Dalil Shalat Lima Waktu dalam Al-Qur’an

Seorang dosen yg pula penulis di situs web Islam liberal mengatakan tak ada perintah shalat lima waktu di dlm Al-Qur’an. Benarkah demikian? Atau sebaliknya, dalil shalat lima waktu dlm Al-Qur’an itu ada tetapi ia yg tak mengetahuinya?

Empat belas kala sebelum pegiat Islam liberal itu mempertanyakan, Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhu sudah menerangkan pada seorang penanya. Dalam Al-Qur’an, ada dalil shalat lima waktu.

عن ابن عباس رضي الله عنه قال: الصلوات الخمس في القرآن، فقيل له: أين؟ فقال: قال الله تعالى: (فسبحان الله حين تمسون) صلاة المغرب والعشاء، (وحين تصبحون) صلاة الفجر، (وعشياً) العصر، (وحين تُظهرون) الظهر .

Dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhu, ia berkata: “Shalat lima waktu terdapat di dlm Al-Quran.” Lalu dia ditanya: “Di mana?” Beliau menjawab, Allah telah berfirman: “Fasubhaanallaahi hiina tumsuun yakni shalat Maghrib & Isya’, & wa hiina tusbihuun yakni shalat fajar/Subuh, wa asyiyyan yakni Ashar, wahiina tudhhiruun yakni Dzuhur.”  

Ayat yg Ibnu Abbas maksud yaitu Surat Ar Rum ayat 17-18.

فَسُبْحَانَ اللَّهِ حِينَ تُمْسُونَ وَحِينَ تُصْبِحُونَ . وَلَهُ الْحَمْدُ فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَعَشِيًّا وَحِينَ تُظْهِرُونَ

Maka bertasbihlah pada Allah di waktu ananda berada di petang hari & waktu ananda berada di waktu subuh, & bagi-Nya-lah segala puji di langit & di bumi & di waktu ananda berada pada petang hari & di waktu ananda berada di waktu Zuhur. (QS. Ar Rum: 17-18)

Perintah & Waktu Shalat Lima Waktu

Di dlm Al-Qur’an, terdapat 55 ayat yg menyebut kata shalat. Sebagiannya pribadi berupa perintah mendirikan shalat, contohnya:

وَأَقِيمُوا الصَّلَاةَ وَآَتُوا الزَّكَاةَ وَارْكَعُوا مَعَ الرَّاكِعِينَ

Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat & ruku’lah beserta orang-orang yg ruku’. (QS. Al Baqarah: 43)

إِنَّنِي أَنَا اللَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنَا فَاعْبُدْنِي وَأَقِمِ الصَّلَاةَ لِذِكْرِي

Sesungguhnya Aku ini yaitu Allah, tak ada Tuhan (yang hak) selain Aku, maka sembahlah Aku & dirikanlah shalat untuk mengingat Aku.  (QS. Thaha: 14)

Memang dlm beberapa ayat mirip di atas perintah shalat bersifat umum. Namun, Allah pula memfirmankan telah ada ketetapan waktunya.

إِنَّ الصَّلَاةَ كَانَتْ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ كِتَابًا مَوْقُوتًا

Sesungguhnya shalat itu adalah fardhu yg diputuskan waktunya atas orang-orang yg beriman.  (QS. An Nisa: 103)

Kaum muslimin generasi permulaan, para sobat Nabi, mengetahui dengan-cara rincian kapan waktu-waktu shalat ini. Sebab mereka menerima praktik eksklusif dr Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Selain dengan-cara fi’li (tindakan & teladan pribadi), Rasulullah pula menjelaskan waktu shalat ini dengan-cara qauli (perkataan mulut).

Selain itu, dlm Al-Qur’an pula ada dalil shalat lima waktu. Sehingga tak ada argumentasi bagi orang yg mempertanyakan kewajiban shalat lima waktu untuk menolaknya.

Dalil Shalat Subuh dlm Al-Qur’an

Nama lain dr shalat subuh ialah shalat fajar. Sebab waktu masuknya sejak terbit fajar. Shalat fajar disebutkan dengan-cara tegas dlm Surat An Nur ayat 58.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا لِيَسْتَأْذِنْكُمُ الَّذِينَ مَلَكَتْ أَيْمَانُكُمْ وَالَّذِينَ لَمْ يَبْلُغُوا الْحُلُمَ مِنْكُمْ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ مِنْ قَبْلِ صَلَاةِ الْفَجْرِ وَحِينَ تَضَعُونَ ثِيَابَكُمْ مِنَ الظَّهِيرَةِ وَمِنْ بَعْدِ صَلَاةِ الْعِشَاءِ ثَلَاثُ عَوْرَاتٍ لَكُمْ

Hai orang-orang yg beriman, hendaklah budak-budak (lelaki & wanita) yg ananda miliki, & orang-orang yg belum balig di antara kau, meminta izin pada ananda tiga kali (dalam satu hari) yakni: sebelum sembahyang subuh, tatkala ananda menanggalkan pakaian (luar)mu di tengah hari & setelah sembahyang Isya’. (Itulah) tiga aurat bagi kau…. (QS. An Nur: 58)

Selain Surat An Nur ayat 58, Surat Ar Rum ayat 17 pula mengisyaratkan Shalat Subuh sebagaimana penafsiran Ibnu Abbas di atas.

Baca juga: Sholat Tahajud

Dalil Shalat Zhuhur dlm Al-Qur’an

Surat Ar Rum ayat 18 memakai kata tuzhiruun (تظهرون) untuk menyebut shalat Zhuhur. Selain ayat tersebut, ada pula ayat yg menyuruh shalat lima waktu, tergolong shalat Zhuhur.

أَقِمِ الصَّلَاةَ لِدُلُوكِ الشَّمْسِ إِلَى غَسَقِ اللَّيْلِ وَقُرْآَنَ الْفَجْرِ إِنَّ قُرْآَنَ الْفَجْرِ كَانَ مَشْهُودًا

Dirikanlah shalat dr setelah matahari tergelincir sampai gelap malam & (dirikanlah pula shalat) subuh. Sesungguhnya shalat subuh itu disaksikan (oleh malaikat). (QS. Al Isra: 78)

Syaikh Wahbah Az Zuhaili dlm Tafsir Al Munir menerangkan, lidulukisy syamsi (لدلوك الشمس) artinya sesudah natahari tergelincir, dr titik tengah langit tatkala siang hari & beralihnya matahari dr arah timur ke arah barat. Sedangkan ghasaqil laili (غسق اليل) artinya datangnya gelap malam.

“Ini meliputi empat shalat yakni Zhuhur, Ashar, Magrib, Isya’,” terang Syaikh Wahbah Az Zuhaili.

Buya Hamka dlm Tafsir Al Azhar juga menjelaskan hal serupa. “Tegasnya, dirikanlah shalat lima waktu. Dirikanlah shalat semenjak tergelincir matahari dr pertengahan siang yakni permulaan waktu Zhuhur & mataharu itu sesudah tergelincir di tengah hari dr pertengahan siang akan terus cenderung ke barat sampai ia terbenam.”

“Oleh alasannya itu dlm kata tergelincir matahari termasuklah Zhuhur & Ashar sampai ke gelap gulit malam. Artinya apabila matahari telah terbenam ke ufuk barat, artinya mulailah malam, di waktu permulaan itu datanglah waktu Maghrib. Bertanbah matahari terbenam ke balik bumi hilanglah syafaq yg merah yakni garis merah di ujung langit sebelah barat sejak matahari terbenam, & garis merah itu pun hilanglah bila matahari bertambah terbenam tersorok ke balik belahan bumi maka masuklah waktu Isya’.”

Sedangkan fajar pada ayat ini memperlihatkan Shalat Subuh. Frase Qur’anal fajri pula bermakna shalat fajar atau shalat Subuh karena dlm shalat ada bacaan Al-Qur’an.

Baca juga: Sholat Dhuha

Dalil Shalat Ashar dlm Al-Qur’an

Selain terisyaratkan dlm Surat Ar Rum ayat 18 dgn kata asyiyyan (عشيا), shalat Ashar pula Allah sebutkan dlm Surat Qaf ayat 39.

فَاصْبِرْ عَلَى مَا يَقُولُونَ وَسَبِّحْ بِحَمْدِ رَبِّكَ قَبْلَ طُلُوعِ الشَّمْسِ وَقَبْلَ الْغُرُوبِ

Maka bersabarlah ananda terhadap apa yg mereka katakan & bertasbihlah sambil memuji Tuhanmu sebelum terbit matahari & sebelum terbenam(nya). (QS. Qaf: 39)

Tafsir Jalalain menerangkan, “(Maka bersabarlah kau) khithab pada ayat ini ditujukan pada Nabi saw. (terhadap apa yg mereka katakan) yg dibilang orang-orang Yahudi & lainnya yg menyerupakan Allah dgn makhluk-Nya & yg mendustakan ananda (dan bertasbihlah seraya memuji Rabbmu) yakni shalatlah seraya memuji-Nya (sebelum terbit matahari) yakni shalat Subuh (dan sebelum terbenamnya) yakni shalat Zhuhur & shalat Ashar.”

Baca juga: Shalat Istikharah

Dalil Shalat Maghrib dlm Al-Qur’an

Selain terisyaratkan dlm Surat Ar Rum ayat 17 sebagaimana klarifikasi Ibnu Abbas di atas, dalil shalat Maghrib dlm Al-Qur’an terdapat pada Surat Hud ayat 114.

وَأَقِمِ الصَّلَاةَ طَرَفَيِ النَّهَارِ وَزُلَفًا مِنَ اللَّيْلِ إِنَّ الْحَسَنَاتِ يُذْهِبْنَ السَّيِّئَاتِ ذَلِكَ ذِكْرَى لِلذَّاكِرِينَ

Dan dirikanlah shalat pada kedua tepi siang (pagi & petang) & pada bahagian permulaan dibandingkan dengan malam. Sesungguhnya tindakan-perbuatan yg baik itu menghapuskan (dosa) perbuatan-perbuatan yg jelek. Itulah perayaan bagi orang-orang yg ingat. (QS. Hud: 114)

Zulafan minal lail (زلفا من اليل) yg artinya permulaan malam adalah Shalat Maghrib.

Baca juga: Sholat Hajat

Dalil Shalat Isya’ dlm Al-Qur’an

Shalat Isya’ bahkan langsung Allah sebutkan nama shalatnya dlm Surat An Nur ayat 58. Maka ia tak memerlukan penafsiran panjang lebar lantaran sungguh terang & terang.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا لِيَسْتَأْذِنْكُمُ الَّذِينَ مَلَكَتْ أَيْمَانُكُمْ وَالَّذِينَ لَمْ يَبْلُغُوا الْحُلُمَ مِنْكُمْ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ مِنْ قَبْلِ صَلَاةِ الْفَجْرِ وَحِينَ تَضَعُونَ ثِيَابَكُمْ مِنَ الظَّهِيرَةِ وَمِنْ بَعْدِ صَلَاةِ الْعِشَاءِ ثَلَاثُ عَوْرَاتٍ لَكُمْ

Hai orang-orang yg beriman, hendaklah budak-budak (lelaki & wanita) yg ananda miliki, & orang-orang yg belum balig di antara kau, meminta izin pada ananda tiga kali (dalam satu hari) yakni: sebelum sembahyang subuh, tatkala ananda menanggalkan busana (luar)mu di tengah hari & sesudah sembahyang Isya’. (Itulah) tiga aurat bagi kau…. (QS. An Nur: 58)

Demikian dalil shalat lima waktu dlm Al-Qur’an. Dalam hadits, lebih banyak & lebih detail lagi dalil kewajiban shalat lima waktu. Misalnya hadits yg Imam Bukhari riwayatkan dlm Shahih-nya:

عَنْ طَلْحَةَ بْنِ عُبَيْدِ اللَّهِ أَنَّ أَعْرَابِيًّا جَاءَ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – ثَائِرَ الرَّأْسِ فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَخْبِرْنِى مَاذَا فَرَضَ اللَّهُ عَلَىَّ مِنَ الصَّلاَةِ فَقَالَ الصَّلَوَاتِ الْخَمْسَ ، إِلاَّ أَنْ تَطَّوَّعَ شَيْئًا

Dari Thalhah bin Ubaidillah sebetulnya seorang pria Arab datang pada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam lantas mengajukan pertanyaan, “Ya Rasulullah katakanlah kepadaku apa yg Allah wajibkan dr shalat.” Beliau bersabda, “Shalat lima waktu. Kecuali kalau kau-sekalian ingin menambah shalat sunnah.” (HR. Bukhari)

Baca juga: Sholat Jenazah

Lantas, masih adakah yg mengingkari keharusan shalat lima waktu? Masih adakah yg mempertanyakan dalil shalat lima waktu & menjadikannya sebagai argumentasi untuk meninggalkannya? Na’udzubillah min dzalik. [Muchlisin BK/Wargamasyarakat]

  Menikah Dengan Kerabat Dekat, Hukumnya Makruh?