Dalam percakapan sehari-hari kita sering mendengar orang menggunakan kata-kata sindiran.
Gaya bahasa sindiran sangatlah banyak. Dan salah satunya yakni majas innuendo.
Majas innuendo yakni majas yang mengecilkan fakta yang sesungguhnya.
Menurut Keraf (2007:144) berpendapat bahwa innuendo yakni semacam
sindiran dengan mengecilkan kenyataan yang bahwasanya.
Contoh Majas Innuendo
- Marshanda mendapatkan perhatian khusus dari para gurunya. Wajar saja beliau kan sering memberi kado kepada mereka.
- Pantas saja ia masuk dan diterima di perusahaan itu. Karena memang ada orang dalam.
- Jabatannya pribadi melesat tinggi. Tidak abnormal alasannya adalah beliau anak pejabat juga.
- Jangan heran jika beliau diterima dalam tes tersebut. Dia kan memang menggunakan duit sogokan.
- Kau seperti anak kecil saja. Ditolak sekali sudah menangis-nangis.
- Kenapa harus gembira dengan kekayaannya? Dia kaya kan alasannya warisan saja.
- Bangga sekali beliau berjalan dengan suaminya. Padahal ia hanyalah seorang pelakor.
- Tidak heran jika dia mempunyai banyak harta. Semua itu alasannya beliau berakal merayu dan membohongi.
- Katanya laki-laki sejati. Menghadapi masalah sekecil itu saja telah uring-uringan.
- Dia mendapat juara lagi? Pantas saja ia kan anak dari ketua panitianya.
- Begitu aja kok takut? Dibekam itu tidak lebih sakit dibandingkan dengan digigit semut.
- Dia memang sungguh sempurna penampilannya. Tapi lihatlah bagaimana yang memakai otaknya. Sangat jauh dari dirimu.
- Semua orang niscaya mempunyai persoalan. Masalah kau itu cuma salah satu persoalan kecil dari jutaaan persoalan di dunia ini.
- Dia memang paling terpelajar menciptakan puisi. Tetapi percayalah kau lebih berakal dalam membahagiakan dirinya.
- Kita hanya belum mujur saja. Dengan sedikit jerih payah kita pasti bisa menyelesaikannya.
- Dia hanya bermalam satu malam saja. Bukan bermalam seumur hidup di sana.
- Pada saja semua lelaki terpesona. Lihat saja pakaiannya yang sangat rendah itu.
- Dia sedikit naik pangkat dengan menguap.
- Dia sukses menarik hati sang Bos dengan sedikit kegenitannya.
- Heni mendapatkan perhatian di perusahaannya sebab sedikit jurus cari muka.
- Dibandingkan dengan cita-cita kita, rintangan ini hanyalah sepele.
- Jangan terlalu diambil hati. Dia hanya orang yang ingin dikenal oleh orang lain.
- Usah bersedih. Lelaki seperti itu hanya singgah sebentar dan memang pergi lagi.
- Kau memiliki aneka macam sahabat. Hanya beliau yang membenci padamu.
- Dia hanya terpelajar berbicara. Sebenarnya otot yang sangat tumpul.
- Percuma saja jika laki-laki. Tingkah kau seperti wanita. Melihat kecewa saja kau panik.
- Kamu mirip anak kecil saja. Baru berjalan 5 km kamu sudah mengeluh.
- Tak perlu iri kepadanya. Ia memang punya jabatan. Tapi kamu punya sahabat dan teman-teman.
- Karirnya memang besar dengan sedikit cara yang agak kotor.
- Kau bukannya tak bakir. Hari ini mungkin memang bukan harimu saja.
Itulah beberapa pola kalimat dengan majas innuendo. Selain innuendo banyak juga majas sindiran yang lain.
pola majas personifikasi
teladan majas metafora
acuan majas hiperbola
pola majas litotes
acuan majas simile
pola majas asosiasi
teladan majas ironi
Berikut ini beberapa teladan kalimat yang tergolong majas sindiran.
- Wah kamarmu sangat bersih sekali. Seperti belum dibersihkan selama 1 era. (ironi)
- Ia orang yang paling baik dengan sahabatnya. Sehingga kini dia hidup sendirian. (ironi)
- Percuma berwajah elok jikalau hatinya mirip setan. (sinisme)
- Dasar anak setan! (sarkasme)
- Kau memang anak paling berilmu. Sampai-hingga soal mirip ini saja tidak mampu melakukan. (ironi)
- Dasar pemalas! Apa yang mampu kau lakukan?
- Apa kamu tak pernah makan makanan yang enak? Cara makan seperti orang yang kelaparan. (satire)
- Para wakil rakyat tersebut tidur dengan santai ketika membicarakan penderitaan rakyat. (satire)