Dilakukan Rasulullah kepada Semua Orang, Tapi Mulai Ditinggalkan Sebagian Kaum Muslimin

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam bersabda sebagaimana diriwayatkan oleh Imam Muslim Rahimahullahu Ta’ala, “Jangan pernah meremehkan kebaikan sekecil apa pun, meski cuma memperlihatkan wajah yg berseri ketika berjumpa dgn saudaramu.”

Kebaikan itu besar. Tidak ada kebaikan yg remeh. Tiada kebaikan yg kecil. Sekecil apa pun kebaikan, ianya merupakan sumber kebahagiaan di dunia & alam baka.

Sahabat mulia Jabir bin ‘Abdullah Radhiyallahu ‘anhu sebagaimana diriwayatkan oleh Imam al-Bukhari & Muslim menuturkan, “Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam tak pernah menolak menemuiku sejak gue memeluk Islam. Setiap kali melihatku, beliau selalu tersenyum.”

Inilah etika mulia yg dicontohkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam. Inilah teladan dlm berinteraksi dr manusia paling mulia di wajah bumi. Beliau selalu melakukannya pada semua orang yg dijumpai, meski pada orang selain Islam. Beliau tiada pernah luput melakukannya.

Sayangnya, teladan ini seakan menguap dr golongan kaum Muslimin. Bukan cuma menguap, teladan ini nyaris hilang tanpa bekas. Banyak oknum kaum Muslimin yg sengaja atau tak sudah meninggalkan kebiasaan ini.

Jangankan pada orang yg beragama lain, pada sesama Muslim pun tak dilakukan. Menyedihkan.

Tengoklah dlm keseharian. Terutama di daerah-tempat perkotaan.

Cobalah tersenyum pada siapa pun yg Anda jumpai di tempat-tempat biasa . Senyum saja. Tak usah menyapa. Lalu perhatikan, bagaimana respons yg mereka berikan? Jika ada yg membalas, sebagiannya justru diam bahkan menaruh rasa curiga.

Mereka akan kian curiga tatkala Anda mulai bertanya, terlebih memberikan kebaikan selayak kuliner atau minuman. Hidup mereka berat. Penuh dgn curiga atas nama berhati-hati. Mereka mudah meletakkan kegalauan, “Jangan-jangan makanan atau minuman beracun, mengandung zat yg bisa menghinotis, kemudian harta kita dirampok.”

  Membongkar Kuburan untuk Dirikan Masjid

Ini bukan fiktif. Bukan bualan. Kejadian ini sungguh-sungguh aktual. Orang-orang cuma mau bertukar senyum, saling sapa, & berbincang hangat dgn yg diketahui saja. Padahal, Islam tak demikian. Islam bahkan menyarankan, “Ucapkan salam pada semua orang yg ditemui, meski tak kenal.”

Nyatalah sudah, kita berada di ujung zaman. Kita betul-betul terpengaruh dgn budaya-budaya selain Islam.

Terkait senyum & berparas berseri ini, ada satu fenomena lain yg menciptakan hati kita miris meringis. Ialah sekelompok orang miskin hati yg bahkan menolak senyum, sapa, & jabat tangan cuma sebab orang yg mengajak berlawanan madzhab & harokah!

Wallahu a’lam. [Pirman/wargamasyarakat]