Penyebab Global Warming

Efek rumah kacaSalah satu sumber energi yg terdapat di bumi berasal dr matahari. Sebagian besar energi tersebut berbentuk radiasi gelombang pendek, tergolong cahaya terlihat . Tatkala energi ini datang permukaan bumi, ia berubah dr cahaya menjadi panas yg menghangatkan bumi. Permukaan bumi akan menyerap sebagian panas & memantulkan kembali sisanya. Sebagian dr panas ini berwujud radiasi infra merah gelombang panjang ke angkasa luar.

Namun sebagian panas tetap terperangkap di atmosfer bumi akhir menumpuknya jumlah gas rumah beling antara lain uap air, karbon dioksida, sulfur dioksida & metana yg menjadi perangkap gelombang radiasi ini. Gas-gas ini menyerap & memantulkan kembali radiasi gelombang yg dipancarkan bumi & hasilnya panas tersebut akan tersimpan di permukaan bumi. Keadaan ini terjadi terus menerus sehingga menimbulkan suhu rata-rata tahunan bumi terus meningkat. Gas-gas tersebut berfungsi sebagaimana gas dlm rumah kaca. Dengan kian meningkatnya konsentrasi gas-gas ini di atmosfer, kian banyak panas yg terperangkap di bawahnya. Efek rumah beling ini sungguh diharapkan oleh segala makhluk hidup yg ada di bumi alasannya adalah tanpanya planet ini akan menjadi sungguh cuek. Dengan suhu rata-rata sebesar 15 °C (59 °F), bumi bergotong-royong sudah lebih panas 33 °C (59 °F) dr suhunya semula, kalau tak ada imbas rumah kaca suhu bumi cuma -18 °C sehingga es akan menutupi seluruh permukaan bumi. Akan namun sebaliknya, apabila gas-gas tersebut sudah berlebihan di atmosfer, akan menimbulkan pemanasan global (Casper 2010).

Menurut Framework Convention on Climate Change (UNFCCC), yg termasuk dlm gas rumah kaca diantaranya carbon dioxide (CO2), nitrous oxide (NO2), methane (CH4), sulfur hexafluoride (SF6), perfluorocarbon (PFCs) & hydrofluorocarbon (HFCs). CO2, NO2, & CH4 sebagian besar dihasilkan dr pembakaran materi bakar fosil baik dr sektor industri maupun dr transportasi, agrikultur serta peternakan. Sementara SF6, PFCs, & HFCs sebagian besar merupakan hasil pemakaian aerosol. Gas-gas ini menyumbang kurang dr 1%, namun tingkat pemanasannya jauh lebih tinggi dibandingkan CO2, NO2, maupun CH4. Gas rumah kaca yang lain dihasilkan dr berbagai proses manufaktur yg ialah adonan berflourinasi dihasilkan dr peleburan alumunium seperti Hidroclorofluorocarbon (HCFC-22). HCFC-22 terbentuk selama manufaktur banyak sekali produk termasuk busa untuk insulasi, perabotan (furniture) & kawasan duduk di kendaraan. Lemari pendingin di beberapa negara berkembang masih menggunakan clorofluorocarbon (CFC) selaku media pendingin yg selain mampu menahan panas atmosfer pula meminimalisir lapisan ozon (Hill 2006).

  Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (PPLH)

Beberapa gas menghasilkan efek pemanasan lebih tinggi dibandingkan CO2 diantaranya CH4, NO & CFC. CH4 menciptakan efek pemanasan 23 kali dr molekul CO2. Molekul NO bahkan menciptakan imbas pemanasan sampai 300 kali dr molekul CO2. Gas-gas lain seperti CFC ada yg menciptakan efek pemanasan hingga ribuan kali dr CO2 namun untungnya pemakaian CFC telah dilarang di banyak negara sebab CFC sudah usang dituding selaku penyebab rusaknya lapisan ozon (Hill 2006).