[Resensi Buku] Menyelidiki Pendidikan Huruf Lewat Sudut Pandang Islam

Keberhasilan sebuah bangsa dalam memperoleh maksudnya tidak hanya ditentukan oleh melimpah ruahnya sumber daya alam namun sungguh diputuskan oleh kualitas sumber daya manusianya. Bahkan ada yang mengtakan bahwa “bangsa yang besar dapat dilihat dari kualitas / abjad bangsa (insan) itu sendiri.

Sedangkan pensdidikan adat sebagaimana dirumuskan oleh Ibn Miskawaih dan dikutip oleh Abudin Nata, ialah upaya kearah terwujudnya perilaku batin yang mampu mendorong secara sepontan lahirnya tindakan-tindakan yang bernilai baik dari seseorang.

Dari uraian diatas, berdasarkan kami buku ini menaraik untuk direview yang kegunaannya untuk memperlihatkan info kepada teman-sahabat mahasiswa ihwal buku pendidikan aksara, sebagaimana pendidikan berkarakter yang final-selesai ini ramai dibicarakan.

 Keberhasilan suatu bangsa dalam memperoleh tujuannya tidak hanya ditentukan oleh melimpah [RESENSI BUKU] Menilik Pendidikan Karakter Melalui Sudut Pandang Islam

GARIS BESAR ISI BUKU

Buku ini menguraikan tentang bagaimana rancangan dasar pendidikan huruf itu, tinjaun islam ihwal pendidikan abjad, strategi dan pendekatan apa yang dipakai dalam pendidikan aksara dan bagaimana implementasinya dalam proses pembelajaran. Yang dapat diuraikan sebagai berikut:

KONSEP DASAR PENDIDIKAN KARAKTER

Tujuan pendidikan yakni untuk pembentukan abjad yang terwujud dalam kesatuan esensial si subyek dengan sikap dan sikap hidup yang dimilikinya. Bagi foerster, aksara ialah sesuatu yang mengualifikasi seorang pribadi. 

Karakter menjadi identitas yang menanggulangi pengalaman kontingen yang senantiasa berubah. Dari kematangan karakter inilah, kualitas seorang langsung diukur .

Karakter adalah akhlak, sifat, atau hal-hal yang sungguh abstrak yang ada pada diri seseorang. Sering orang menyebutnya dengan budpekerti atau perangai. Karakter dalam persepsi islam sama dengan etika. Akhlak dalam pandangan islam yaitu kepribadian, yang memiliki tiga unsur yakni wawasan, sikap dan sikap.

Dengan pendidikan huruf, seseorang diperlukan mampu memiliki kepribadian yang utuh, yakni jika pengetahuan sama dengan perilaku dan sama dengan sikap.


Esensi Pendidikan Karakter

Tujuan Pendidikan Karakter

Dalam sejarah islam Muhammad SAW sang Nabi terakhir dalam pemikiran islam, juga menegaskan bahwa misi khususnya dalam mendidik insan adalah untuk mengupayakan pembentukan abjad yang bagus (good character). Pakar pendidikan indonesia, Fuad Hasan, dengan tesis pendidikan yaitu pembudayaan, juga ingin menyampaikan hal yang sama dengan Muhammad SAW. Menurutnya pendidikan bermuara pada pengalihan nilai-nilai budaya dan norma-norma sosial (transmission of cultural values and social norms).

  Un Dan Politisasi Tolok Ukur Kualitas

Pemaparan pandangan tokoh diatas memperlihatkan bahwa pendidikan selaku nilai universal kehidupan memiliki tujuan pokok yang disepakati dalam setiap zaman, pada setiap tempat, dan dalam semua aliran. dengan bahasa sederhana, tujuan yang disepaki itu ialah merubah manusia menjadi lebih baik dalam wawasan, perilaku dan keahlian.

Pilar-pilar Pendidikan Karakter; (1) Moral Knowling, yakni pengetahuan ihwal kebaikan. Salah satu penyebab ketidakmampuan seseorang berlaku baik meskipun dia telah mempunyai wawasan tentang kebaikan karena ia tidak terlatih untuk melakukan kebaikan.

Oleh karena itu Alloh Menganugrahi manusia dengan Pendengaran dan pandangan sebagi alat untuk menemukan wawasan, sebagaimana firmannya: Dan Allah mengeluarkan kau dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan beliau memberi kamu telinga, penglihatan dan hati, agar kau bersyukur. ( Q.S An-Nahl: 78), (2) Moral Loving Atau Moral Living, yakni ialah penguatan aspek emosi siswa untuk menjadi manusia berkarakter.
Penguatan ini berkaitan dengan bentuk sikap yang harus dinikmati oleh siswa, adalah kesadaran akan jati diri, yaitu: percaya diri (Self esteem), kepekaan terhadap derita orang lain (emphaty), cinta kebenaran (Loving the good), pengendalian diri (self control), kerendahan hati (humility). Bersikap yaitu keberanian untuk menentukan secara sadar, (3) Moral Doing / Action, yakni keterampilan atau kemampuan, sesudah dua aspek diatas tercukupi maka budpekerti Acting sebagai outcome akan dengan gampang timbul dari para siswa.

Tinjaun Islam Tentang Pendidikan Karakter

Dalam islam, adat menempati kedudukan penting dan dianggap memilik fungsi yang vital dalam memandu kehidupan penduduk . Sebagaimana firman Alloh: Sesungguhnya Allah memerintahkan (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi terhadap kaum saudara, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. dia memberi pengajaran kepadamu biar kau mampu mengambil pelajaran. (Q.S An-Nahl 90)

Pendidikan budpekerti dalam islam diperuntukkan untuk insan yang merindukan kebahagiaan yang hakiki bukan kebahagian semu. Akhlak islam yaitu adat yang benar-benar memelihara eksistensi manusia selaku mahkluk terhormat sesuai dengan fitrahnya.

Strategi Dan Model Pendekatan Pendidikan Karakter

Untuk mengimplementasikan pendidikan aksara disekolah terdapat tiga bagian penting untuk dperhatikan, yakni prinsip, proses, dan praktikya. Dalam pendidikan aksara menuju terbentuknya budpekerti mulia dalam diri siswa ada tiga tahapan seni manajemen yang harus dilalui, diantaranya yakni; Moral Knowing / Lerning to know, Moral Loving, Moral Doing / Learning to do.

  • Model Internalisasi Pendidikan; Model pembelajaran mampu muncul dalam beragam bentuk dan variasinya sesuai dengan landasan filosofis dan paedagogis yang melatar belakanginya.
  • Model Tadzkiroh; Konsep Tadzkiroh dipandang oleh penulis selaku versi yang mampu menghantarkan murid biar selalu memupuk, memelihara dan menumbuhkan keimanan biar mendapat wujud konkritnya ialah amal saleh yang dibingkai dengan ibadah yang lapang dada sehingga melahirkan suasana hati yang lapang dan ridho atas ketetapan Alloh. Alloh berfirman; Sekali-kali tidak demikian halnya. Sesungguhnya Al Alquran itu ialah perayaan, Maka barangsiapa menghendaki, niscaya dia mengambil pelajaran daripadanya (Al Quran).( AlMusdatsir: 54 -55).
  [REVIEW BUKU] Kuntowijoyo - Islam Sebagai Ilmu; Epistemologi, Metodologi, dan Etika
  1. Tunjukan Teladan; Konsep keteladanan ini telah diberikan dengan cara Alloh mewakilkan Nabi S.A.W untuk menjadi panutan yang bagus bagi umat islam. Allah Berfirman; Sesungguhnya Telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri acuan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan ia banyak menyebut Allah. (Al-Ahzab: 21).
  2. Arahkan (Berikan Bimbingan); Bimbingan dan Latihan dikerjakan secara sedikit demi sedikit dengan menyaksikan kemampuan yang dimiliki anak untuk kemudian ditingkatkan perlahan-lahan. Rasululloh Bersabda; Barang siapa diserahi tanggung jawab dalam pemeliharaan (keluarga atau kaum muslim keseluruhan) tetapi gegabah membimbing dengan pesan yang tersirat, maka ia akan dihalangi masuk surga (H.R Baihaqy dalam kitab Suabul Iman 6/14 hal: 7364).
  3. Dorongan; Motivasi adalah kekuatan yang menjadi pendorong acara mencapai tujuan, contohnya kebutuhan seseorang untuk makan mendorong seseorang untuk melakukan pekerjaan . Dorongan harus senantiasa diberikan terhadap belum dewasa yang ada dalam proses kemajuan dan pertumbuhan semoga tidak lekas merasa bersalah, rendah diri bahkan frustasi dikala menuai hambatan atau kegagalan.
  4. Zakiyah (Murni, Suci, Bersih); Allah berfirman : Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa ituDan Sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya.(QS 91: 9-10). Dengan demikian guru, dalam hal ini guru agama islam mesti selalu dituntut memasukkan nilai-nilai batiniyyah terhadap anak dalam proses pembelajran. Niat, lapang dada, ridha itu ada didalam hati dan itu akan lahir manakala hatinya disentuh.
  5. Kontinuitas (Sebuah Proses Pembiasaan Dalam Belajar, Bersikap, Dan Berbuat); Al-Qur’an menjadikan kebiasaan itu sebagai salah satu tehnik atau metode pendidikan. Al-Qur’an mempergunakan cara sedikit demi sedikit dalam menciptakan kebiasaan baik, begitu pula dalam menetralisir kebiasaan jelek pada diri seseorang.
  6. Ingatkan; Allah berfirman dalam al-Qur’an: (yakni) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi nyaman dengan mengingat Allah. Ingatlah, Hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi nyaman. (QS 13: 38). Oleh alasannya adalah itu, dalam pembelajaran PAI guru harus senantiasa mengingatkan siswa bahwa mereka diawasi oleh Alloh SWT. Sehingga siswa akan selalu menjaga perilakunya dari perbuatan tercela.
  7. Repetition (Pengulangan); Pendidikan yang efektif dijalankan berulang kali sehingga anak menjadi mengetahui. Pelajaran atau nasihat apapun perlu dikerjakan berulang kali, sehingga gampang dimengerti oleh anak.
  8. Organisasikan; Guru harus mampu mengorganisasikan wawasan dan pengalaman yang telah diperoleh siswa diluar sekolah dengan pengalaman yang sudah diperoleh siswa diluar sekolah dengan pengalaman mencar ilmu yang diberikannya. Rasululloh bersabda, “ barang siapa yang mempunyai anak yang masih kecil, maka gaulilah mereka dengan tingkat akal mereka” (H.R Ibnu Asakirdan Ibn Badawih dari Muawiyyah).
  9. Heart (Hati); Guru harus mampu menghidupkan dan membimbing kekuatan spiritual yang sudah ada pada diri muridnya, sehingga hatinya akan tetap bening, laksana bersih bagaikan cermin, itulah hati orang-orang yang beriman dan berzakat saleh.Allah berfirman; Dan tetaplah memberi perayaan, Karena Sesungguhnya perayaan itu berfaedah bagi orang-orang yang beriman.( QS Al-Dzariyat: 55) Dan “Belumkah tiba waktunya bagi orang-orang yang beriman, untuk tunduk hati mereka mengenang Allah dan kepada kebenaran yang Telah turun (terhadap mereka)”, ( QS Al-Hadid: 16)

IMPLEMENTASI MODEL DALAM PENDIDIKAN KARAKTER

Pada Pembahasan Implementasi Model Dalam Pembentukan Karakter ini pembaca akan disuguhi beberapa bahasan,diantaranya adalah: (1) Cara dan tehnik dalam pengerjaan silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran berkarakter, (2) Standar Kompetensi lulusan dan Nilai / abjad yang dikembangkan pada tingkat MI, MTs, dan MA, (3) Metode pendukung implementasi model.

  Daftar Fasilitas Mewah Kreta Luxury Dengan Tarif Perjalanan Rp;750.000 Siap Memani Perjalanan Anda

PENUTUP

Dari buku ini kita dapat mengambil kesimpulan diantaranya adalah; (1) Buku ini sungguh cantik sebagai pengenalan untuk guru dan para mahasiswa PAI terutama untuk mengenal lebih jauh pendidikan huruf, (2) Dengan membaca buku ini, kita tahu pendidikan huruf dengan berlandaskan ayat-ayat Al-Qur’an dan Hadits. Dan agar Review ini bermanfaat untuk kita semua.

Judul Buku : Pendidikan Karakter Perspektif Islam
Penulis : Abdul Majid, S.Ag, M.Pd – Dian Andayani, S.Pd, M.Pd
Penerbit : PT. Remaja Rosda Karya
Har : –
Tebal : 232 Halaman (Beserta Sampul)
Tahun Terbit : Mei 2011
Cetakan : Pertama