Proses Pembentukan Tanah: Faktor Yang Mempengaruhi

Proses pembentukan tanah – Tanah adalah suatu lapisan tipis yg melapisi permukaan bumi, terbentuk dr hasil pelapukan batuan. Terdiri dr mineral, organisme hidup, air, udara, & materi organik yg saling berinteraksi dengan-cara terus-menerus.

Tanah merupakan sumber nutrisi utama bagi tumbuhan & makhluk hidup yang lain seperti insan, hewan, & burung. Oleh lantaran itu, tanah sangatlah penting bagi kelancaran hidup makhluk di bumi. Kita perlu memperlakukan tanah dgn hati-hati karena sungguh gampang rusak & tergerus oleh alam, seperti terbawa oleh air & angin. Dengan cara memahami & mengorganisir tanah dengan-cara benar, kita mampu menjaga salah satu blok bangunan penting dr lingkungan kita & pula ketahanan pangan.

Pembentukan tanah, yg disebut pula pedogenesis, melibatkan proses evolusi yg dipengaruhi oleh faktor-faktor fisik, biologi, iklim, & geologi. Proses ini menghasilkan lapisan-lapisan tanah yg disebut horizon tanah, yg dapat dibedakan menurut komposisi & sifat fisiknya.

Table of Contents

Faktor Pembentukan Tanah

Terdapat lima aspek pembentukan tanah, berikut penjelasannya:

Materi Induk

Bahan induk yakni materi padat permulaan yg membentuk tanah. Bahan induk mampu berupa zat terkonsolidasi seperti batuan atau partikel tak terkonsolidasi mirip abu vulkanik, endapan air, atau materi organik. Komposisi bahan induk mempengaruhi pembentukan tanah karena memilih komposisi tanah yg terbentuk. Sebagai acuan, batuan yg mengandung besi cenderung menghasilkan tanah yg kaya akan besi dgn pH lebih tinggi & warna lebih gelap.

Baca juga: Jenis Tanah: Karateristik & Persebaran di Dunia

Bahan induk lazimnya dikumpulkan lewat proses mirip angin, air, & erupsi gunung berapi, sehingga komposisi awal batuan dapat bermacam-macam. Pengaruh bahan induk pada pembentukan tanah pula dapat dilihat pada tanah yg berdekatan, yg sering memiliki profil tanah yg berlawanan lantaran perbedaan bahan induk yg membentuknya.

Baca juga: Limbah Domestik: Pengertian & Contohnya

Perubahan pada materi induk selama pembentukan tanah dapat terjadi dengan-cara datang-tiba atau bertahap dlm waktu yg usang.

Topografi

Topografi mempunyai tugas penting dlm pembentukan tanah & mencakup faktor-aspek seperti struktur geologi, ketinggian di atas permukaan laut, konfigurasi, & kemiringan lereng. Posisi bahan induk atau tanah selama pedogenesis pula mensugesti siklus hidrologi, transpirasi, & proses sejenis lainnya.

Baca juga: Limbah Anorganik: Pengertian, Jenis, Ciri, & Dampak

Penelitian menunjukkan bahwa profil tanah pada lereng cembung condong lebih dangkal dgn sublapisan yg kurang berlawanan dibandingkan dgn tanah di pecahan atas lereng cekung. Namun, bahan organik tanah di lereng yg lebih rendah biasanya lebih banyak lantaran pemikiran permukaan yg lebih besar dibandingkan dgn tanah di lereng yg lebih tinggi.

Baca juga: Limbah Keras Organik: Pengertian & Contohnya

Topografi mampu mengalami pergeseran dr waktu ke waktu lewat proses mirip pengikisan tanah & gempa bumi, yg kemudian mensugesti proses pembentukan tanah. Oleh lantaran itu, topografi mesti diperhatikan dlm pengelolaan lahan untuk menghemat kerusakan tanah & menjaga kesehatan lingkungan.

Iklim

Faktor iklim dlm pembentukan tanah merujuk pada kondisi cuaca, karena proses pembentukan tanah menyantap waktu yg cukup usang. Perubahan dlm iklim mampu menghipnotis banyak sekali faktor mirip curah hujan, suhu, & pola badai.

Baca juga: Transformational Style of Leadership and Psychological Capital: The Mediating Role of Work Engagement

Dampak langsung iklim pada pembentukan tanah terjadi lewat air & sinar matahari. Air sungguh penting untuk siklus hidup organisme dlm tanah, sedangkan sinar matahari menghipnotis kandungan air di dlm tanah.

Baca juga: Mengulas Perbedaan Politik Nasi Bungkus & Politik Panjat Pinang

Contohnya, pengaruh iklim yg terperinci terlihat pada tanah gurun yg sering terdapat di dekat kawasan ekuator yg mempunyai energi matahari & curah hujan yg tinggi. Sementara itu, di daerah beriklim sedang, iklim yg lebih lembab menghipnotis terbentuknya tanah tropis dgn kelembaban yg cukup.

Organisme

Proses pembentukan tanah sangat dipengaruhi oleh acara flora, binatang, & insan. Salah satu efek dr tumbuhan yaitu perbedaan dlm tingkat keasaman & jumlah materi organik pada tanah di bawah pohon dibandingkan di bawah rumput, lantaran serasah yg dihasilkan oleh kedua jenis tanaman tersebut berbeda.

Baca juga: Sawarna Srikandi: Tempat Wisata Terbaik di Banten

Manusia pula memengaruhi proses pembentukan tanah lewat kegiatan mirip konstruksi & pertanian, yg dapat mengganti atau mengubur lapisan tanah. Hewan & mikroorganisme di dlm tanah pula mempunyai peran penting dlm pembentukan tanah, karena aktivitas mereka mensugesti kandungan organik & tekstur tanah melalui proses fisik & metabolik.

Waktu

Dalam pembentukan tanah, waktu dianggap selaku faktor yg independen yg dapat menenteng perubahan signifikan dengan-cara datang-tiba meskipun tak tergantung pada pedoman properti fisik dlm ruang. Sebagai variabel abstrak, waktu memperlihatkan bahwa evolusi tanah dapat berganti tanpa masukan dr luar.

Dalam proses ini, imbas waktu kepada profil tanah mampu dilihat dr komposisi tanah dimana penumpukan lempung & kapur pada sublapisan terjadi akhir translokasi ke bawah. Kandungan humus di cakrawala tanah mungkin pula mengalami perbedaan balasan penuaan.

Proses Pembentukan Tanah

Pembentukan tanah dimulai dr bahan induk yg memilih komposisi mineralnya & memberikan kontribusi kepada sifat kimia & fisik tanah. Ada beberapa prosedur yg terlibat dlm proses pembentukan tanah, di antaranya selaku berikut:

Pelapukan

Pelapukan adalah proses alami yg terjadi di permukaan bumi untuk membentuk tanah lewat penguraian atau penghancuran batuan, mineral, & bahan organik, mampu terjadi dengan-cara fisik, kimia, & biologis.

Fisik

Pelapukan fisik terjadi tatkala batuan terpecah menjadi fragmen yg lebih kecil tanpa mengubah komposisi kimia mereka. Beberapa pola dr pelapukan fisik mencakup perubahan suhu yg cepat atau drastis, seperti tatkala air yg tertahan di dlm celah batuan membeku & meleleh kembali tatkala suhu naik. Proses ini mampu mempercepat keruntuhan batuan & memisahkannya menjadi fragmen yg lebih kecil. Proses pelapukan fisik pula dapat terjadi tatkala akar tanaman atau organisme lainnya berkembang & menekan batuan, memecahkannya menjadi fragmen yg lebih kecil.

Kimia

Pelapukan kimia terjadi tatkala batuan diuraikan melalui reaksi kimia dgn air, udara, atau zat-zat kimia lainnya yg terdapat di dlm tanah. Salah satu acuan pelapukan kimia yaitu oksidasi, di mana oksigen bereaksi dgn mineral di dlm batuan untuk membentuk senyawa kimia yg baru. Pelapukan kimia pula dapat terjadi tatkala asam, seperti asam karbonat atau asam sulfat, bereaksi dgn mineral di dlm batuan & mengubah komposisi kimianya.

Biologi

Pelapukan biologis terjadi tatkala organisme hidup, seperti basil & jamur, menolong dlm penguraian bahan organik & mineral di dlm tanah. Organisme ini menghasilkan enzim yg menolong dlm pemecahan bahan organik menjadi senyawa kimia yg lebih sederhana, yg kemudian digunakan oleh tumbuhan untuk berkembang. Organisme ini pula membantu dlm membentuk humus, materi organik gelap yg kaya akan nutrisi & sungguh penting untuk pertumbuhan tanaman.

Ketiga jenis pelapukan ini mampu terjadi dengan-cara berbarengan & saling mempengaruhi dlm membentuk tanah yg bermutu & subur. Proses pelapukan memerlukan waktu yg cukup lama & terus berlanjut, & kesudahannya tergantung pada aneka macam aspek seperti tipe batuan, iklim, topografi, & organisme yg hidup di dlm tanah.

Akumulasi Material

Akumulasi material yakni salah satu prosedur dlm pembentukan tanah yg melibatkan pengumpulan & penumpukan material organik & mineral ke dlm profil tanah. Proses akumulasi material dapat terjadi dengan-cara alami melalui aktivitas organisme tanah & deposit endapan, atau mampu disebabkan oleh kegiatan insan seperti penebangan hutan, pembuatan tanah, atau limbah pertanian.

Salah satu cara akumulasi material terjadi yaitu lewat proses biologis. Organisme tanah seperti serangga, cacing, & basil menguraikan sisa-sisa tumbuhan & hewan, menghasilkan bahan organik yg akan membentuk humus dlm tanah. Humus ini mampu menahan air & nutrisi, & mengembangkan kualitas tanah dengan-cara keseluruhan.

Selain itu, acara akar tumbuhan pula mampu menjadikan akumulasi material. Tanaman mengekstrak nutrisi & air dr tanah, & mempertahankan sebagian dr materi organiknya dlm bentuk akar mati & sisa-sisa tumbuhan yang lain. Sisa-sisa ini akan terdekomposisi menjadi humus & akan terakumulasi di dlm tanah.

Proses akumulasi material pula mampu terjadi dengan-cara alami lewat endapan mineral. Tatkala air mengalir lewat lahan atau kawasan yg tererosi, ia menjinjing partikel-partikel mineral ke dlm tanah. Tatkala air menguap, partikel-partikel mineral tersebut tertinggal & terakumulasi di dlm tanah, membentuk lapisan bahan mineral di dlm profil tanah.

Akumulasi material pula mampu disebabkan oleh aktivitas insan. Contohnya, pembuatan tanah untuk pertanian mampu mengakibatkan kenaikan kadar materi organik & nutrisi di dlm tanah. Penebangan hutan mampu menyebabkan penumpukan serasah & kayu mati di tanah yg meningkatkan kandungan bahan organik & nutrisi.

Leaching

Leaching ialah proses di mana air yg mengalir melalui tanah menghilangkan zat-zat mineral dr tanah. Zat-zat mineral ini dapat berasal dr materi organik yg membusuk atau dr batuan asal yg mengalami pelapukan. Air hujan yg jatuh ke permukaan tanah seringkali menjinjing zat-zat asam, seperti asam karbonat & asam sulfat, yg dapat menolong melarutkan mineral dr tanah.

Ketika air melarutkan mineral-mineral tersebut, mereka dapat diangkut oleh air & bergerak ke bawah tanah ke lapisan bawah tanah yg lebih dalam. Hal ini dapat menghipnotis ketersediaan nutrisi tanaman di lapisan atas tanah & mampu membentuk lapisan batuan atau kerak keras di kepingan bawah tanah.

Leaching pula dapat mempengaruhi kualitas air bawah tanah lantaran dapat menjinjing zat-zat mineral & senyawa kimia lainnya ke dlm sumber air tanah. Jika zat-zat tersebut beracun atau berbahaya bagi kesehatan insan, maka ini dapat menjadi dilema kesehatan masyarakat yg serius.

Transformasi

Transformasi yakni proses penting dlm pembentukan tanah di mana materi organik & mineral yg ada di dlm tanah mengalami perubahan. Proses transformasi ini terjadi akibat adanya kegiatan organisme tanah seperti bakteri, jamur, & lain-lain, yg melakukan proses penguraian & mengubah materi organik menjadi senyawa-senyawa yg lebih sederhana seperti karbon dioksida, air, & nutrisi yg diperlukan oleh tumbuhan.

Selain itu, transformasi pula mampu terjadi dengan-cara kimia & fisika. Transformasi kimia terjadi tatkala materi organik diubah oleh reaksi kimia dgn mineral atau materi kimia yang lain di dlm tanah. Contohnya, kalsium karbonat dapat mengalami reaksi dgn asam humat, yg dapat membentuk senyawa organik yg lebih kompleks.

Transformasi fisika terjadi tatkala kondisi lingkungan di sekitar tanah berubah, seperti pergeseran suhu atau kelembaban, yg dapat mensugesti struktur & tekstur tanah. Contohnya, pembekuan & pencairan tanah balasan fluktuasi suhu dapat menjadikan perubahan fisik dlm tanah, seperti pergerakan & pemadatan partikel tanah.

Transformasi ini merupakan proses yg penting dlm pembentukan tanah lantaran menciptakan nutrisi & senyawa-senyawa kimia yg mampu dimanfaatkan oleh flora untuk berkembang & meningkat . Selain itu, transformasi pula dapat mensugesti sifat-sifat kimia & fisik tanah, seperti pH, kandungan materi organik, & struktur tanah.

Pengapuran

Pengapuran yakni salah satu jenis reaksi kimia yg terjadi selama pembentukan tanah. Reaksi pengapuran terjadi tatkala ion kalsium (Ca2+) & ion magnesium (Mg2+) dilepaskan dr batuan induk & tercampur dgn air dlm tanah. Ion ini kemudian dapat mereaksi dgn ion karbonat (CO32-) & bikarbonat (HCO3-) yg pula terdapat dlm tanah. Hasil dr reaksi ini yakni terbentuknya senyawa kalsium karbonat (CaCO3), yg sering disebut sebagai kapur.

Kapur yg terbentuk ini akan mengendap pada permukaan tanah atau di dlm pori-pori tanah, membentuk lapisan tipis atau endapan yg lebih tebal tergantung pada intensitas & durasi pengapuran. Proses pengapuran mampu menolong mengembangkan pH tanah & memperbaiki struktur tanah dgn memperkuat agregasi partikel-partikel tanah.

Pengapuran dapat terjadi dengan-cara alami, contohnya jikalau terdapat batuan dgn kandungan kalsium & magnesium yg tinggi & kondisi lingkungan yg mendukung reaksi pengapuran. Namun, pengapuran pula mampu dikerjakan dengan-cara manusiawi untuk memperbaiki tanah yg masam & memajukan produktivitas pertanian. Dalam pertanian, kapur kerap kali diterapkan dlm bentuk pupuk kapur untuk menyeimbangkan pH tanah & memperbaiki nutrisi yg tersedia untuk tumbuhan.

Kesimpulan

Pembentukan tanah merupakan suatu proses kompleks yg melibatkan berbagai aspek mirip waktu, iklim, topografi, materi induk, binatang & flora, & proses-proses mirip pelapukan, transformasi, akumulasi, & pengapuran. Setiap aspek tersebut mempunyai tugas yg sangat penting dlm membentuk karakteristik tanah yg berbeda-beda di banyak sekali kawasan.

Proses pembentukan tanah dapat memakan waktu ratusan sampai ribuan tahun & dipengaruhi oleh perubahan-pergeseran alam mirip gempa bumi & erosi, serta oleh manusia melalui aktivitas pertanian & konstruksi. Tanah yg terbentuk mempunyai sifat fisik & kimia yg sangat kompleks, mirip struktur, kandungan mineral, kandungan air, & kandungan organik, yg mensugesti kesuburan tanah & kesuksesan pertanian.

Dengan mengerti faktor-faktor yg menghipnotis pembentukan tanah & karakteristik tanah yg terbentuk, kita dapat mengurus tanah dgn lebih baik & lebih berkesinambungan. Hal ini sangat penting mengenang tanah merupakan sumber daya alam yg sungguh berguna & esensial bagi kehidupan insan & ekosistem.

Refrensi

  1. Brady, N.C., & Weil, R.R. (2010). The Nature and Properties of Soils (14th ed.). Prentice Hall.
  2. Buol, S.W., Southard, R.J., Graham, R.C., & McDaniel, P.A. (2011). Soil Genesis and Classification (6th ed.). John Wiley & Sons.
  3. Lal, R. (2015). Principles of Soil Physics (2nd ed.). CRC Press.
  4. McBride, M.B. (2014). Environmental Chemistry of Soils (2nd ed.). Oxford University Press.
  5. Sparks, D.L. (2013). Environmental Soil Chemistry (2nd ed.). Academic Press.
  6. Sumner, M.E., & Miller, W.P. (Eds.). (2016). Soil Science: Methods and Applications. CRC Press.

  √ JENIS JENIS TANAH : Pengertian, Karakteristik, Sifat, Manfaat