Burung Elang dan Burung Merpati
Seekor burung rajawali sedang mengintai burung-burung merpati untuk ditangakpnya. Tetapi entah apa sebabnya, burung itu selalu luput dari incaran. Selalu selamat masuk ke kandangnya.
Elang menduga bahwa bayangan tubuhnya yang selalu tampakdi tanah itulah yang menyebabkannya. burung elang memutuskannya untuk mencari mangsa pada waktu cuaca berawan. Dengan demikian bayangannya tidak akan kelihatan di tanah. Namun usaha inipun gagal juga, burung-burung merpati masih tetap selamat. Jalan yang bagus adalah dengan menipunya.
Berhari-hari elang mencari daerah yang baik. Akhirnya beliau memperoleh tempat yang dimaksud. Tidak jauh dari kandang merpati terdapat sebuah pohon yang sudah mati. Burung elangpun mulai bertengger sambil merayu burung merpati yang lewat di situ.
” Hai, sobat-temanku merpati, kemarilah ! Bukankah kalian memerlukan perlindunganku dari ancaman burung dari bahaya burung rajawali yang lain? Seandainya kalian baiklah, saya bersedia menjadi pelindung kalian. Apalagi kalau kalian mau mengangkatku selaku penguasa di sini. keselamatan kalian niscaya akan terjamin. Kalian akan bebas melayang kesana kemari tanpa ada yang engganggu. Hidup kalian akan tenteram dan damai.
Burung-burung merpati mendengar rayuan rajawali yang mempesona itu tergiur hatinya. Segera mereka bersepakat untuk menyetujui pengangkatan burung elang selaku penguasa di sekitar sangkar merpati itu.
Setelah elang itu diangkat selaku penguasa, timbul kembali nafsu jahatnya. Bencana yang melanda merpati itupun tibalah. Segera rajawali itu membuat peraturan, bahwa setiap pagi seekor merpati mesti diserahkan untuk dijadikan santapan pagi.
Demikianlah yang tunduk terhadap yang lalim, mesti mau menanggung kesengsaraan. Sumber: Kumpulan Dongeng oleh Sulartoyo Sunoko dan Bandi – Penerbit TARATE Bandung 1977