Renunganku

Bumi ini berputar tiada henti. Tak terasa kita menjalani hari demi hari. Adakah kita merenung, mencari pelajaran dibalik semua insiden yang kita alami. Terkadang kita tak menyadari betapa Kuasanya Tuhan disegala penjuru kehidupan kita.
Ketika kita merasa bahagia, kita lupa untuk bersyukur atas nikmat yang telah diberikannya.
pasangan hidup yang sempurna akan senantiasa menjadi idaman setiap insan. Namun tak ada insan yang sempurna, karna kesemurnaan hanyalah milik Yang Maha Kuasa.
Dan keadilan senantiasa tiba dari-Nya, maka beliau ciptakan insan dengan berpasang-pasangan biar mereka merasa tenteram, hening, tentram, saling melengkapi kelemahan dengan keunggulan yang dimiliki.
Saling memahami, menghargai, melengkapi, dan saling berbagi baik diwaktu susah maupun senang.
Karna kesetiaan kepada pasangan merupakan hal yang sangat penting dalam menjalin relasi.
Kesulitan merupakan cobaan sekaligus teguran dari Yang Maha Penyanyang untuk orang-orang opsi. Karna Dia tak akan memberi cobaan diluar batas kemampuan umat-Nya.
Kita diuntut untuk tabah dan nrimo menjalani semua ujian yang diberikan alasannya adalah cobaan itu sendiri kita tidak pernah tahu kapan berakhirnya dan bagaimana isinya. Manusia cuma dapat berencana tetapi hanya Dia lah yang menentukan.
Sebagai anak, suami maupun istri, kita semestinya mempertahankan, merawat, dan menawarkan kasih sayang kepada orang-orang yang memerlukan perlindungan kita. Karena kita takkan mampu hidup sendiri.
Kekuasaan kita tak ada artinya jikalau tak mempunyai bawahan, keangkuhan kita akan membawa kita terhadap kesengsaraan.
Harta kita yang berlimpah tak akan bisa cukup membeli kasih sayang. Ibu yang mengandung, melahirkan, merawat dan membesarkan kita tak pernah meminta sedikitpun balasan atas apa yang dilakukannya. ibu menunjukkan semua yang ia miliki tanpa pamrin, dengan lapang dada nrimo biar anaknya senang. Ibu senantiasa menunjukkan yang terbaik untuk anak-anaknya. Selalu mempertahankan, memberikan kehangatan dikala kita merasa dingn, menunjukkan kesejukan di hati kita sehingga kita merasa kondusif. Hanya dipangkuannya kawasan kita mengadu dan berlindung saat kita merasa takut. Kasih sayangnya tak pernah terbalas dengan apapun.
 Ia slalu berdoa untuk kesuksesan anaknya. Agar anaknya menjadi orang yang berkhasiat. Dan betapa sayangnya Tuhan kepada ibu, apapun doa sang ibu akan didengar-Nya. Akan dikabulkan-Nya walaupun kita tidak tahu kapan itu terjadi. Karna planning Tuhan yang begitu indah sarat dengan diam-diam yang tak ada seorangpun dapat menerkanya.
Namun saat orang tua kita sudah tidak berdaya, apa yang kita kerjakan?
Apakah kita masih menyayanginya saat raganya sudah bau tanah?
Apa yang kita berikan untuknya?
Apa yang dilakukannya di kurun senjanya? Apakah dia masih melayani anak-anaknya? Ataukah ia dilayani anak-anaknya?
Betapa meruginya beliau jika mempunyai anak yang cuma dapat memerintahnya mirip babu, anak yang cuma mampu meminta tanpa tahu terima kasih, anak yang memarahinya karna kehilafannya. Mungkin bisa saja ia meminta semoga Tuhan membalas perlakuan anaknya yang begitu hina kepadanya. Namun takkan pernah ia lakukan karna dia meyakini bahwa anak yang dilahirkannya bukanlah anak yang durhaka. Anak yang dididiknya ialah anak yang berbakti, cuma saja anaknya dalam pengaruh emosi yang tak terkendali.
Begitu lembutnya hati ibu. Walaupun dia suka mengomel dan membuat kita gundah mendengarnya. Namun dibalik itu semua ada maksud, biar anaknya berfikir, menyaksikan, mendengar, mencicipi dan memahami perihal sesuatu karna ibu tak selamanya ada untuk kita.
Ketika ibu tiada, siapa yang dapat menolongnya?
Hanya kita, yaaa… hanya kitalah yang mampu menolongnya. Betapa beruntungnya ibu yang mempunyai anak soleh dan soleha yang senantiasa mendoakannya.

Inilah waktunya kita membalas semua yang sudah diberikan ibu kepada kita selama ini. Walaupun doa yang kita kirimkan tak akan mampu membayar semua yang telah diberikannya selama ini.