pergeseran. Sebenarnya, proses pergeseran pada kala kini ini nampak adanya hal-hal yang mendukung terjadinya dinamika di dalam masyarakat tersebut, adalah komunikasi dan transportasi. Dengan demikian, terkait dengan hal ini maka bantu-membantu kita juga mengatakan tentang tata cara teknologi yang ada.
Bila berbicara perihal masalah-masalah terkait dengan proses ini maka kita akan menyaksikan bahwa bekerjsama beribu-ribu dan beratus-ratus tahun yang kemudian, proses-proses inilah yang membuat terjadinya pergeseran peradaban di dalam banyak sekali penduduk di banyak sekali pecahan dunia dalam selang waktu yang berbarengan atau selang waktu yang berlainan. Salah satunya adalah pergeseran dan pertumbuhan di dalam peradaban insan purba. Bila kita teliti lebih lanjut maka kita akan menyaksikan bahwa pergeseran yang terjadi di setiap kurun itu sungguh terkait dengan pergeseran teknologi yang dimiliki oleh komunitas manusia purba yang bersangkutan. Perkembangan dan pergeseran teknologi itu, bila dilihat dengan lebih cermat, bahwasanya mengganti beberapa komponen, antara lain komponen sistem sosial atau metode organisasi sosial masyarakat dan tata cara ideologi mereka. Walaupun, lalu kita juga akan melihat bahwa ada pula pergeseran dengan bagian-bagian lainnya di dalam suatu kebudayaan, mirip metode iktikad penduduk lokal (sistem religi) dan lainnya.
Berbeda dengan teknologi, ilmu wawasan lahir dari rasa ingin tahu manusia soal alam semesta, tepatnya lewat observasi dan anutan. Dalam perkembangannya, ilmu pengetahuan mendorong penciptaan dan pertumbuhan teknologi di wajah bumi ini. Keduanya secara serentak membuat dan mensugesti kemajuan kehidupan peradaban manusia.
Ibarat keping uang logam yang memiliki dua segi yang berbeda, pengaruh ilmu wawasan dan teknologi juga mampu dilihat dari dua sisi yang berlawanan. Seperti kita ketahui, teknologi lahir alasannya adanya keperluan insan untuk membuat lebih mudah segala kegiatan dan kegiatannya. Akan tetapi bukan bermakna kecanggihan teknologi itu senantiasa menghadirkan faedah dan dampak faktual saja bagi kehidupan insan. Tidak sedikit yang justru merugikan insan bila tidak dipakai dengan sempurna. Dengan kata lain, selain dampak negatif yang muncul sebab efek samping dari teknologi itu sendiri, pengaruh negatif dari teknologi (termasuk juga sains) juga dapat terjadi alasannya perilaku manusia penggunanya. Teknologi akan memiliki dampak negatif dalam pengaruhnya dengan sikap manusia yang menggunakannya, adalah pengaruh negatif yang muncul alasannya adalah kesalahan/kekeliruan/kelalaian yang tidak disengaja dalam penggunaannya, dan efek negatif yang timbul alasannya kesalahan yang disengaja dalam penggunaannya untuk tujuan pengrusakan. Sehingga dalam pembahasan ihwal pengaruh negatif ini, Anda harus menyaksikan dengan lebih peka mana yang disengaja memiliki pengaruh negatif dan mana yang tidak disengaja memiliki efek negatif atau memang imbas samping (tidak mampu disingkirkan) dari teknologi itu sendiri.
Sementara kemajuan ilmu wawasan (sains) mampu juga membentuk manusia-insan yang rasional dan mudah. tingkat rasionalitas seseorang ini pada kesannya mampu menjauhkannya dari kehidupan religius insan terhadap nilai-nilai ke-Tuhan-an. Berkembangnya budaya sekuler dan hilangnya iman akan nilai-nilai agama menjadi salah satu dampak dari pendewaan manusia akan ilmu pengetahuan. Untuk itu, baik dan buruknya atau aktual dan negatifnya dampak dari pemanfaatan dan praktik-praktik ilmu pengetahuan dan teknologi tergantung pada perilaku dari insan yang memakai ilmu pengetahuan dan teknologi itu sendiri.