Konsekuensi Pernyataan Menjadi Syarat, Qaidah Fiqih (2)

Kaidah fiqih ialah kaidah-kaidah yang berasal dari simpulan dalil Al-Alquran dan sunnah menurut rumusan ulama’ terkait hukum – aturan fiqh. Ada berbagai kaidah fiqh yang dihasilkan oleh para ulama. Namun, ada 5 kaidah umum yang utama. Lima kaidah ini sering disebut sebagai al-qawaid al-fiqhiyah al-kubra. Dari 5 kaidah mempunyai turunan kaidah lanjutan sebanyak 40. Kaidah yang kedua yakni
مَا يُشْتَرَطُ فِيْهِ التَّعْيِيْنُ فَاْلخَطَأُ فِيْهِ مُبْطِلٌ
Artinya: “Jika menyatakan sesuatu itu menjadi syarat, maka kalau salah hukumnya batal.”
Kaidah di atas didasarkan pada hadis Rasulullah SAW berikut :
انما الاعمال بالنيات وانما لكل امرئ ما نوى (رواه البخارى)
Artinya: Nabi Saw bersabda : Sesungguhnya semua perbuatan itu bareng dengan niatnya, dan untuk setiap tindakan itu tergantung dari niatnya (HR. Bukhari)

Implementasi kaidah di atas adalah selaku berikut :
  1. Kesalahan dalam melaksanakan sholat dzuhur ke ashar dan sebaliknya, maka ketika dia melakukan sholat dzuhur dan berencana sholat ashar maka hukumnya tidak sah.
  2. Kesalahan dalam niat dari Kafarat Dzihar ke Kafarat Membunuh.
  3. Kesalahan dalam niat dari Sholat Sunnah Rawatib Dzuhur ke Rawatib Ashar
  4. Kesalahan dalam niat dari Sholat Idul Fitri ke Idul Adlha dan sebaliknya.
  5. Kesalahan dalam niat dari Sholat dua raka’at Sunnah Ihram ke dua raka’at sunnah Thawaf dan sebaliknya.
  6. Kesalahan dalam niat dari puasa Arafah ke puasa Asyura dan sebaliknya.
  Kumpulan Puisi Pendek Tentang Rindu yang Paling Rindu