Tidak bisa disanggah bahwa guru yakni sosok yg sungguh penting dlm setiap proses kegiatan mencar ilmu mengajar (KBM), sebuah perumpamaan yg sudah lazim disetiap sekolah. Tugas khususnya adalah mengirimkan anak didik menjadi individu yg cerdas, mampu berdiri diatas kaki sendiri & bertanggung jawab.
Dalam hal ini, guru diketahui sebagai salah satu kunci penting & memilih dlm proses pencerdasan & pembentukan kepribadian siswa. Persoalan kecerdasan, sebab guru berada disekolah & sekolah selam ini dianggap sebagai salah satu institusi penting yg membangkitkan intelektual anak didik.
Jabatan guru selaku pekerjaan, tak bisa dilepaskan dr sebagai alat mencari nafkah. Sebagaimana dikatakan Nasution, sekalipun pekerjaan guru selalu dipandang dlm hubungannya dgn ideal pembangunan bangsa & guru diperlukan selaku insan idealis, namun guru sendiri tak dapat tidak, harus mengunakan pekerjaannya untuk mencari nafkah bagi keluarganya, (S. Nasution, 1983).
Lanjut Nasution, tetapi di dlm pekerjaan selaku guru, ada tuntutan & sekaligus tanggung jawab, karena didalamnya menyangkut nasib anak-anak bangsa.
Oleh karena itu, guru yg profesional yaitu guru yg bisa melaksanakan peran sebab jabatannya sesuai pengharapan & tanggung jawabnya, dgn sekaligus sebagai sebagai daerah menggantungkan hidupnya.
Selain guru mengajar, menjadi panutan & keinginan masyarakat (digugu lan ditiru), seharusnya guru ditunjang pula dgn skill dlm hal tulis-menulis. Selain mendapatkan faedah intelektual & pengetahuan umum yang lain, dgn menulis guru mampu meningkatkan kemakmuran ekonominya. Seorang guru yg cerdas mesti mampu memanfaatkan kesempatan kerja yg lain, salah satunya menulis.
Aktivitas menulis mampu dijalankan oleh siapa pun & dimanapun, termasuk guru. Menulis tidaklah sulit seperti dibayangkan oleh banyak orang selama ini, menulis ialah aktivitas yg gampang, indah & menyenangkan.
Manusia bisa menimbulkan banyak hal yg ada disekelilingnya sebagai materi pelajaran yg sangat berguna dlm hidupnya. Namun seringkali insan tanpa sadar menciptakan situasi self – limiting beliefs (keyakinan yg membatasi diri) didalam otaknya.
Seorang guru harus berani maju satu langkah & mendobrak ”kemapanan”. Kemapanan yg hanya bisa berceramah mengajar dikelas, mengikuti workshop-workshop, pembinaan-pelatihan, & mengurusi dukungan sertifikasi, & lain-lain.
Bagi guru, menulis jangan dijadikan phobia atau momok, kesulitan menulis, pernah penulis alami sendiri dahulu tatkala masih mahasiswa, memang menulis merupakan aktifitas yg membosankan & butuh konsentrasi yg khusus.
Guru mampu menulis dgn beragam tema & metode, & salah satu metode menulis ialah metode alamiah. Dengan metode ini, seseorang bebas menyebarkan imajinasi lepas tanpa batas ataupun sekat-sekat teori yg ada.
Penulis:
Akhmad Syarief Kurniawan, Staf Pendidik di Lembaga Pendidikn Ma’terpelajar NU Kotagajah Lampung Tengah
Sumber: Website Madrasah kemenag