√ Pengertian Erosi Dan Dampaknya

Pengertian Erosi Dan Dampaknya. Erosi sebetulnya merupakan proses alami yg gampang diketahui, namun di pada umumnya tempat insiden ini diperparah oleh kegiatan insan dlm tata guna lahan yg jelek, penggundulan hutan, kegiatan pertambangan, perkebunan & perladangan, kegiatan konstruksi / pembangunan yg tak tertata dgn baik & pembangunan jalan. Tanah yg dipakai untuk menghasilkan tumbuhan pertanian biasanya mengalami erosi yg jauh lebih besar dr tanah dgn vegetasi alaminya. Alih fungsi hutan menjadi ladang pertanian mengembangkan pengikisan, lantaran struktur akar tumbuhan hutan yg berpengaruh mengikat tanah digantikan dgn struktur akar tanaman pertanian yg lebih lemah. Bagaimanapun, praktik tata guna lahan yg maju dapat menghalangi abrasi, memakai teknik semisal terrace-building, praktik konservasi ladang & penanaman pohon.

Definisi Erosi

Erosi yakni kejadian pindahnya atau terangkutnya tanah atau kepingan-potongan tanah dr sebuah tempat ke tempat lain oleh media alami. Pada kejadian abrasi, tanah atau bagian kepingan tanah terkikis & terangkut, kemudian diendapkan di tempat lain (Arsyad, 2010).

Dikutip dr wikipedia Erosi yakni kejadian pengikisan padatan (sedimen, tanah, batuan, & partikel lainnya) balasan transportasi angin, air atau es, karakteristik hujan, creep pada tanah & material lain di bawah efek gravitasi, atau oleh makhluk hidup semisal binatang yg membuat liang, dlm hal ini disebut bio-pengikisan. Erosi tak sama dgn pelapukan balasan cuaca, yg mana merupakan proses penghancuran mineral batuan dgn proses kimiawi maupun fisik, atau adonan keduanya.

Proses pengikisan terjadi melalui penghancuran, pengangkutan, & pengendapan (Meyer et al.1991; Utomo 1987; & Foth (1978, dlm Banuwa, 2008). Di alam terdapat dua penyebab utama yg aktif dlm proses ini yakni angin & air. Pada tempat iklim tropik basah seperti Indonesia, air merupakan penyebab utama terjadinya pengikisan, sedangkan angin tak mempunyai dampak bermakna (Arsyad 2010).

  √ √ Pengertian Patologi Anatomi

Beasley (1972, dlm Banuwa, 2008) & Hudson (1976, dlm Banuwa, 2008) berpendapat, bahwa erosi ialah proses kerja fisik yg keseluruhan prosesnya memakai energi. Energi ini digunakan untuk menghancurkan agregat tanah (detachment), memercikkan partikel tanah (splash), mengakibatkan gejolak (turbulence) pada limpasan permukaan, serta menghanyutkan partikel tanah.

Erosi tanah (soil erosion) terjadi lewat dua proses yakni proses penghancuran partikel-partikel tanah (detachment) & proses pengangkutan (transport) partikel-partikel tanah yg telah dihancurkan. Kedua proses ini terjadi balasan hujan (rain) & fatwa permukaan (run off) yg dipengaruhi oleh aneka macam aspek antara lain curah hujan (intensitas, diameter, usang & jumlah hujan), karakteristik tanah (sifat fisik), penutupan lahan (land cover), kemiringan lereng, panjang lereng & sebagainya (Wischmeier & Smith 1978, dlm Banuwa, 2008). Faktor-faktor tersebut satu sama lain melakukan pekerjaan dengan-cara simultan dlm mempengaruhi abrasi (Banuwa, 2008)

Mekanisme Terjadinya Erosi

Mekanisme terjadinya abrasi menurut Schwab (1999, dlm Nurpilihan, 2011) diidentifikasikan menjadi tiga tahap yakni

  1. Detachment (penghancuran tanah dr agregat tanah menjadi partikel-partikel tanah);
  2. Transportation (pengangkutan partikel tanah oleh limpasan hujan atau run off ) &
  3. Sedimentation (sedimen/pengendapan tanah tererosi);

Menurut Manik (2003) abrasi merupakan proses penghancuran, pengikisan & pengangkutan butir-butir tanah atau cuilan-cuilan tanah dr stau tempat ke tempat lain oleh air atau angin. Kehilangan tanah ditempat abrasi terjadi ialah sebanyak tanah yg terangkut dr tempat itu. Di kawasan yg beriklim basah mirip di Indonesia, pengikisan khususnya disebabkan oleh air yg merupakan hasil kerja dispersi butir-butir hujan dgn pedoman permukaan.

Laju abrasi (E) dipengaruhi oleh factor-aspek:

  • Iklim (i);
  • lereng atau topografi (r);
  • jenis & tipe vegetasi (v);
  • tanah (t);
  • serta insan (m),

yg dirumuskan sebegai berikut: E = f (i,r,v,t,m).

Selanjutnya Manik (2003) menyatakan bahwa dr faktor-faktor yg mempengaruhi laju erosi tersebut, faktor yg mampu diubah manusia ialah jenis & tipe vegetasi (flora), sebagian dr sifat tanah (kesuburan tanah, ketahanan agregat, & kapasitas infiltrasi), serta panjang lereng. Faktor yg tak dapat atau sukar diubah manusia adalah iklim, tipe tanah, & kecuraman lereng. Erosi tanah menawarkan efek di dua tempat, yakni di tempat terjadinya pengikisan (internal) & di luar terjadinya erosi (external). Dampak internal berupa penurunan kesuburan & produktivitas lahan, sedangkan pengaruh eksternal ialah terjadinya pencemaran perairan & sedimentasi, yg menyebabkan pendangkalan sungai, waduk, danau atau pantai.

  √ Pengertian Penelitian kualitatif

Erosi internal yakni terangkutnya butir-butir tanah primer ke bawah & masuk ke dlm celah celah atau pori-pori tanah sehingga tanah menjadi kedap air & udara. Erosi ini tak menyebabkan kerusakan yg mempunyai arti, karena cuilan belahan tanah tak hilang atau pindah ke tempat lain. Akibat abrasi ini yakni menurunnya kapasitas infiltrasi tanah dengan-cara cepat sehingga meningkatkan pedoman permukaan yg akan menyebabkan terjadinya abrasi lembar atau pengikisan alur (Susanto, 1992).

Konservasi tanah diartikan sebagai penempatan setiap bidang tanah pada cara penggunaan yg sesuai dgn syarat-syarat yg diperlukan semoga tak terjadi kerusakan tanah (Arsyad, 2010). Konservasi tanah bukan memiliki arti penundaan atau pelarangan penggunaan tanah, tetapi menyesuaikan jenis penggunaannya dgn kemampuan tanah & menunjukkan perlakuan sesuai dgn syarat-syarat yg diharapkan agar tanah berfungsi dengan-cara lestari. Setiap perlakuan yg diberikan pada sebidang tanah akan menghipnotis tata air, sehingga perjuangan untuk mengkonservasi taah pula merupakan konservasi air (Priyono & Cahyono, 2004).

Dampak Erosi

Dampak dr abrasi adalah menipisnya lapisan permukaan tanah bagian atas, yg akan menyebabkan menurunnnya kemampuan lahan (degradasi lahan). Akibat lain dr abrasi ialah menurunnya kemampuan tanah untuk meresapkan air (infiltrasi). Penurunan kemampuan lahan meresapkan air ke dlm lapisan tanah akan mengembangkan limpasan air permukaan yg akan menyebabkan banjir di sungai. Selain itu butiran tanah yg terangkut oleh fatwa permukaan pada kesannya akan mengendap di sungai (sedimentasi) yg selanjutnya akibat tingginya sedimentasi akan menjadikan pendangkalan sungai sehingga akan memengaruhi kelancaran jalur pelayaran.

Dikutip dr berbagai sumber