Menhir adalah salah satu peninggalan sejarah yg mempunyai fungsi religius bagi masyarakat pada zaman watu.
Di masa lalu meskipun kehidupan masih primitif namun sudah muncul keyakinan dr masing-masing suku. Kepercayaan ini masih relatif primitif, berlainan dgn kepercayaan kita sekarang.
Hal ini dibuktikan dgn inovasi beragam jenis watu-batuan yg dibuat sedemikian rupa & dinilai berfungsi sebagai peralatan untuk hal-hal yg berbau adat.
Salah satu batuan yg dimaksud ini adalah menhir. Dari observasi-observasi yg sudah dijalankan, didapatkan hasil bahwa menhir ini digunakan saat ada upacara pemujaan & penguburan.
Dari segi fisik, artefak ini hanya tampak mirip batu yg ditegakkan, namun jika dr sudut spiritual maka fungsinya menjadi sangat sakral & penting dlm ritual keagamaan.
Untuk mengetahuinya lebih lanjut silahkan Anda simak penjelasan mengenai menhir pada postingan berikut ini.
Daftar Isi
Pengertian Menhir
Menhir berasal dr bahasa celtik yg mempunyai arti harfiah kerikil panjang atau watu tinggi. Disini, men artinya watu & hir artinya adalah panjang.
Namun kalau dijabarkan lagi, pengertiannya menjadi kerikil tunggal atau satu yg mempunyai ukuran sungguh besar dgn penyusunan monumental serta dipasang dlm posisi tegak baik berdiri maupun di lantai.
Artefak sejarah ini merupakan sebuah watu yg melewati proses pengolahan sederhana sehingga menciptakan bentuk menyerupai tugu & kebanyakan ditaruh dengan-cara berdiri atau tegak di atas permukaan tanah.
Dari sisi ukuran, batu ini pula terbilang cukup besar sehingga daya tahannya mampu mencapai ribuan tahun.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia atau KBBI definisi dr menhir adalah
Batuan besar yg berbentuk seperti tiang yg diposisikan tegak di atas tanah. Batu ini merupakan peninggalan dr jaman megalithikum selaku tanda perayaan & pula lambang arwah dr nenek moyang.
Menurut Drs. Anwar Kurnia & Drs. H. Moh. Suryana, menhir pada dasarnya ialah sebuah tugu yg yang dibuat dr batu & diposisikan pada lokasi-lokasi tertentu dgn manfaat selaku daerah pemujaan nenek moyang.
Batu-batu menhir ini dapat didapatkan di aneka macam daerah di seantero nusantara.
Sejarah Menhir
Menhir bersama dgn beberapa artefak lain mirip sarkofagus, megalith & pula dolmen menjadi ciri kebudayaan dr zaman megalithikum.
Sebagai salah satu penciri utama dr kebudayaan ini, tata cara pengerjaan kerikil ini diandalkan sudah dikenal semenjak jaman Neolithikum atau 6000 tahun sebelum masehi.
Hal ini dibuktikan dgn adanya sejumlah pahatan pada permukaan batunya sehingga membentuk gambar atau figur tertentu yg memperlihatkan pola hiasan.
Prinsip ini didasari dgn kekerabatan erat kepada penghormatan yg dilakukan untuk roh para leluhur.
Tentunya keyakinan akan leluhur yg sudah meninggal & memiliki kekuatan sakral sangat kental tertanam pada masyarakatnya. Jiwa-jiwa ini dinilai masih ada pada dunia yg sama, cuma saja berada di kawasan-kawasan yg tinggi.
Hal inilah yg menjadi argumentasi kenapa menhir kerap kali dibangun di atas bukit & kawasan-kawasan lainnnya yg dianggap suci.
Lokasi inovasi dr menhir sendiri tak cuma berada di Indonesia saja melainkan pula beberapa negara seperti India, Korea, Eropa, Asia & Afrika Barat.
Para arkeolog & peneliti melihat bahwa benda ini selalu berkaitan dgn aspek religius dr budaya pra sejarah tersebut.
Selain itu menhir pula digunakan sebagai sarana untuk menyembah arwah nenek moyang. Oleh akibatnya dapat ditarik kesimpulan bahwa keberadaan dr watu besar ini sangatlah krusial pada jamannya & senantiasa disakralkan.
Konsep Kepercayaan Kuno
Menhir menjadi suatu kawasan dimana arwah nenek moyang akan disembah sebagai bentuk penghormatan pada leluhur.
Namun ada pula yg menggunakannya untuk kebaktian guna melayani roh-roh tersebut. Kepercayaan adat ini bahkan selalu menjadi kegiatan rutin yg wajib dilaksanakan oleh setiap suku.
Bersama dgn sarkofagus, dolmen, & beberapa artefak sejarah yang lain. Menhir mempunyai peran yg penting dlm kebudayaan agama pada masa megalitikum.
Ciri-Ciri Menhir
Terdapat beberapa ciri-ciri yg mampu kalian gunakan untuk membedakan menhir dgn artefak-artefak sumber sejarah lainnya. Ciri tersebut antara lain yaitu
- Memiliki pecahan tunggal
- Berbentuk mirip tugu
- Terdapat pahatan dgn pola tertentu
- Memiliki 2 posisi
Agar kalian lebih paham, kita akan embahas setiap ciri-ciri tersebut dibawah ini
Mempunyai Satu Bagian Tunggal
Hasil penelitian menyebutkan bahwa batu ini hanya terdiri dr satu penggalan tunggal, jadi tak terbagi menjadi 2 batu yg disatukan.
Meskipun begitu, ada pula peradaban-peradaban antik yg menyusun menhir dgn membentuknya dengan-cara berkelompok dengan-cara sejajar diatas tanah. Contoh yg paling populer adalah Stonehenge di Inggris.
Berbentuk mirip Tugu
Sesuai dgn namanya yakni watu panjang, lazimnya bentuk dr menhir lebih menyerupai tugu atau monumen.
Tidak dikenali argumentasi dr penyeleksian bentuk ini oleh para insan purba, tetapi nyaris semua menhir yg ditemukan berupa seperti tugu yg memanjang keatas.
Terdapat Pahatan Tertentu
Batu-batuan kuno ini pula seringkali memiliki pahatan-pahatan tertentu di permukaannya.
Biasanya bentuk atau contoh dr gambar ini akan menyesuaikan dgn kebudayaan dr suku yg membuatnya. Pola ini pula mampu diadaptasi dgn tujuan dr pembuatan batuan menhir tersebut.
Pembentukan teladan-contoh ini mampu menjadi bukti besar lengan berkuasa bahwa seni & unsur-unsur seni sudah ada semenjak jaman dahulu kala.
Dibangun dgn dua posisi
Pembangunan watu jenis ini hanya ada 2 cara yakni berdiri tegak di atas tanah ataupun terlentang.
Pada umumnya hal ini tergantung dr lokasi pendirian & kegunaannya. Oleh kesudahannya walaupun bentuknya sama niscaya problem penempatan atau lokasi penempatannya tak sama.
Bahkan sampai sekarang watu-batuan yg ditemukan oleh pakar arkeolog masih dlm posisi, bentuk, & pahatan yg utuh. Hanya saja terlihat lebih lama karena terpengaruhi usia & sering terpapar cahaya matahari ataupun hujan.
Fungsi Menhir
Secara biasa , menhir memiliki fungsi utama selaku objek religius penyembahan keagamaan antik pada masa megalitikum. Namun, fungsi ini mampu dipecah lagi menjadi tiga yaitu
- Pemakaman
- Penyembahan
- Fungsi yang lain yg tak ada keterkaitannya dgn religi
Sebagai kawasan Penyembahan
Fungsi paling umum dr menhir ialah sebagai kawasan penyembahan arwah leluhur yg sudah meninggal.
Pada jaman dahulu tatkala ada orang yg sudah meninggal maka arwahnya akan tetap bersama mereka. Oleh karena itu, untuk mengenang semua jasa-jasanya selama hidup, orang-orang dr setiap suku akan membuat kerikil besar guna menjadi simbol kesakralan leluhur mereka.
Ketika ada aktivitas ini maka para ketua suku akan memerintahkan pada rakyatnya untuk menenteng sesembahan berupa daging, buah, & lain sebagainya guna menghormati roh-roh suci tersebut.
Setelah itu, di akrab struktur ini akan diadakan upacara rutin untuk memperingati hari ajal itu & menyembah arwahnya. Sehingga memang watu bersejarah ini menjadi bangunan yg dianggap suci & tak boleh ternodai.
Sebagai daerah Pemakaman
Bangunan yg terbuat dr batu ini pula sering digunakan sebagai kawasan pemakaman.
Tidak hanya suatu wacana saja untuk menyebutkan fungsi ini, karena telah ada penelitian yg mengambarkan di beberapa lokasi ada tulang kerangka insan yg ditempatkan di watu ini.
Meskipun begitu, fungsi ini tak banyak ditemukan kalau dibandingkan dgn fungsi menhir selaku sentra penyembahan arwah nenek moyang.
Fungsi Lainnya yg Tidak Religius
Menhir pula kerap kali digunakan selaku simbol ataupun landmark lain yg tak ada relevansinya dgn faktor religius masyarakat zaman megalitikum.
Dugaan ini muncul dr beberapa hebat yg menyatakan bahwa menhir tak selalu dipakai untuk ritual ibadah ataupun penghormatan pada arwah leluhur.
Meskipun begitu, tetap diakui bahwa nyaris semua menhir yg ditemukan mempunyai fungsi utama selaku objek & simbol religius terhadap agama animisme & pula dinamisme yg pada dikala itu sungguh mengakar di masyarakat.
Demikianlah penjelasan lengkap mengenai menhir beserta pemahaman, ciri-ciri, fungsi, & sejarahnya.
Dengan mengenali tentang benda-benda sejarah ini setidaknya Anda bisa menambah wawasan, karena orang-orang yg tak berguru dr sejarah, tentu akan mengulang kesalahan-kesalahan masa kemudian.