Anda tahu feces? Bagaimana kalau menyebut kata (maaf) t*hi? Baik, pengenalan nama cukup di sini. Jangan anggap feces selaku sesuatu yg kotor, menjijikkan & mesti secepatnya dibuang. Feces adalah sisa dr isi perut ini dapat menawarkan informasi penting pada dokter perihal apa yg terjadi tatkala anak mengalami duduk perkara dr metode pencernaan seperti di perut, usus, atau di belahan lain.
Feces yakni produk buangan terusan pencernaan binatang yg dikeluarkan melalui anus, pada manusia, proses pembuangan kotoran dapat terjadi antara sekali setiap satu atau dua hari sampai berulang kali dlm sehari, ini bergantung pada individu & keadaan. Pengerasan feces mampu menjadikan meningkatnya waktu, menurunnya frekuensi buang air besar (BAB) antara pengeluarannya disebut dgn sembelit.
Tentang baunya yg khas, disebabkan oleh aktivitas bakteri, Ini semua tergantung dr asupan masakan. Jika berbentukrempah-rempah mampu memperbesar wangi khas feses. Kuncinya, tergantung asupan.
Nah, bagaimana jika t*hi itu keluar dr mulut? Bukan bentuk fisiknya, tapi suatu ucapan. Apakah imbas asupan?
Baik, Anda masih ingat dgn gubernur yg diwawancarai eksklusif di Kompas TV, Selasa (17/3)? Pada peluang itu mengeluarkan kata-kata kotor yakni t*hi.
Ucapan kotor mirip ini pula tergantung dr asupan. Kita tak perlu mencari tahu yg mana karena Allah telah menunjukkan bagi kaum yg berpikir.
“Saya enggak asal suara. Kalau ananda bilang alkohol itu haram, jangan minum obat batuk lantaran ada alkoholnya. Jadi, kita mesti fair jadi orang, kalau ada yg bilang dosa minum alkohol, nyuri duit rakyat lebih dosa,” kata gubernur itu.
Terjawab sudah kan kenapa kata-kata mirip t*hi bisa keluar dr verbal seorang pejabat?
Twitter: @paramuda