Begitu banyak dongeng hidup yang sudah aku, sobat, kalian, dan kita jalani.
Aku pernah bertanya berulang-ulang kali ihwal arti kehidupan didunia ini, kita hidup untuk mati..
Kita hidup seharian dan mati tuk selamanya.. jika kini kita membahas ihwal maut apa yang sobat rasakan ?
Sedih, senang, bingung, takut, khawatir?
Yah, campuran dari setiap rasa yang terlampau dalam, kadang kita sangat senang masih mampu menyaksikan diri kita sendiri bernafas dipagi hari.
Aku juga pernah bertanya wacana diriku sendiri.
“apa yang kau inginkan?”
Aku mendekap diriku sendiri, menangis, tertawa, tersenyum, murka, mencaci, bahkan memarahi diri ku sendiri ketika tak mampu mengerti apa yang di harapkan diriku sendiri.
“Diam sesaat, memperbaiki apa yang salah.”. kata diriku terhadap diriku ini.
Dan benar, dikala terdiam, melihat apa yang selama ini sudah terjadi secara nyata, membuat ku menyadari sesuatu bahwa masing-masing dari diri kita sendiri memiliki model terbaik dari diri kita sendiri.
Sebuah ide tiba dari media sosial yang sedang ku baca sambil menulis postingan ini.
Jika diri ini tak mampu menjadi suatu pohon diatas puncak bukit, cukup jadilah pohon kecil yang paling indah.
Jika diri ini tak mampu menjadi pohon kecil indah itu, maka jadilah rumput kecil yang indah.
Jika diri ini tak bisa menjadi ikan besar dilautan bebas, cukup jadilah ikan kecil dikolam, tetapi tetap yang paling indah.
Yah…. tidak acuh siapapun kita, apa yang kita kerjakan, darimana kita berasal, kita selalu mampu bermetamorfosis model yang lebih baik dari diri kita sendiri.
Sejatinya kita hidup dalam 3 dekap waktu, kemarin, hari ini, esok.
Jika kemarin mendapatkan kesalahan diri, maka hari ini berusahalah untuk tidak mengulanginya.
Jika hari ini kita melaksanakan kesalahan, maka asuh, nasehati biar tak mengulanginya di esok hari.
Jika esok hari kita melakukan kesalahan, maka sangat ada yang tetap salah dalam diri kita sendiri.
Manusia sejatinya daerah salah dan dosa, namun bukan memiliki arti menjadi argumentasi diri menjadi pencuri untuk membumbui dengan alasan yang meracuni diri.
Semoga Allah Ta’ala, memberi kita petunjuk , kedamaian dalam hati, dan memaknai versi diri kita sendiri.
Sekali lagi berdamailah dengan diri sendiri, nasehati, didiklah.