Seinstan Itu Kah Hingga Bunuh Diri?

Dia dulu yakni anak jurusan teknik. Aktif di organisasi mahasiswa pecinta alam (mapala). Siapapun tahu  bahwa anak mapala itu mentalnya handal karena memang digembleng. Namun kabar tentangnya cukup mengejutkan. ia bunuh diri!

Tak terperinci permasalahannya. Simpang siur yg terdengar proyek yg sedang dihandlenya macet. Istri & anaknya pulang ke rumah orangtuanya. Ini hanya dugaan. Permasalahan keluarga mereka cuma diraba-raba, alasannya anaknya & istrinya sudah tak di rumah lagi.

Lalu meninggalkan suatu surat wasiat yg berbunyi, “Neraka itu pasti. Mudah-mudahan dgn doa kalian semua gue bisa masuk nirwana.” Di status BlackBerry Messengernya pun sama, “Akan menyusul dgn cara yg salah”.

Jam empat Subuh, ia menelepon tukang ojek langganan. Diminta datang ke rumah. Tukang ojek pun gundah. Kenapa mesti subuh-subuh? Sebab, umumnya tukang ojek tersebut datang tatkala jam ngantar anaknya sekolah. Lalu kenapa jadi jam empat pagi? Dan lagi, tatkala itu sekolah lagi libur. Akhirnya tukang ojek langganan tersebut tiba juga, & mendapati sang tuan sudah tak bernyawa.

Memprihatinkan. Naudzubillahi min dzalik.

Seinstan itukah mencari jalan keluar?

Ada banyak cara semoga merasa tidak memiliki jalan keluar:

  1. Makin erat dgn Allah SWTSungguh, mendekatkan diri pada Allah yaitu sebaik-baik tunjangan lewat sabar & sholat. Allah SWT berfirman :

    “Jadikanlah tabah & shalat selaku penolongmu. Dan bekerjsama yg demikian itu sungguh berat kecuali bagi orang-orang yg khusyu’, (yakni) orang-orang yg meyakini bahwa mereka akan menemui Tuhannya & bahwa mereka akan kembali kepada-Nya”. (Al-Baqarah [2] : 45-46)

    2. Jika ada persoalan berbagilah

   Manusia mana yg hidupnya tak diberi ujian? Jangan  arogan bahwa yg menerima cobaan berat kita sendiri. Berbagilah. Lebih lagi sekarang banyak sarana untuk membuatkan. Tentu berbagi dgn orang yg mampu dipercaya & paham wacana agama Islam dgn baik. Dengan berbagi kita akan lega.

Allah sudah amanahkan badan ini berupa nafas kehidupan. Ini sebuah nikmat yg mesti dirawat. Bukan diskakmat.

Apapun alasannya bunuh diri tentu hukumnya haram. Syariat Islam melarang sangat keras orang yg frustasi kemudian menuntaskan hidupnya.

Di antara dalil larangannya yakni firman Allah SWT di dlm Al-Quran :

وَلاَ تَقْتُلُواْ أَنفُسَكُمْ إِنَّ اللّهَ كَانَ بِكُمْ رَحِيمًا

“Dan janganlah ananda membunuh dirimu sendiri. Sesungguhnya Allah sungguh mengasihi kamu.” (QS. An-Nisa: 29)

Sungguh, Allah sediakan kemudahan-akomodasi di antara kesusahan.

Neraka itu lebih seram dr yg kita bayangkan. Bunuh diri hanya jalan singkat bagi para pengecut.

Wallahua’lam. [Paramuda/ Wargamasyarakat]

  Tak Pernah Hasad, Penderita Kanker Otak Ini Meninggal Husnul Khatimah (Bagian 2)