Transisi Demografi

Salah satu ciri penduduk Indonesia ialah persebaran antar pulau dan provinsi yang tidak merata.  Sejak tahun 1930, sebagian besar masyarakatIndonesia tinggal di Pulau Jawa, padahal luas pulau itu kurang dari tujuh persen dari luas total kawasan daratan Indonesia. Namun secara perlahan persentase masyarakatIndonesia yang tinggal di Pulau Jawa terus menurun dari sekitar 59,1 persen pada tahun 2000 menjadi 55,4 persen pada tahun 2025. Sebaliknya persentase  penduduk yang tinggal di pulau pulau lain meningkat seperti, Pulau Sumatera naik dari 20,7 persen menjadi 22,7 persen, Kalimantan naik dari 5,5  persen menjadi 6,5 persen pada kurun yang serupa.  Selain pertumbuhan alami di pulau-pulau tersebut memang lebih tinggi dari pertumbuhan alami di Jawa, faktor arus perpindahan yang mulai menyebar ke pulau-pulau tersebut juga memilih distribusi penduduk (Tabel 3.1).

PERTANYAAN!
1.   Menurut anda (menurut data-data) Indonesia masuk pada tahapan mana dalam transisi demografi?
Dari data kelahiran, data akhir hayat, perkembangan di analisis masuk ke dalam transisi yang keberapa??
JAWABAN
1.   Dari hasil proyeksi menunjukkan bahwa jumlah masyarakatIndonesia selama dua puluh lima tahun mendatang terus meningkat adalah dari 205,1  juta pada tahun 2000 menjadi 273,2 juta pada tahun 2025 (Tabel 3.1). Walaupun demikian, perkembangan rata-rata per tahun masyarakatIndonesia selama periode 2000-2025 menawarkan kecenderungan terus menurun. Dalam dekade 1990-2000, penduduk Indonesia bertambah dengan kecepatan 1,49 persen per tahun, lalu antara era 2000-2005 dan 2020-2025 turun menjadi 1,34 persen dan  0,92 persen per tahun. Turunnya laju perkembangan ini ditentukan oleh turunnya tingkat kelahiran dan akhir hayat, tetapi penurunan karena kelahiran lebih cepat ketimbang penurunan karena maut. Crude Birth Rate (CBR) turun dari sekitar 21 per 1000 penduduk pada awal proyeksi menjadi 15 per 1000 penduduk pada akhir masa proyeksi, sedangkan Crude Death Rate (CDR) tetap sebesar 7 per 1000 penduduk dalam abad waktu yang serupa.
Tabel 3.1 Laju Pertumbuhan Penduduk Menurut Provinsi 2000-2025
Propinsi
2000
2005
2010
2015
2020
2025
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
11. NANGGROE ACEH DARUSSALAM
3,929.3
4,037.9
4,112.2
4,166.3
4,196.5
4,196.3
12. SUMATERA UTARA
11,642.6
12,452.8
13,217.6
13,923.6
14,549.6
15,059.3
13. SUMATERA BARAT
4,248.5
4,402.1
4,535.3
4,693.4
4,785.4
4,846.0
14. RIAU
4,948.0
6,108.4
7,469.4
8,997.7
10,692.8
12,571.3
15. JAMBI
2,407.2
2,657.3
2,911.7
3,164.8
3,409.0
3,636.8
16. SUMATERA SELATAN
6,210.8
6,755.9
7,306.3
7,840.1
8,369.6
8,875.8
17. BENGKULU
1,455.5
1,617.4
1,784.5
1,955.4
2,125.8
2,291.6
18. LAMPUNG
6,730.8
7,291.3
7,843.0
8,377.4
8,881.0
9,330.0
19. KEPULAUAN BANGKA BELITUNG
900.0
971.5
1,044.7
1,116.4
1,183.0
1,240.0
31. DKI JAKARTA
8,361.0
8,699.6
8,981.2
9,168.5
9,262.6
9,259.9
32. JAWA BARAT
35,724.0
39,066.7
42,555.3
46,073.8
49,512.1
52,740.8
33. JAWA TENGAH
31,223.0
31,887.2
32,451.6
32,882.7
33,138.9
33,152.8
34. D I YOGYAKARTA
3,121.1
3,280.2
3,439.0
3,580.3
3,694.7
3,776.5
35. JAWA TIMUR
34,766.0
35,550.4
36,269.5
36,840.4
37,183.0
37,194.5
36. BANTEN
8,098.1
9,309.0
10,661.1
12,140.0
13,717.6
15,343.5
51. B A L I
3,150.0
3,378.5
3,596.7
3,792.6
3,967.7
4,122.1
52. NUSA TENGGARA BARAT
4,008.6
4,355.5
4,701.1
5,040.8
5,367.7
5,671.6
53. NUSA TENGGARA TIMUR
3,823.1
4,127.3
4,417.6
4,694.9
4,957.6
5,194.8
61. KALIMANTAN BARAT
4,016.2
4,394.3
4,771.5
5,142.5
5,493.6
5,809.1
62. KALIMANTAN TENGAH
1,855.6
2,137.9
2,439.9
2,757.2
3,085.8
3,414.4
63. KALIMANTAN SELATAN
2,984.0
3,240.1
3,503.3
3,767.8
4,023.9
4,258.0
64. KALIMANTAN TIMUR
2,451.9
2,810.9
3,191.0
3,587.9
3,995.6
4,400.4
71. SULAWESI UTARA
2,000.9
2,141.9
2,277.2
2,402.8
2,517.2
2,615.5
72. SULAWESI TENGAH
2,176.0
2,404.0
2,640.5
2,884.2
3,131.2
3,372.2
73. SULAWESI SELATAN
8,050.8
8,493.7
8,926.6
9,339.9
9,715.1
10,023.6
74. SULAWESI TENGGARA
1,820.3
2,085.9
2,363.9
2,653.0
2,949.6
3,246.5
75. GORONTALO
833.5
872.2
906.9
937.5
962.4
979.4
81. M A L U K U
1,166.3
1,266.2
1,369.4
1,478.3
1,589.7
1,698.8
82. MALUKU UTARA
815.1
890.2
969.5
1,052.7
1,135.5
1,215.2
94. PAPUA
2,213.8
2,518.4
2,819.9
3,119.5
3,410.8
3,682.5
 
Jumlah penduduk di setiap provinsi sangat bermacam-macam dan bertambah dengan laju kemajuan yang sungguh bermacam-macam pula.  Bila dibandingkan dengan laju kemajuan periode 1990-2000, maka tampaklaju pertumbuhan masyarakatdi beberapa provinsi ada yang naik pesat dan ada pula yang turun dengan tajam (data tidak ditampilkan). Sebagai contoh, provinsi-provinsi yang laju kemajuan orangnya turun tajam minimal sebesar 0,50 persen dibandingkan kala sebelumnya (1990-2000) yaitu Nanggroe Aceh Darussalam, Sumatera Selatan, Bengkulu, Jawa Tengah, Sulawesi Tengah, Gorontalo dan Papua. Sementara, provinsi yang laju pertumbuhannya naik pesat sekurang-kurangnyasebesar 0,40 persen dibandingkan kala sebelumnya adalah Lampung, Kep. Bangka Belitung, DKI Jakarta dan Maluku Utara.
Tabel 3.2. memberikan dua provinsi dengan rata-rata laju kemajuan penduduk minus adalah, Nanggroe Aceh Darussalam dan DKI Jakarta. Kondisi ini kemungkinan akhir dari asumsi migrasi yang digunakan, ialah acuan migrasi menurut umur selama periode proyeksi dianggap sama dengan contoh migrasi era 1995-2000, terutama untuk provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Pola net migrasi provinsi ini pada kala 1995-2000 yaitu minus di atas 10 persen, jauh lebih tinggi dari provinsi-provinsi pengantarmigran lainnya.

Tabel 3.2 Laju Pertumbuhan Penduduk Menurut Provinsi 2000-2025
Propinsi
2000-2005
2005-2010
2010-2015
2015-2020
2020-2025
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
11. NANGGROE ACEH DARUSSALAM
0.55
0.37
0.26
0.14
-0.00
12. SUMATERA UTARA
1.35
1.20
1.05
0.88
0.69
13. SUMATERA BARAT
0.71
0.60
0.69
0.39
0.25
14. RIAU
4.30
4.11
3.79
3.51
3.29
15. JAMBI
2.00
1.85
1.68
1.50
1.30
16. SUMATERA SELATAN
1.70
1.58
1.42
1.32
1.18
17. BENGKULU
2.13
1.99
1.85
1.69
1.51
18. LAMPUNG
1.61
1.47
1.33
1.17
0.99
19. KEPULAUAN BANGKA BELITUNG
1.54
1.46
1.34
1.17
0.95
31. DKI JAKARTA
0.80
0.64
0.41
0.20
-0.01
32. JAWA BARAT
1.81
1.73
1.60
1.45
1.27
33. JAWA TENGAH
0.42
0.35
0.26
0.16
0.01
34. D I YOGYAKARTA
1.00
0.95
0.81
0.63
0.44
35. JAWA TIMUR
0.45
0.40
0.31
0.19
0.01
36. BANTEN
2.83
2.75
2.63
2.47
2.27
51. B A L I
1.41
1.26
1.07
0.91
0.77
52. NUSA TENGGARA BARAT
1.67
1.54
1.41
1.26
1.11
53. NUSA TENGGARA TIMUR
1.54
1.37
1.23
1.09
0.94
61. KALIMANTAN BARAT
1.82
1.66
1.51
1.33
1.12
62. KALIMANTAN TENGAH
2.87
2.68
2.48
2.28
2.04
63. KALIMANTAN SELATAN
1.66
1.57
1.47
1.32
1.14
64. KALIMANTAN TIMUR
2.77
2.57
2.37
2.18
1.95
71. SULAWESI UTARA
1.37
1.23
1.08
0.93
0.77
72. SULAWESI TENGAH
2.01
1.89
1.78
1.66
1.49
73. SULAWESI SELATAN
1.08
1.00
0.91
0.79
0.63
74. SULAWESI TENGGARA
2.76
2.53
2.33
2.14
1.94
75. GORONTALO
0.91
0.78
0.67
0.53
0.35
81. M A L U K U
1.66
1.58
1.54
1.46
1.34
82. MALUKU UTARA
1.78
1.72
1.66
1.53
1.37
94. PAPUA
2.61
2.29
2.04
1.80
1.54

            Teori Transisi demografi (membuktikan pergeseran penduduk) Tahap Peralihan demografis:

1. Tingkat kelahiran dan akhir hayat tinggi.

Penduduk tetap/naik sedikit.
anggaran kesehatan meningkat.
Penemuan obat obatan kian maju.
Angka kelahiran tetap tinggi.

2. Angka maut menurun,tingkat kelahiran

masih tinggi—pertumbuhan pddk meningkat.

Adanya Urbanisasi.
usia kawin meningkat.
Pelayanan KB > Luas.
pendidikan meningkat.

3.Angka kematian terus menurun,
Angka kelahiran menurun,
 laju pertumbuhan

masyarakatmenurun.

4.Kelahiran dan maut pada tingkat

rendah pertumbuhan masyarakatkembali

seperti klasifikasi I— mendekati nol.
Keempat klasifikasi ini akan didialami oleh
negara yg sedang melaksanakan
pembangunan ekonomi

HASIL ANALISIS
Dari data di atas perihal laju pertumbuhan penduduk, mampu di analisis bahwa Negara Indonesia masuk ke dalam fase ketiga yang menyebutkan bahwa angka ajal terus menurun, angka kelahiran menurun, laju pertumbuhan masyarakatmenurun. Hal ini mampu di buktikan dari data pertumbuhan rata-rata per tahun penduduk Indonesia selama masa 2000-2025 menawarkan kecenderungan terus menurun. Dalam dekade 1990-2000, masyarakatIndonesia bertambah dengan kecepatan 1,49 persen per tahun, kemudian antara era 2000-2005 dan 2020-2025 turun menjadi 1,34 persen dan  0,92 persen per tahun. Turunnya laju kemajuan ini ditentukan oleh turunnya tingkat kelahiran dan akhir hayat, tetapi penurunan sebab kelahiran lebih cepat dibandingkan dengan penurunan alasannya adalah ajal. Crude Birth Rate (CBR) turun dari sekitar 21 per 1000 masyarakatpada permulaan proyeksi menjadi 15 per 1000 penduduk pada final kala proyeksi, sedangkan Crude Death Rate (CDR) tetap sebesar 7 per 1000 masyarakatdalam abad waktu yang serupa.
  Anatomi Organ Reprodukasi Perempuan Interna Dan Eksterna