Jawaban Suami Shalih dan Cerdas Saat Ditantang Tidur dengan Mahasiswi

Di zaman sekarang, mempertahankan ketahanan keluarga menjadi tantangan berat bagi setiap pasangan suami istri. Terka&g, tantangan tiba dari teman atau tetangga untuk mengujinya. Parahnya lagi, diikuti ledekan & bully dikala kita tak mampu menjawabnya dgn cerdas.

Kita contohkan sebuah tantangan yg mungkin Anda pernah mendengarnya. Semoga tak hingga mengalaminya. Namun jikalau terpaksa mengalami, Anda mampu menjiplak balasan ini.

“Aku tantang kamu, berani tak tidur dgn mahasiswi. Kalau berani, aku berikan Pajero ini kepadamu,” tantang Sugiharto, sebut saja namanya begitu. Sesuai namanya, beliau memang kaya harta & banyak uang.

“Gimana, kamu takut? Pasti kamu nggak berani. Ha ha. Padahal hadiahnya besar lho. Pajero! Belum pasti seumur hidup kau bisa beli,” lanjutnya sambil meledek.

“Baiklah. Aku terima tantanganmu,” jawab Ahmad, sebut saja namanya begitu.

Sugiharto kaget. Temannya yg kini telah menjadi dai itu menerima tantangannya. Ia pun jadi penasaran apakah Ahmad akan mengorbankan kehormatannya demi menerima Pajero yg dia janjikan.

Seminggu lalu, Ahmad & Sugiharto bertemu. Di sana ada juga beberapa sahabat lainnya.

“Bagaimana, jadi tidur dgn mahasiswi?” tanya Sugiharto setengah meledek.

“Alhamdulillah sudah,” jawab Ahmad meyakinkan.

“Aku tak percaya. Bagaimana mungkin kamu berani tidur dgn mahasiswi. Kata kau berzina itu dosa besar, bahkan dlm aturan Islam pelakunya dihukum rajam rajam?”

“Aku tak berzina.”

“Katanya telah tidur dgn mahasiswi?”

“Iya. Mahasiswi itu istriku sendiri.”

“Hah?” Tak cuma Sugiharto, sobat-sobat mereka pun terperanjat.

“Setelah mendapatkan tantanganku, aku segera mengajak istriku ke kampus untuk mendaftar S2. Sebenarnya ini keinginannya sejak lama. Ia ingin mengambil pascasarjana. Ia ingin mendlmi ilmunya sehingga kompetensinya selaku guru semakin meningkat. Hanya saja, selama ini kami terkendala &a. Alhamdulillah ada tantangan darimu itu. Istriku mampu kuliah lagi & saya bisa tidur dgn mahasiswi.”

  √ Materi Wirausaha Produk Teknologi Transportasi dan Logistik

“Wahh.. rugi aku,” Sugiharto bersungut. Teman-sobat tertawa mendengar kecerdasan Ahmad.

“Tenang To, aku tak akan mengambil Pajeromu. Itu untukmu saja. Kamu cukup mengganti biaya kuliah istriku. Satu semeseternya 8 juta. Empat semester, karenanya 32 juta. Kan saya mendaftarkan beliau kuliah gara-gara tantanganmu. Dan angka itu nggak ada 10 persen harga Pajeromu.” [Ratih BK/Wargamasyarakatorg]