Kerajaan Demak awalnya merupakan daerah yg dikuasai oleh Kerajaan Majapahit.
Ketika Kerjaan Majapahit runtuh, Kerajaan Demak memisahkan diri dr Ibu Kota di Bintoro. Dan menjadi kerajaan islam pertama yg ada di Pulau Jawa.
Kerajaan Demak pertama kali diresmikan oleh Raden Patah yang masih keturunan dr Majapahit dgn seorang putri dr Campa.
Yang berlokasi di antara pelabuhan bergota dr kerajaan Mataram Kuno & Jepara & menjadi kerajaan dgn dampak sungguh besar di Nusantara.
Daerah kekuasa Demak mencangkup kota Banjar, Palembang, Maluku, & kepingan utara pada pantai Pulau Jawa.
Sumber Sejarah Kerajaan Demak
Sebelum menjadi sebuah kerajaan besar, Kerajaan Demak awalnya cuma terdiri dr kawasan Glogoh atau Bintoro yg dimana masih menjadi bagian dr wilayah Kerajaan Majapahit.
Namun sesudah Kerajaan Majapahit gugur, Kerjaan Demak mulai berani untuk menampakan eksistensinya.
Tak butuh waktu usang bagi kerajaan ini untuk menjadi kota besar sekaligus sentra perdagangan berkat adanya campur tangan dr Wali Songo Kerajaan Demak.
Sehingga pula menjadi sentra penyebaran Agama Islam di Wilayah Jawa & Nusantara Wilayah Timur.
Letak Kerajaan Demak
Secara geografis kerajaan ini berada di kawasan Jawa Tengah. Pada mulanya, Kerajaan Demak berdiri atas tunjangan dr Bupati pesisir Jawa Tengah & Jawa Timur tepatnya di tempat Bintoro yg merupakan kepingan dr Kerajaan Majapahit.
Kuasa penuh yg dipegang Raden Patah yg ibunya beragama Islam dr Jeumpa Pasai menyebabkan Kerajaan Demak sangatlah strategis dr sisi pertanian & jual beli.
Dulunya kerajaan ini berada di tepi selat antara Pegunungan Muria & Jawa yg sebelumnya selat tersebut sangatlah lebar & bisa dilayari kapal dagang Dari Semarang menuju Rembang.
Silsilah Kerajaan Demak
Kerajaan Demak didirikan oleh Raden Patah yg mempunyai lima orang anak yaitu Pati Unus, Pangeran Sekar Seda Lepen, Sultan Trenggana, Raden Kanduwuran & Raden Pamekas.
Dan dr kelima anak Raden Patah yg pernah menjabat sebagai raja yakni Pati Unus, Pangeran Sekar Seda Lepen & Sultan Trenggana.
Namun dr itu semua, yg paling memiliki tugas besar yaitu Raden Patah selaku pendiri kerajaan & kedua anaknya Pati Unus & Sultan Trenggana.
Sebab tatkala kerajaan di tangan Pangeran Sekar Seda Lepen jabatan raja cuma bertahan sebentar lantaran anak dr Sultan Trenggana membunuhnya.
Sultan Trenggana mempunyai anak berjulukan Sultan Prawoto. Namun kemudian Sultan Prawoto dibunuh oleh Arya Penangsang anak dr Pangeran Sekar Seda Lepen.
Dan tak selang berapa lama Arya Penangsang pula dibunuh oleh Sutawijaya anak angkat Jaka Tingkir.
Masa Pemerintahan
Masa Pemerintahan Raden Patah
Raden Patah memperoleh gelar selaku Sultan Alam Akbar al Fatah. Di bawah pimpinannya Kerajaan Demak menjadi sentra penyebaran Agama Islam & menjadi kerjaaan yg besar.
Selama 18 tahun sejak 1500 sampai 1518 menjabat sebagai raja, Raden Patah membangun Masjid Agung Demak serta Alun-alun di tengah Kota Demak.
Setelah jatuhnya Malaka ke Portugis, kedudukan kerajaan ini di dlm sentra penyebaran agama Islam kian jaya. Namun karena hal itu juga, Kerajaan Demak terancam.
Sehingga Raden Patah megutus Pati Unus untuk merebut Malaka dr tangan Portugis. Dan Kerajaan Demak dibantu oleh Aceh & Palembang.
Namun hal itu tak cukup membantu lantaran kelengkapan senjata menjadi masalah utama kegagalan misi Pati Unus.
Masa Pemerintahan Pati Unus
Pati Unus merupakan raja yg paling sebentar masa jabatannya. Yaitu sejak tahun 1518 hingga 1521. Meskipun dgn jabatan yg singakat, Pati Unus bisa menawarkan gertakan pada Portugis.
Pati Unus mendapatkan gelar selaku Pangeran Sebrang Lor karena mempunyai keberanian untuk melawan Portugis demi merebut Malaka.
Meskipun misi itu gagal, Pati Unus pernah mengirim katir yg menyebabkan Portugis kelemahan kuliner
Masa Pemerintahan Sultan Trenggana ( Masa Kejayaan Kerajaan Demak )
Jabatan Sultan Trenggana merupakan yg paling lama daripada kedua orang diatas. Beliau mulai menjabat sebagai raja sejak tahun 1521 hingga 1546 & disaat kepemimpinannyalah Kerajaan Demak mengalami kejayaan.
Karakternya yg bijaksana & gagah berani bisa membuat rakyat patuh padanya.
Wilayah kerajaan pula diperlebar dr Jawa Timur menuju Jawa Barat. Pada tahun 1522, ia mengirim pasukan menuju Sunda Kelapa guna mengalahkan Portugis di bawah pimpinan Fatahillah.
Dan kemudian di tahun 1527, suda kelapa direbut oleh Kerajaan Demak & berganti nama menjadi Jayakarta yg mempunyai arti kemenangan yg sempurna.
Sultan Trenggana mempunyai cita-cita menyatukan Pulau Jawa di bawah Kerajaan Demak.
Langkah demi langkah beliau lakukan untuk menjangkau keinginan tersebut diantaranya menyerang tempat Pasuruan(Kerajaan Hindu Supit Urang tetapi gagal karena Sultan Trenggana meninggal dunia), menyerang Jawa Barat & pula mengadakan perkawinan politik.
Serangangan jawa barat dipimpin oleh Fatahillah yg mencakup tempat Banten, Sunda Kelapa serta Cirebon & ketiganya berhasil ditaklukan.
Kemudian untuk perkawinan politik dikerjakan oleh Sultan Trenggana seperti adipati Jepara dinikahkan dgn putrinya, Fatahillah dgn adiknya, Pangeran Pasarehan (Raja Cirebon) dgn putrinya, serta Jaka Tingir adipati Pajang dgn putrinya.
Kehidupan Kerajaan Demak
Kehidupan Politik Kerajaan Demak
Dimulai dr pendirinya yakni Radepn Patah yg mendapat gelar Senapati Jumbung Ngabdurrahman Panembahan Sayidin Panatagama kerajaan ini dibawah pimpinannya.
Sisitem kerajaan kesultanan atau menganut Agama Islam. Setelah Raden Patah wafat digantikan oleh Pati Unus yg dulunya merupakan seorang panglima armada laut Kerajaan Demak.
Dengan keberaniannya, Pati Unus menyerang Portugis meskipun misinya gagal ia tetap menerima julukan Pangeran Sebrang Lor karena keberaniannya tersebut.
Setelah Pati Unus wafat kemudian digantikan oleh Sultan Trenggana, & dibawah kepemimpinan beliaulah Kerajaan Demak mengalami puncak kejayaan.
Kehidupan Ekonomi Kerajaan Demak
Menjadi salah satu pelabuhan paling besar di Nusantara, Demak memagang peranan yg penting dlm aneka macam acara perekonomian antarpulau.
Hal itu pula ditunjang dr daerah pertanian yg tidak mengecewakan luas & menjadi sumber penghasilan materi masakan seperti beras & yang lain. Hal ini pula membuat acara jual beli kian meningkat. Barang yg diekspor yaitu Lilin, Madu & Beras.
Diekspor ke Malaka lewat Pelabuhan Jepara. Melalui kegiatan tersebutlah kerajaan demak mendapat keuntungan sungguh besar.
Kehidupan Sosial & Budaya
Dalam kehidupan sosial & budaya, kerajaan ini sudah hidup dgn tentran & terencana. Roda kehidupan dikelola dgn memakai hukum Islam karena intinya Demak merupakan tempat berkumpulnya para Wali Sanga yg mengembangkan islam di pulau Jawa.
Masa Kejayaan Kerajaan Demak
Kerajaan Demak merupakan kerajaan yg berkembang dgn sangat pesat. Bahkan tak ada kerajaan yg dapat menandingi kerajaan ini. Dan ekspansi wilayah kerajaan ini dibawah pimpinan Pati Unus & Sultan Trenggana.
- Pati Unus
Pada masa Pati Unus ekspansi wilayah lebih pada kemaritiman. Pati Unus memerintahkan pasukannya untuk merebut Malak dr tangan Portugis.
Namun misi itu gagal karena kekalahan persenjataan yg dimiliki kerajaan kurang. Pati Unus berpendapat bahwa keberadaan Portugis di Malaka mampu menciptakan harapan menjadi kerajaan maritim terusik.
2. Sultan Trenggana
Sultan Trenggana ialah seorang pemimpin yg berperan dlm penyebaran Islam di kawasan Jawa Timur & pula Jawa Tengah. Di bawah kepemimpinan beliau, Kerajaan Demak mampu menguasai tempat-kawasan di Jawa.
Daerah tersebut diantaranya mirip Sunda Kelapa dr Padjajaran & menghalau Portugis untuk mendarat di Sunda Kelapa, Madiun, Surabaya & Pasuruan. Selain itu, Sultan Trenggana pula menghalau Portugis mendarat di Malang, Blambangan serta Kerajaan Hindu terakhir yg berada di ujung timur Pulau Jawa.
Setelah dia wafat, jabatannya digantikan oleh Sunan Prawoto. Sementara itu Putra Sunan Gunung Jati Maulana Hasanuddin diperintah oleh Sultan Trenggana untuk menundukkan Banten.
Sejak dikala itulah Banten dijadikan sebagai kerajaan yg berdikari. Kemudian Sunan Kudus menjadi seorang imam di Masjid Agung Demak sekaligus menjadi pimpinan utama dlm misi menghancurkan Kerajaan Majapahit sebelum dia pindah ke Kudus.
Runtuhnya Kerajaan Demak
Setelah Sultan Trenggana wafat, Kerajaan Demak perlahan mulai memudar kekuatannya & terjadi kudeta semenjak Sultan Trenggana wafat.
Pada awalnya jabatan Sultan Trenggana diambil alih oleh saudaranya Pangeran Sedo Lepen, namun anak kandung dr sultan yg berjulukan Pangeran Prawoto tak terima sehingga Pangeran Sedo Lepen dibunuh.
Tak cuma samapi situ saja, putra dr Pangeran Sedo Lepen yg berjulukan Arya Penangsang tak terima kemudian membunuh Pangeran Prawoto, sehingga jatuhlah kekuasaan Kerajaan Demak di tangannya.
Namun selang beberapa waktu, Arya Penangsang dikalahkan oleh anak angkat Joko Tingkir Sutawijaya sehingga kekuasaannya jatuh ke tangan Joko Timgkir & dipindahkan ke Pajang. Dan semenjak dikala itulah Kerajaan Demak berakhir.
Peninggalan Kerajaan Demak
Dengan panjangnya dongeng sejarah yg menyelimuti Kerajaan Demak, maka banyak pula peningglan dr kerjaan ini diantaranya mirip :
1. Masjid Agung Demak
Terletak di Desa Kauman, Demak, Jawa Tengah, Masjid Agung Demak menjadi salah satu peninggalan yg sangat memiliki historis, bernilai filosofis & menjadi simbol keislaman warga Demak.
Didirikan oleh Walisongo pada tahun 1479, masjid ini sudah mengalami pemugaran berkali-kali.
Masjid ini pula menjadi bukti sejarah paling autentik tentang Kerajaan Demak yg tumbuh menjadi kerajaan yg menjadi sentra penyebaran umat Islam di Jawa. Nilai filosofi & pula arsitektur dr masjid ini sangatlah mempesona.
2. Pintu Bledek
Pintu Bledek dibentuk oleh Ki Ageng Selo merupakan salah satu penggalan yg ada di Masjid Agung Demak yg tak kalah akan histori di baliknya.
Pintu yg bermakna pintu petir yakni pintu yg terbentuk dr petir yg menyambar, lantaran konon katanya pintu ini di buat melalui petir yg menyambar.
Sejak tahun 1466 pintu ini telah digunakan & pada awalnya merupakan pintu utama Masjid Agung Demak yg kini sudah tak dipakai lagi.
3. Soko Tatal Atau Soko Guru
Soko Guru atau soko tatal merupaka tiang yg mempunyai diameter 1 meter yg berfungsi selaku penyangga masjid.
Berjumlah 4 buah, tinag ini menjadi penyangga dr Masjid Agung Demak yg merupakan bikinan Sunan Kalijaga sendiri.
Disaat pendirian masjid, cuma 3 buah tiang saja yg jadi, sehingga untuk memburu ketertinggalan kurangnya 1 Soko Guru dibuatlah Soko yg terbuat dr Tatal.
Sunan Kalijaga menyambungkan sisa dr ketiga soko tersebut menggunakan kekuatan spiritual sehingga jadilah Soko Guru yg berasal dr tatal.
4. Bedug Dan Kentongan Masjid Agung Demak
Beduk & kentongan yg berada di Masjid Agung Demak rupanya peninggalan Kerajaan Demak yg pula memiliki sejarah tinggi.
Bentuk kentongan yg mirip tapal kuda memiliki arti jika kentongan dibunyikan maka warga mesti secepatnya menuju masjid secepat kuda.
Namun sekarang kedua benda tersebut sudah tak dipakai lagi, tapi masih mampu kalian jumpai tatkala berkunjung ke Masjid Agung Demak.
5. Situs Kolam Wudlu Masjid Demak
Dulunya bak ini digunakan oleh musafir & pula para santri untuk berwudhu tatkala tiba waktu sholat. Berbeda dgn zaman sekarang, tempat wudhu jaman dahulu berbentuk bak.
Dan kini bak itu sudah tak digunakan kembali lantaran hanya diabadikan sebagai bentuk peninggalan yg masih ada di Masjid Agung Demak.
6. Maksurah Maksurah
Maksurah-maksurah merupakan dinding yg terukir kaligrafi di dlm Masjid Agung Demak.
Kaligrafi dgn berbahasa arab ini sangatlah indah sehingga berpadu dgn arsitekstur Masjid Agung Demak yg pula tak kalah indah.
Dinding ini dibentuk pada tahun 1866 yg kala itu Demak sedang dijabat oleh Aryo Purbaningrat.
7. Dampar Kencana
Dampar Kencana merupakan singgasana Sultan Kerajaan Demak. Dampar ini pernah dijadikan sebagai mimbar khutbah di Masjid Agung Demak sebagai salah satu bentuk penghormatan pada Sultan Kerajaan Demak. Dan kini dampar ini telah disimpan di dlm museum Masjid Agung Demak.
8. Piring Campa
Piring Campa yakni piring yg diberikan Putri dr Campa. Putri dr Campa itu sendiri merupakan Ibu dr Raden Patah. Beliau merupakan keturunan dr Pasai yg beragama Islam.
Jumlah piringnya mencapai 65 buah piring yg dimana sebagian dr piring tersebut dipasang di dinding Masjid Agung Demak & sebagian yang lain ditaruh di tempat Imam.
Kehadiran dr piring-piring ini makin memperbesar nilai filosofis Masjid Agung Demak.
Kerajaan Demak merupakan kerajaan Islam pertama yg berdiri di Pualu Jawa. Penyebaran Agama Islam dimulai salah satunya lewat Kerajaan Demak ini.
Tak dapat dipungkiri bahwa pengaruh kerajaan Demak memang sangatlah besar. Bahkan para Raja turun tangan eksklusif dlm misi penyebaran Agama Islam. Baik dgn meluaskan wilayah atau memerangi Kerajaan Hindu lainnya.
Selain itu, tugas Wali Songo pula menjadi pendorong Kerajaan Demak mampu tetap bertahan. Meskipun akhir dr Kerajaan Demak diwarnai dgn perebutan kekuasaan namun pengaruhnya memang sangatlah besar bagi Islam.
Bahkan peninggalan paling besar lengan berkuasa yakni Masjid Agung Demak bernilai filosofis sangat tinggi.