Daftar Isi
Roman Jangir Bali
Pengarang : Nur Sutan Iskandar
Bentuk : Roman bertendens
Cerita ini diambil dari karangan S. Mokh Subir yang diterbitkan oleh Balai Pustaka 1942 dan dikarang kembali oleh N. St. Iskandar pada tanggal 17 Pebruari 1946 di Jakarta.
Jalan kisah:
Susila dipindahkan ke Bali menjadi guru Taman Siswa di Singaraja. Karena budi bahasanya yang bagus itu, maka lekaslah dia mempunyai sahabat, di antaranya I Ngurah. beliau menjadi sobat seperjuangan sepenanggungannya. Cita-citanya untuk memajukan bangsa dan negaranya dilanjutkan tolong-menolong di pulau itu.
Kepecayaan rakyat kian tebal. Kemanapun beliau pergi, senantiasa dikenal rakyat. Di samping itu dia mendapat rintangan juga dari pemerintah. Karena itulah dia dituduh pemerintah menjalankan politik tidak berdaya. Beberapa hari kemudian beliau jatuh cinta terhadap seorang gadis bali, waktu berjangir pada sebuah peralatan, Putuasih namanya. Akhirnya pertunangan Susila dilanjutkan setelah terdengar kata setia dan yakin antara kedua belah pihak.
Pada sebuah dikala beliau mendapat telegram dari ibunya di Bangkalan yang mengabarkan bahwa ibunya sakit keras dan memerlkan kedatangannya. Setelah ia sampai di Bangkalan, ternyatalah, bahwa telegram itu cuma tipuan belaka. Ia ditelegram bukan sebab ibunya sakit, akan namun akan dikawinkan dengan kerabat sepupunya sendiri. Wahyuni. Kedua bersaudara itu tidak mau melangsungkan perkawinannya, alasannya mereka saling menilai kerabat kandung, begitupun juga alasannya adalah di antara mereka sama sekali tak ada benih cinta yang terbenam. Dengan kegagalan itu Susila minta izin untuk kembali lagi ke Bali dan akan kawin dengan orang Bali juga, yang dicintainya, yaitu Putuasih.
Pada waktu itu di Bali terjadi penangkapan-penangkapan, terutama kepada orang-orang yang dianggap berbahaya oleh pemerintah. Maka dari itu, setelah Susila tiba di pulau itu kembali, ia dibekuk dan ditahan, risikonya dia disuruh meninggalkan pulau Bali. Bukan itu saja yang terjadi Susila pergi ke Bangkalan, banyak lagi hal-hal yang lain, seperti: rumah Putuasih terbakar, sehingga ibunya termakan dan tebunuh alhasil. Sepennggal ibunya, Putuasih meninggalkan Bali menjadi jangir di Banyuwangi. Banyak juga gangguan bathin yang menimpa dirinya di kota baru itu. Ia pergi ke Surabaya, alasannya di sana akan diadakan pasar malam tahunan (jaarmarkt). Ia akan menari. Setelah Susila terusir dari Bali, beliau melakukan pekerjaan di Surabaya, kemudian pindah ke Malang menjadi ketua Koperasi parinda.
Rindu dendam kepada kekasihnya makin usang kian menjadi-jadi, tatkala ada seorang gadis, teman sejawatnya pula, R. Ayu Ratnakusuma, meletakkan cinta kepadanya. Karena gangguan itulah dia minta berhenti. Ia akan mencari Putuasih sampai mampu. Dalam perjalannya ia tiba di Pasuruan. Di sanalah dia menumpang pada suatu rumah makan Sanjen, kepunyaan ayah Putuasih, R. Joyosasmito. Ia mengetahui, bahwa Susila akan menjadi menantunya. Dari dia juga R. Joyosasmito mengetahui, bahwa Putuasih ada di Jawa. Disuruhnyalah Susila mencari anaknya sampai mampu.
Kebetulan sekali, tatkala Susila menonton tari Bali di pasar malam yang diadakan di Surabaya itu, bertemulah dengan Putuasih.
Akhirnya, atas kesepakatan mereka berdua ada ayahnya dilangsungkanlah perkawinannya dengan tenteram dan selamat. Sumber artikel: Ikhtisar Roman untuk SMA SPG dan yang sederajat. Hal: 63-64-65 Oleh Asis Safioedin. Penerbit: Pelajar Bandung 1982.
Men Negara membuka kedai kopi dibantu oleh anaknya yang anggun Ni Negari. Kecantikan anaknya itu dipergunakannya untuk mengeruk isi saku langganannya sebayak-banyaknya. Diantara langganannya yang sangat tergila-ajaib kepada keelokan Ni Negari,yaitu Mad Tusan yang menjadi Menteri Polisi hidung belang itu bantu-membantu tiada berniat hendak mengawini Ni Negeri. Cintanya itu hanya akal-akalan saja. Niatnya hanya sekedar hendak menimbulkan Ni Negari untuk membuat puas nafsunya belaka.
Salah Asuhan Karya Abdul Muis
Dalam cerita yang kemudian cerita bermain dikalangan bangsa sendiri, roman antara awak sama awak,d alam Salah Asuhan sudah lain coraknya. Pemudanya masih dari Minang juga, sedang anak gadisnya adalah puteri Indo-Perancis yang berkebangsaan Belanda.