Setiap nama anak pastinya mempunyai asal-undangan kenapa diberikan nama tersebut.
Ali bin Abi Thalib & Fathimah dikaruniai tiga orang anak laki-laki & tiga anak perempuan. Yang pria adalah Hasan, Husein & Muhsin. Namun, Muhsin meninggal di waktu kecil. Anak perempuannya bernama Ruqayyah, Zainab, & Ummu Kultsum, mengambil nama dr abang-abang Fathimah yg telah meninggal dunia.
Saat Hasan sudah lahir, Rasulullah SAW berkata, “Bawa kemari anakku itu, kalian beri nama siapa dia?”
Ali menjawab, “Kuberi nama Harb (Perang)”
“Tidak!” Sabda Nabi, “Namanya bukan si Perang, namun si Hasan, si Baik.”
Setelah lahir Husain, Nabi mengajukan pertanyaan lagi, “Perlihatkan kepadaku anakku! Kalian beri nama siapa dia?”
“Si Harb lagi Ya Rasulullah!” jawab Ali.
“Tidak, namanya si Husain, si Baik Kecil!” sabda dia.
Cucunya yg disebut namanya itulah yg berlarian ke hadapan beliau, yg memeluk leher tatkala beliau sujud dlm sholat, yg duduk di atas mimbar tatkala beliau berkhutbah, yg dia cium tatkala belum dewasa itu habis berlarian meniarapkan diri ke haribaan dia. Lalu seorang teman yg datang dr desa, yg hadir dlm majelis itu, bertanya, “Engkau ciumkah mereka Ya Rasulullah?”
“Memang,” kata beliau, “Aku sayang pada mereka.”
Orang itu mengakui terus jelas bahwa ia tak umummencium anak-anaknya.
Rasulullah SAW berkata, “Man laa yarham, laa yurham” (siapa yg tak menanamkan rasa belas kasihan, cinta kasih, tidaklah dirasainya pula bagaimana kasih sayang anak cucu kepadanya).
Ketika Rasulullah SAW sakit yg akan membawanya ke ajal, Fathimah duduk bertukar di hadapan pembaringan Rasulullah SAW. Dengan airmata berlinang, diciuminya wajah ayahnya. Lalu dgn suara tertahan pula, Rasulullah menjawab, “Sesudah hari ini, ayahmu tak akan menderita lagi.” Artinya ia mengisyaratkan bahwa telah dekat waktu dia meninggalkan dunia yg fana ini.
Subhanallah. Kasih sayang yakni hal yg menular.