Rasulullah shallallahu alaihi wasalam mendelegasikan beberapa orang sahabatnya dlm rangka memenuhi undangan ‘Amir bin Malik, ke kawasan Nejed, untuk mendakwahkan Islam pada penduduknya. Para utusan terdiri dr 70 laki-laki opsi di antara umat Islam pada masa itu. Mereka berangkat sampai datang di Sumur Ma’unah. Beberapa kabilah dr Bani Sulaim mirip kabilah Ushayah, Ra’lu, Dzakwan, mengerumuni mereka. Para teman Nabi mulai bingung.
Kabilah-kabilah tersebut mengepung lokasi tersebut. Tatkala pasukan lawan mulai menyaksikan umat islam, mereka mengambil pedang-pedang mereka. Mereka lalu bertempur sampai terbunuhnya orang terakhir, kecuali seorang berjulukan Ka’ab bin Zaid. Ia hidup lama hingga terbunuh selaku syahid pada perang khandaq.
UCAPAN KORBAN YANG MENJADI SEBAB ISLAMNYA PEMBUNUH
Dalam suatu sariyah (pengirim pasukan yg tak dibarengi Nabi saw.), Haram bin Milhan terbunuh. Ia dibunuh oleh Jabbar bin Salma. Kata-kata yg diucapkan oleh Haram bin Milhan tatkala ia dibunuh, justru menjadi karena masuk Islamnya Jabbar.
Jabbar menceritakan, “Sesungguhnya yg membawaku pada agama Islam ialah sebenarnya tatkala itu gue sudah menusuk seorang pria dgn tombak di antara kedua pundaknya. Aku melihat mata tombak yg menembus dadanya. Aku mendengar orang itu berucap, “Demi Tuhan Ka’bah, gue sudah beruntung!” gue mengajukan pertanyaan dlm hati, apa yg membuatnya mujur? Bukankah gue telah membunuhnya? Lalu gue mengajukan pertanyaan pada orang-orang mengenai perkataannya, beberapa usang sesudah peristiwa itu. Mereka menjawab: “Keberuntungannya adalah mati syahid.” Lalu gue berkata, “Demi Allah! Ia betul-betul mujur!” hal itulah yg menjadi alasannya keislamannya. (pm)