Faktor Penyebab dan Konsekuensi Mobilitas Sosial – Mobilitas sosial terjadi alasannya adanya perubahan status sosial seseorang di dalam masyarakat. Ada beberapa aspek yang menyebabkan proses terjadinya dan arah pergeseran perubahan status sosial tersebut. Perubahan status social menjadikan terjadinya perubahan, dan menyebabkan serangkaian balasan dari pergeseran tersebut. Akibat-balasan itu ialah konsekuensi dari proses mobilitas sosial. Berikut ini beberapa penyebab dan konsekkuensi mobilitas tersebut.
Faktor penyebab mobilitas sosial
Banyak faktor yang mampu memilih terjadinya mobilitas sosial yang dialami oleh seseorang. Faktor-aspek itu dikelompokkan menjadi tiga, adalah:
a. faktor struktur sosial,
b. faktor kesanggupan individu,
c. aspek kemujuran.
Ketiga aspek tersebut dapat membuat seseorang mengalami pergeseran sosial, misalnya melalui a. kekayaan sebab setiap orang mempunyai peluang untuk mendapatkan bahan (kekayaan) lebih banyak, b. Setiap orang mampu memperoleh pekerjaan yang lebih baik, c. Setiap pegawai mempunyai peluang peningkatan pangkat (jabatan), atau sebaliknya, dan setiap orang memungkinkan menerima keberuntungan yang tidak diduga sebelumnya.
Berikut ini dijelaskan ketiga faktor tersebut.
Faktor struktur sosial meliputi ketersediaan lapangan kerja (kesempatan), tata cara ekonomi dalam suatu penduduk (negara), dan tingkat kelahiran dan ajal penduduk. Hampir setiap kalangan penduduk atau bangsa memiliki struktur sosial tidak sama.
Kemampuan individu ialah faktor yang perannya dalam mobilitas sosial. Faktor individu meliputi aspek pendidikan, etos kerja, cara bersikap kepada diri sendiri dan terhadap orang lain. Kemampuan individu mampu dilihat dari :
1) Faktor Pendidikan.
2) Faktor Etos Kerja.
mbuhan ekonomi bangsa.
c. Faktor kemujuran (keberuntungan).
Faktor keberuntungan yaitu aspek yang menyebabkan mobilitas sosial tanpa diduga/direncanakan terlebih dahulu. Faktor ini bergotong-royong mempunyai peranan yang sangat kecil dalam keberhasilan seseorang, bahkan hanya dialami oleh sebagian kecil anggota penduduk (keberuntungan hanyalah 1%, sedangkan 99% ialah keja keras).
Seseorang tidak melakukan jerih payah datang-tiba menerima hadiah berupa duit ratusan juta sebab memenangkan undian, ada banyak orang yang bekerja keras bertahun tahun tetapi tidak mampu mengumpulkan duit sebesar undian yang dimenangkan seseorang tersebut. Yang mendapatkan undian mengalami kenaikan kekayaan, sedangkan yang tidak mendapatkan tetap seperti lazimnya , berarti dari sisi kekayaan orang yang menemukan undian mangalami mobilitas naik.
Sebagian besar orang mengakui bahwa keberhasilannya diperoleh dari hasil usaha kerasnya, kesuksesan tidak tiba dengan datang-datang tapi diupayakan. Walaupun aspek keberuntungan turut menjadi penentu, tetapi kita hendaknya jangan bersikap mengalah terhadap takdir. Sebab, Tuhan tidak akan mengganti nasib seseorang bila orang tersebut tidak melaksanakan usaha pergantian nasibnya sendiri. Agama mengajarkan kepada kita untuk bekerja dan berupaya, diikuti dengan doa.