Materi Mapel Agama Islam untuk penerima asuh (Pelajar) dan Guru Sekolah Menengah Pertama/MTS. Pelajarancg.blogspot.com, Jika Anda mencari bahan pembelajaran dengan Kompetensi Dasar (KD) Agama Islam terkait Rukun Iman, dalam goresan pena kali ini mari kita membicarakan artikel tersebut.
Daftar Isi
KOMPETENSI INTI
Artikel Kompetensi Inti (KI) bermaksud diantaranya adalah:
- KI 1 : Menghargai dan menghayati ajaran agama Islam yang dianutnya.
- KI 2 : Menghargai dan menghayati sikap jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi, tolong-menolong), santun, dan yakin diri dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam sekitarnya.
- KI 3 : Memahami dan menerapkan pengetahuan (aktual, konseptual dan prosedural) menurut rasa ingin tahunya wacana ilmu pengetahuan, teknologi, seni budaya terkait fenomena atau peristiwa yang tampak mata.
- KI 4 : Mengolah, menyaji dan menalar dalam ranah faktual (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan menciptakan) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain menurut sudut pandang/teori yang kuat.
Pelajari: APA PERBEDAAN ANTARA QADHA DAN QADAR ITU
KOMPETENSI DASAR (KD) DAN INDIKATOR
Kompetensi Dasar (Kd) |
Indikator Pencapian Kompetensi |
1.1. Meyakini macam-macam takdir yang berhubungan dengan Qadha dan Qadar |
1.1.1 Menunjukan iman kepada macam-macam takdir yang bekerjasama dengan Qodha dan Qodar |
2.1. Menampilkan sikap yang merefleksikan keimanan terhadap Qadha dan Qadar Allah |
2.1.1 Terbiasa berperilaku yang mencerminkan keimanan terhadap Qodha dan Qodar Allah dalam kehidupan sehari-hari |
3.1. Menunjukkan bukti/dalil kebenaran akan adanya Qadha dan Qadar dan ciri-ciri sikap orang yang beriman kepadanya |
3.1.1 Menjelaskan pengertian Qadha dan Qadar 3.1.2 Mengidentifikasi dalil aqli dan naqli kebenaran Qadha dan Qadar 3.1.3 Menjelaskan macam-macam Qadha dan Qadar 3.1.4 Menunjukkan contoh fenomena Qadha dan Qadar dalam kehidupan 3.1.5 Menjelaskan ciri-ciri sikap orang yang beriman kepada Qadha dan Qadar |
4.1. Menyajikan cerita-dongeng dari banyak sekali sumber dalam fenomena kehidupan perihal Qadha dan Qadar |
4.1.1 Menceritakan cerita-dongeng dari berbagai sumber dalam fenomena kehidupan ihwal Qadha dan Qadar |
Pelajari: 6 RUKUN IMAN DALAM ISLAM BERIKUT PENJELASANNYA
TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah peserta asuh memperhatikan, menanya, mengeksplorasi, menalar, dan merefleksi perihal Iman Kepada Qadha dan Qadar, dibutuhkan peserta ajar mampu:
- Menunjukan akidah kepada macam-macam takdir yang berhubungan dengan Qodha dan
- Terbiasa bertingkah yang mencerminkan keimanan terhadap Qodha dan Qodar Allah dalam kehidupan sehari-hari
- Menjelaskan pemahaman Qadha dan Qadar
- Mengidentifikasi dalil aqli dan naqli kebenaran Qadha dan Qadar
- Menjelaskan macam-macam Qadha dan Qadar
- Menunjukkan acuan fenomena Qadha dan Qadar dalam kehidupan
- Menjelaskan ciri-ciri perilaku orang yang beriman kepada Qadha dan Qadar
- Menceritakan dongeng-kisah dari banyak sekali sumber dalam fenomena kehidupan tentang Qadha dan Qadar
Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) siswa pelajarancg yang dibutuhkan : Religius, Jujur, Kerja sama, Toleransi, Disiplin, Mandiri, Bersahabat/Komunikatif, Kerja keras,Cinta Damai, Peduli Sosial, dan Tanggung Jawab.
MATERI BAHAN PELAJARAN IMAN KEPADA QADHA DAN QADAR KELAS 9 Sekolah Menengah Pertama/MTS SEMESTER GENAP
Pengertian Iman terhadap Qadha dan Qadar
Menurut bahasa “Qadha” berasal dari kata Qadha–Yaqdhii yang bermakna menetapkan suatu masalah dengan ucapan atau perbuatan. Secara istilah Qadha memiliki arti ketetapan, ketentuan atau keputusan Allah swt perihal suatu masalah semenjak zaman azali (sebelum adanya alam ini) yang belum diketahui dan belum diterima oleh makhluknya.
Sedangkan menurut bahasa kata “Qadar” berasal dari lafaz Qadara–Yaqdiru yang mempunyai arti kuasa melakukan sesuatu. Secara istilah Qadar memiliki arti pembatasan Allah swt swt wacana sesuatu, dengan kata lain, Qadar memiliki arti ukuran atau aturan yang diciptakan oleh Allah swt untuk kasus tersebut atau mampu juga memiliki arti ketentuan atau ketetapan yang telah ditentukan oleh Allah swt atas Makhluk-Nya dan telah diterima serta telah berlaku bagi makhluknya.
Beriman terhadap qadha dan qadar Allah swt
Beriman terhadap Qadha dan Qadar mempunyai arti kita meyakini adanya ketentuan Allah swt yang berlaku buat insan sebagai bukti dari kekuasaan Allah swt. Dengan kata lain dogma terhadap qadha dan qadar artinya yakin dan yakin dengan sepenuh hati bahwa Allah swt sudah memilih perihal segala sesuatu bagi makhluk-Nya, biar mausia bertambah besar lengan berkuasa Akidahnya dan kesadarannya untuk taat dan tunduk kepada Allah swt.
Perbuatan Allah swt berbentukQadar-Nya sesuai dengan ketentuan-Nya (Qadha-Nya) dan segala sesuatu itu sumbernya dari Allah swt, di dalam surat al-Ahzab: 36 Allah swt berfirman:
وَمَا كَانَ لِمُؤْمِنٍ وَلَا مُؤْمِنَةٍ إِذَا قَضَى ٱللَّهُ وَرَسُولُهُۥٓ أَمْرًا أَن يَكُونَ لَهُمُ ٱلْخِيَرَةُ مِنْ أَمْرِهِمْ ۗ وَمَن يَعْصِ ٱللَّهَ وَرَسُولَهُۥ فَقَدْ ضَلَّ ضَلَٰلًا مُّبِينًا
Artinya: Dan tidaklah layak bagi pria yang mukmin dan tidak (pula) bagi perempuan yang mukmin, jika Allah dan Rasul-Nya sudah menetapkan sebuah ketetapan, akan ada bagi mereka opsi (yang lain) wacana permasalahan mereka. Dan barangsiapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya Maka sungguhlah dia telah sesat, sesat yang aktual.
Dan dalam firman Allah swt lainnya pada Surat al-Qamar ayat 49:
إِنَّا كُلَّ شَيْءٍ خَلَقْنَاهُ بِقَدَرٍ
Artinya: Sesungguhnya Kami menciptakan segala sesuatu menurut ukuran.
Kewajiban beriman terhadap Qadha dan Qadar
Setiap muslim pria maupun perempuan wajib beriman terhadap qadha dan qadar Allah swt. Rasulullah Saw bersabda yang artinya: “tidaklah beriman seseorang sebelum ia beriman kepada qadha dan qadar yang baik maupun yang jelek. Dan tidaklah beliau beriman sebelum mengenali bahwa sebenarnya apa saja yang telah dipastikan akan menimpanya tentu tidak akan melesat dari dirinya. Dan sebetulnya apa saja yang ditentukan melesat dari dirinya niscaya tidak akan menimpanya” (HR. Tirmidzi dari Jabir).
Penjelasan hadis tersebut dikuatkan pula oleh hadis yang isinya cukup panjang dikala Rasulullah Saw didatangi oleh Malaikat Jibril dalam sebuah majelis dan Jibril bertanya kepada ia tentang tiga perkara, adalah Islam, Iman dan Ihsan serta menanyakan ihwal hari akhir zaman. Saat Rasulullah saw ditanya wacana iman maka beliaupun menjawab:
Artinya: “Engkau beriman kepada Allah swt, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasulrasul- Nya dan Hari Akhir dan engkau beriman kepada takdir yang baik maupun yang jelek “…. (HR. Muslim)
Setiap orang mukallaf (dewasa) wajib meyakini dan menentukan bahwa seluruh perbuatan, ucapan, dan gerakannya, yang baik maupun yang buruk adalah terjadi alasannya adalah adanya kehendak, takdir dan pengetahuan Allah swt. Namun perbuatan yang baik itu atas ridha Allah dan yang jelak itu bukan alasannya adalah ridla-Nya. Setiap orang memiliki karsa untuk melaksanakan perbuatannya sesuai dengan kehendaknya. Ia akan mendapatkan pahala manakala yang dilakukan itu baik, dan akan mendapatkan siksa manakala yang dikerjakan itu jelek dan sama sekali tidak memiliki alasan untuk melakukan yang buruk itu. Sesungguhnya Allah swt tidak akan berbuat aniaya terhadap hamba-Nya.
Artinya: Dari Abul Abbas Abdullah bin Abbas Radhiallahuanhuma, dia berkata: Suatu dikala saya berada di belakang Nabi saw, maka dia bersabda: Wahai ananda, aku akan mengajarkan kepadamu beberapa perkara: Jagalah Allah, niscaya ia akan menjagamu. Jagalah Allah niscaya Dia akan senantiasa berada di hadapanmu. Jika kamu meminta, mintalah kepada Allah, jika kau memohon tunjangan, mohonlah dukungan terhadap Allah. Ketahuilah sebetulnya kalau sebuah umat berkumpul untuk mendatangkan faedah kepadamu atas sesuatu, mereka tidak akan mampu memberikan manfaat sedikitpun kecuali apa yang sudah Allah memutuskan bagimu, dan jikalau mereka berkumpul untuk mencelakakanmu atas sesuatu, pasti mereka tidak akan mencelakakanmu kecuali kecelakaan yang sudah Allah tetapkan bagimu. Pena sudah diangkat dan lembaran sudah kering. (HR. Riwayat Turmuzi)
Salah satu pelajarancg yang mampu diambil dari hadis di atas ialah bahwa segala sesuatu yang terjadi pada manusia baik itu kejadian baik maupun buruk, semua itu sudah ditetapkan oleh Allah dan insan tidak mampu merubahnya, maka tidaklah beriman seseorang sebelum beliau beriman kepada qadar-Nya.
Hubungan antara Qadha dan Qadar
Keduanya memiliki hubungan yang sangat akrab. Jika Qadha yakni planning dan ketetapan Allah swt sejak zaman azali, maka qadar yaitu bentuk aktual perwujudan dari planning dan ketetapan Allah swt. Jadi dengan demikian, relasi keduanya mirip relasi antara planning dan pelaksanaan dari planning tersebut. Misalnya, ayah Ahmad berniat membeli suatu sepeda sebagai hadiah jikalau nilai rapornya baik. Rencana ini dapat diumpamakan Qadha Allah swt kepada makhluk-Nya. Sehingga ketika rencana membeli sepeda sebagai hadiah itu terealisasi, maka itulah yang dinamakan qadar-Nya.
Qadar Allah swt senantiasa sesuai dengan qadha-Nya. Artinya, tindakan Allah swt selalu sama dengan apa yang direncanakan dan ditetapkannya. Semua makhluk Allah swt telah ditetapkan perencanaan dan ketetapan perihal apa yang mau mereka alami. Mengenai qadha dan qadar Allah swt ini tidak ada yang dapat mengetahuinya, kecuali Allah swt. Oleh alasannya adalah itu, setiap makhluk harus selalu berupaya sebaik mungkin dan memohon terhadap Allah swt biar diberikan nikmat kebaikan dalam kehidupan di dunia dan alam baka. Hal ini sesuai firman Allah swt dalam surat al-An’am ayat 57:
قُلْ إِنِّى عَلَىٰ بَيِّنَةٍ مِّن رَّبِّى وَكَذَّبْتُم بِهِۦ ۚ مَا عِندِى مَا تَسْتَعْجِلُونَ بِهِۦٓ ۚ إِنِ ٱلْحُكْمُ إِلَّا لِلَّهِ ۖ يَقُصُّ ٱلْحَقَّ ۖ وَهُوَ خَيْرُ ٱلْفَٰصِلِينَ
Artinya: Katakanlah: “Sesungguhnya aku berada di atas hujjah yang kasatmata (Al Alquran) dari Tuhanku, sedang kau mendustakannya. Tidak ada padaku apa (azab) yang kamu minta supaya disegerakan kedatangannya. Menetapkan aturan itu hanyalah hak Allah swt. Dia pertanda yang bergotong-royong dan Dia pemberi keputusan yang paling baik”.
Macam-Macam Takdir
Takdir yakni ketetapan dari Allah SWT. Takdir ini bila dilihat dari imbas ikhtiar atau usaha manusia atasnya maka dibagi menjadi dua macam, adalah:
- Takdir Mubram
- Takdir Muallaq
Pertama: Takdir Mubram
Takdir Mubram yakni ketentuan Allah swt yang tidak mampu di ubah oleh insan lagi, mirip kelahiran, kematian, jenis kelamin, jodoh. Manusia ialah makhluk Allah swt yang mencipta, mengendalikan dan menguasai alam semesta. Manusia tidak mengetahui apa-apa yang hendak terjadi atas dirinya sendiri, baik kepada peristiwa yang menyenangkan maupun peristiwa yang menyusahkan. Dalam dalil Naqli Takdir Muallaq, sebagaimana firman Allah swt dalam surat An-Najm ayat 39.
وَأَنْ لَيْسَ لِلْإِنْسَانِ إِلَّا مَا سَعَىٰ
Artinya: Dan bantu-membantu seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah diusahakannya, (QS. An-Najm ayat 39)
Kedua: Takdir Muallaq
Takdir muallaq adalah ketentuan Allah swt yang mampu di ubah dengan doa dan ikhtiar. Manusia yaitu makhluk Allah swt yang mencipta, mengendalikan dan menguasai alam semesta. Manusia tidak mengenali apa-apa yang hendak terjadi atas dirinya sendiri, baik kepada kejadian yang mengasyikkan maupun peristiwa yang menyusahkan. Manusia tidak dapat menyampaikan bahwa besok akan terjadi hujan lebat. Mereka hanya akan memperkirakan menurut pengalaman. Islam mensyariatkan, bahwa manusia wajib berupaya secara optimal, sedangkan akibatnya ada pada kekuasaan Allah swt. Hal tersebut sesuai firman Allah swt dalam surat Ar- Ra’d ayat 11.
لَهُۥ مُعَقِّبَٰتٌ مِّنۢ بَيْنِ يَدَيْهِ وَمِنْ خَلْفِهِۦ يَحْفَظُونَهُۥ مِنْ أَمْرِ ٱللَّهِ ۗ إِنَّ ٱللَّهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّىٰ يُغَيِّرُوا۟ مَا بِأَنفُسِهِمْ ۗ وَإِذَآ أَرَادَ ٱللَّهُ بِقَوْمٍ سُوٓءًا فَلَا مَرَدَّ لَهُۥ ۚ وَمَا لَهُم مِّن دُونِهِۦ مِن وَالٍ
Artinya: Sesungguhnya Allah tidak merubah kondisi sesuatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. (QS. Ar-Ra’d ayat 11)
Ayat di atas menunjukkan pesan terhadap kita bahwa pergantian kondisi suatu kasus tersebut tergantung pada perjuangan yang dilakukannya. Oleh sebab itu, insan hendaknya berusaha semaksimal mungkin untuk mencapai hasil yang lebih baik dimasa depan.
Ciri-Ciri Orang Yang Beriman Kepada Qadha dan Qadar
Orang yang beriman kepada qadla dan qadar mesti memiliki perilaku yang kasatmata dalam kehidupan sehari-hari. Diantara ciri-ciri sikap orang yang beriman kepada qada dan qadar yakni:
1) Senantiasa ikhtiar (berusaha) dalam meraih keberhasilan
Ikhtiar yakni perjuangan manusia untuk meraih sesuatu yang diperlukan. Usaha ini adalah untuk mencapai sesuatu yang lebih baik bagi kehidupannya.
Sebagai contoh insiden:
- Pada saatnya manusia niscaya mati.
- Seorang siswa yang ingin meraih prestasi yang cantik maka dia mesti tekun berguru.
Penjelasan pola pelajarancg.blogspot.com: Peristiwa pertama menunjukkan bahwa manusia tidak diberi potensi untuk berupaya, sehingga harus mengalami kejadian tersebut. Sebaliknya peristiwa kedua menunjukkan bahwa manusia harus berusaha keberhasilan banyak dipengaruhi oleh kadar usaha yang dijalankan. Dengan demikian dalam kenyataan hidup ini ada sesuatu yang tidak dapat diusahakan insan dan adapula sesuatu yang tergantung dari usaha manusia.
2) Senantiasa tawakkal terhadap Allah swt.
Selain berikhtiar, langkah berikutnya untuk mencapai apa yang dibutuhkan adalah bertawakkal kepada Allah swt. Tawakkal mempunyai arti berserah diri kepada Allah swt sehabis berusaha semaksimal mungkin. Sikap tawakkal merupakan kesadaran diri bahwa apapun upaya yang kita kerjakan maka risikonya yaitu terserah kepada keputusan Allah swt. Penyerahan diri terhadap Allah swt ini harusnya diikuti doa sehingga antara perjuangan dan doa haruslah sepadan. Allah swt berfirman dalam surat al-Imran ayat 159:
فَبِمَا رَحْمَةٍ مِّنَ ٱللَّهِ لِنتَ لَهُمْ ۖ وَلَوْ كُنتَ فَظًّا غَلِيظَ ٱلْقَلْبِ لَٱنفَضُّوا۟ مِنْ حَوْلِكَ ۖ فَٱعْفُ عَنْهُمْ وَٱسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِى ٱلْأَمْرِ ۖ فَإِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى ٱللَّهِ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ يُحِبُّ ٱلْمُتَوَكِّلِينَ
Terjemah Arti: Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati berangasan, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam problem itu. Kemudian apabila kau sudah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menggemari orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya.
Bentuk kepasrahan diri (tawakkal) ini merupakan bukti bahwa insan tidak ada daya dan upaya serta kekuatan untuk merubah atau menetapkan kehidupannya sendiri. Allah swt maha berkehendak dan maha berkuasa atas apapun yang terjadi di jagad alam raya ini. Namun Allah swt juga maha pemurah dan maha mengetahui, dengan kepasrahan sepenuhnya terhadap Allah swt setelah berupaya dengan optimal, maka Allah swt pasti akan memadai kebutuhan insan.
3) Ridha dan tulus terhadap segala keputusan Allah swt.
Orang yang beriman secara benar terhadap takdir akan memiliki ketenangan jiwa dan kestabilan emosi serta perasaan. Ia tidak mudah berbangga hati manakala usaha yang dilakukannya berhasil. Sebaliknya, beliau juga tidak gampang susah dan putus asa manakala usahanya belum sukses mirip yang diharapkan semua dikembalikan terhadap kekuasaan Allah swt. Dia yang menguasai dan mengatur segalanya. Sebagaimana yang terdapat dalam surat al-Kahfi ayat 7:
إِنَّا جَعَلْنَا مَا عَلَى ٱلْأَرْضِ زِينَةً لَّهَا لِنَبْلُوَهُمْ أَيُّهُمْ أَحْسَنُ عَمَلًا
Terjemah Arti: Sesungguhnya Kami sudah menjadikan apa yang di bumi selaku pemanis baginya, agar Kami menguji mereka siapakah di antara mereka yang terbaik perbuatannya.
Dengan memahami ayat di atas, orang yang beriman secara benar terhadap takdir menyadari, bahwa semua ujian berasal dari Allah swt dengan bermacam-macam bentuknya. Ridha kepada ketentuan dan keinginanAllah swt ialah wajib hukumnya dan ialah tanda adanya kepercayaan pada diri seseorang. Sikap seperti ini akan melahirkan sikap-perilaku lain yang mulya, seperti tidak angkuh, tidak semena-mena, tidak congkak serta menghargai lainnya. Semakin beliau mempunyai sifat dan sikap seperti itu, maka ia akan kian tinggi nilai keimanannya di hadapan Allah swt.
4) Tabah hati dan sabar dalam menghadapi bencana alam
Ketabahan dan ketekunan terhadap takdir Allah swt mutlak ada pada setiap insan, dengan bentuk nyata tidak menggerutu, tidak menyesali akan nasib yeng telah menimpahnya dan tidak terlampau murung dalam menghadapi cobaan dan takdir Allah swt. Kesedihan hati di dikala menghadapi cobaan hidup dianggap sebagai hal yang masuk akal serta tidak berlarut-larut hingga frustasi, tidak memudarkan semangat dan tidak memusnahkan gairah hidupnya. Hal tersebut sesuai dengan firman Allah swt dalam surat Al-Hadid ayat 22-23:
مَا أَصَابَ مِنْ مُصِيبَةٍ فِي الْأَرْضِ وَلَا فِي أَنْفُسِكُمْ إِلَّا فِي كِتَابٍ مِنْ قَبْلِ أَنْ نَبْرَأَهَا إِنَّ ذَلِكَ عَلَى اللَّهِ يَسِيرٌ () لِكَيْلَا تَأْسَوْا عَلَى مَا فَاتَكُمْ وَلَا تَفْرَحُوا بِمَا آتَاكُمْ وَاللَّهُ لَا يُحِبُّ كُلَّ مُخْتَالٍ فَخُورٍ () الَّذِينَ يَبْخَلُونَ وَيَأْمُرُونَ النَّاسَ بِالْبُخْلِ وَمَنْ يَتَوَلَّ فَإِنَّ اللَّهَ هُوَ الْغَنِيُّ الْحَمِيدُ
Terjemahannya: Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan sudah tertulis dalam kitab (Lauhul Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu yaitu mudah bagi Allah. Kami jelaskan yang demikian itu) agar kau jangan berduka cita terhadap apa yang luput dari kamu, dan semoga kamu jangan terlalu gembira kepada apa yang diberikan-Nya kepadamu. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang arogan lagi membanggakan diri.
5) Senantiasa bersikap Tawadhu kepada kebesaran Allah SWT.
Tawadhu yakni sikap manusia yang mempunyai etika rendah hati, tidak arogan, tidak besar kepala, atau merendahkan diri supaya tidak kelihatan arogan, arogan, congkak, besar kepala, .atau kata-kata lain yang sebanding dengan tawadhu’. Tawadhu’ artinya rendah hati, tidak angkuh, lawan dari kata angkuh atau takabur. Sifat tawadhu’ menyebabkan rasa persamaan, menghormati orang lain, toleransi, rasa senasib, dan cinta pada keadilan. Tetapi sebaliknya sifat takabbur menjinjing seseorang kepada kebijaksanaan pekerti yang rendah seperti dengki, marah, mementingkan diri sendiri, serta suka menguasai orang lain. orang-orang arif sudah tentu menjauhkan diri dari sifat takabbur dan sombong. Allah swt berfirman dalam surat Al-Hij Ayat 88:
وَٱخْفِضْ جَنَاحَكَ لِلْمُؤْمِنِينَ
Yang artinya : “Dan berendah dirilah (tawadhu) kau terhadap orang-orang yang beriman.” (QS Al-Hijr: 88)
Perilaku yang Mencerminkan Keimanan Kepada Qadha dan Qadar
Keimanan kita kepada qadha dan qadar Allah swt haruslah dapat dibuktikan dalam kehidupan sehari-hari. Iman terhadap qadha dan qadar bukan hanya diucapkan dan dihayati, tetapi lebih dari itu mesti diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari. Beberapa bentuk bukti keimanan kita terhadap qadha dan qadar Allah swt yakni:
- Berjiwa qana’ah (rela mendapatkan kenyataan hidup yang dialami dengan nrimo)
- Berani menghadapi masalah hidup karena percaya semua yang dialami yaitu ujian dari Allah swt
- Senantiasa berprasangka baik terhadap Allah swt dikala menghadapi kesusahan hidup
- Memiliki keberanian dalam berjuang menegakkan Islam sebab yakin bahwa hidup dan mati ada pada kuasa Allah swt.
- Memiliki jiwa yang hening, tidak gampang terpengaruh oleh lingkungan yang kurang baik
- Cukup tentram hidupnya alasannya merasa bahwa dirinya senantiasa dekat dengan Allah swt.
- Mampu menertibkan dirinya disaat murung maupun suka.
Manfaat Iman Kepada Qada dan Qadar
- melatih diri untuk bersyukur.
- Sabar dalam menghadapi ujian dari Allah swt dan tawakkal
- menjauhkan dari sifat angkuh
- melatih untuk giat melakukan pekerjaan dan pantang mengalah.
- melatih ketenangan jiwa.
- yakin akan keadilan ALLAH terhadap hamba-nya.
- mendapatkan pembagian takdir.
SOAL LATIHAN BAHAN PELAJARAN IMAN KEPADA QADA DAN QADAR KELAS 9 Sekolah Menengah Pertama/MTS SEMESTER GENAP
Latihan isian
Kisi-kisi isian :
No. |
Indikator |
Butir Instrumen |
1 |
Dapat menerangkan iman kepada qadha dan qadar |
· Jelaskan pengertian dogma terhadap qada dan qadar! · Jelaskan dalil aqli kepercayaan kepada qada dan qadar…! · Jelaskan relasi qadha dan qadar …! · Jelaskan macam-macam qada dan qadar · Jelaskan ciri-ciri qada dan qadar? |
opsi ganda
Pilihlah salah satu jawaban yang benar dari pertanyaan-pertanyaan berikut!
Soal 1: Ketentuan Allah SWT terhadap semua makhluk-Nya atas segala sesuatu yang akan terjadi di dunia dan akhirat disebut …
A. Qodho
B. Qodar
C. Taqdir
D. Mubrom
Soal 2: Ketentuan Allah yang sudah terjadi pada makhluk-Nya disebut …
A. Qodho
B. Qodar
C. Taqdir
D. Muallaq
Soal 3: Al-Qomar ayat 49 berikut bekerjasama dengan …
A. Qodho
B. Qodar
C. Ikhtiar
D. Tawakal
Soal 4: Ketentuan Allah yang mampu diubah dengan perjuangan dan ikhtiar manusia disebut taqdir …
A. Mutlaq
B. Mubah
C. Muallaq
D. Mubrom
Soal 5: Menyakini dengan sepenuh hati bahwa segala sesuatu yang ada di dunia ini terjadi berdasarkan kekuasaan dan kehendak-Nya di dalalmnya ada korelasi sebab akibat. Sikap tersebut wujud dari …
A. Sikap dogma terhadap taqdir
B. Sikap qona’ah
C. Sikap dogma kepada qodar
D. Sikap tawakal
Soal 6: Al-Hadid ayat 22 berikut membuktikan tentang …
A. Taqdir
B. Qodar
C. Qodho
D. Irodah
Soal 7: Yunus ayat 49 menerangkan tentang taqdir …
A. Qodho
B. Qodar
C. Muallaq
D. Mubrom
Soal 8: Perhatikan QS Al-Furqon ayat 2 berikut :
الَّذِي لَهُ مُلْكُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَلَمْ يَتَّخِذْ وَلَدًا وَلَمْ يَكُنْ لَهُ شَرِيكٌ فِي الْمُلْكِ وَخَلَقَ كُلَّ شَيْءٍ فَقَدَّرَهُ تَقْدِيرًا
Ayat di atas menerangkan ihwal segala sesuatu…
A. Dimuliakan oleh Allah
B. Ditetapkan oleh Allah
C. Dipelihara oleh Allah
D. Diatur oleh Allah
Soal 9: Berikut ciri-ciri orang yang beriman terhadap Qodho dan qodar Allah, kecuali…
A. Ikhtiar
B. Tawadlu
C. Tawakal
D. Takabur
Soal 10: QS. Al-Kahfi ayat 7 di bawah ini bekerjasama dengan perilaku…
إِنَّا جَعَلْنَا مَا عَلَى ٱلْأَرْضِ زِينَةً لَّهَا لِنَبْلُوَهُمْ أَيُّهُمْ أَحْسَنُ عَمَلًا
A. Tawakal
B. Ikhtiar
C. Do’a
D. Qona”ah
Demikianlah Artikel Mapel Agama Islam untuk akseptor asuh (Pelajar) dan Guru MTs yang bisa dibagikan pelajarancg.blogspot.com, dalam mempersiapkan semesteran utamanya semester genap atau melangkapi postingan-postingan tekait lainnya, agar bermanfaat!