√ Teknik Menulis : Plagiarisme Itu Tabu dalam Karya Ilmiah Dosen

Dosen harus bersungguh-sungguh menghasilkan aneka macam karya ilmiah yg sesuai dgn bidang keilmuannya. Dengan teknik menulis yg baik, karya ilmiah mampu berkhasiat untuk berbagi & menggali ilmu wawasan sekaligus berkontribusi dlm kemajuan bangsa.

Teknik menulis Karya ilmiah yg baik & benar, perlu diketahui oleh setiap dosen yg berupaya  berbagi karir akademisnya di kampus. Selain itu, karya ilmiah pula merupakan salah satu komponen penting dlm penilaian angka kredit dosen selain pengajaran & dedikasi masyarakat. Oleh sebab itu dosen hendaknya tekun dlm melaksanakan penelitian yg dapat menciptakan karya ilmiah bermutu.

Kualitas dan teknik menulis karya ilmiah seorang dosen bisa diputuskan dr sisi originalitasnya. Artinya, karya ilmiah itu orisinil hasil karya dosen yg bersangkutan. Kemiripan antar satu karya ilmiah dgn karya ilmiah lain bsa saja terjadi. Namun, hal itu bukan berarti mengabaikan originalitas atau keaslian sebuah karya ilmiah.

Karya ilmiah yg bisa dihasilkan dosen agar lebih berbobot karya ilmiah tersebut pula mesti dipublikasikan di dlm jurnal ilmiah terakreditasi baik di lingkup nasional maupun internasional. Meskipun demikian, tak sedikit dosen yg belum menyadari hal itu sehingga mereka kurang intensif dlm menciptakan karya ilmiah. Akibatnya, karya ilmiah yg dihasilkan pun menjadi suatu produk yg sekadar prasyarat kenaikan pangkat, ataupun peningkatan angka kredit dosen (KUM).

Mengacu pada SK Wasbang No. 38, karya ilmiah itu terdapat dlm semua unsur evaluasi, khususnya dlm tiga hal berikut:

  • Pendidikan Pengajaran. Misalnya bahan asuh atau diktat. Umumnya cuma dicetak di kampus untuk keperluan dosen mengajar di suatu kampus. Sebuah perguruan tinggi umumnya ada yg memiliki unit usaha penerbit buku. Salah satunya menjadi penerbit buku karya-karya civitas akademika di kampus itu.
  • Misalnya makalah yg dipublikasikan ataupun makalah yg tak dipublikasikan.

Khusus untuk makalah yg tak dipublikasikan, maka dgn ketentuan kini ini hanya boleh 10 persen dr kebutuhan untuk kenaikan jabatan.

  • Misalnya bahan-materi yg akan dijadikan ceramah. Buku semacam pedoman pelaksanaan, akan masuk dlm kategori pengabdian, bukan observasi. Sehingga nilai KUM untuk buku itu pun lebih kecil dibandingkan dgn buku hasil observasi.

Selain ketiga hal di atas, Dirjen Dikti pula menunjukkan batasan pemahaman karya ilmiah, yakni seluruh hasil karya acara yg termasuk ke dlm kategori melaksanakan observasi sebagaimana dimaksud dlm Lampiran II Keputusan Menteri Negara Koordinator Bidang Pengawasan Pembangunan & Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 38/KEP/MK.WASPAN/8/1999 tentang Jabatan Fungsional Dosen & Angka Kreditnya yg terdiri atas :

  1. Menghasilkan karya ilmiah
  2. Menerjemahkan atau menyadur buku ilmiah
  3. Mengedit atau menyunting karya ilmiah
  4. Membuat desain & karya teknologi yg dipatenkan
  5. Membuat rancangan & karya teknologi, rancangan & karya seni monumental atau seni pertunjukan ataupun karya sastra.

Plagiarisme

Ada rambu-rambu penting terkait pengajuan karya ilmiah selaku prasyarat menjangkau angka kredit maupun untuk prasyarat lainnya seperti dedikasi masyarakat ataupun untuk diterbitkan menjadi bahan asuh. Salah satunya yaitu karya ilmiah tak mengandung unsur plagiarisme. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, plagiarisme didefinisikan sebagai penjiplakan yg melanggar hak cipta.

Beberapa problem yg kerap timbul dlm penulisan karya ilmiah antara lain:

  • Penulisan yg dilaksanakan bukan hasil riset lapangan.

Riset lapangan yakni alat uji pada hipotesis & teori-teori yg dipakai dlm suatu karya ilmiah. Jika seorang dosen cuma mengandalkan studi pustaka, terlebih mengutip karya orang lain, maka kredibilitas tulisan itu makin rendah.

  • Keaslian lemah, misal thesis mahasiswa yg disulap.

Bisa saja terjadi seorang oknum dosen memalsukan hasil karya mahasiswanya, kemudian diubah seolah-olah itu menjadi hasil karyanya. Misalnya dgn mengganti obyek penelitian & judul observasi saja. Naskah semacam ini jika diserahkan pada penerbit buku & kemudian disebarluaskan, akan menjadi suatu pembohongan publik.

  • Masalah lain contohnya jurnal ilmiah orisinil namun imitasi.

Salah satu pola dlm jurnal ilmiah asli tapi artifisial adalah tatkala terjadi praktik self plagitism. Artinya penulis seolah bikin karangan gres yg bergotong-royong karangan usang, hanya dibedakan bertahap. Kaprikornus sebenarnya tak ada hal baru dlm pemikiran penulisnya.

Patut disayangkan jika ada oknum dosen yg mendangkalkan ilmu dgn memecah penelitian menjadi beberapa karya ilmiah atau mengalihbahasakan tulisan ke dlm bahasa lain dgn substansi sama tetapi hanya berlainan publikasi. Misalnya satu karya ilmiah selain dicetak oleh penerbit buku untuk menjadi buku bimbing, sekaligus pula diangkat sebagai jurnal. itu yaitu teknik menulis yg salah. Dosen mempunyai takaran imbas terbesar di antara civitas akademika lainnya dlm mempertahankan kualitas akademik di universitas.

Seorang dosen sudah selayaknya mampu mengajar dgn kualitas akademik yg baik. Ia pula mesti bisa meningkatkan mutu individu lain dgn banyak sekali cara. Hal itu bisa dilaksanakan melalui acara observasi, penulisan karya ilmiah, pengajaran, serta pengabdian pada penduduk .

Dosen dituntut memiliki tanggung jawab budbahasa dlm menciptakan karya ilmiah murni hasil jerih payahnya. Penelitian, pengorbanan waktu & tenaga memang mesti dicurahkan untuk menghasilkan karya ilmiah yg original. Tantangan keaslian karya ilmiah ini akan makin tinggi seiring perkembangan dunia pendidikan. Makara dosen pun mesti mempunyai kreativitas dlm membuat karya ilmiah tanpa unsur plagiarism.

Khusus dlm konteks buku asuh & buku referensi, Anda dapat menyingkir dr plagiat dgn menguasai teknik menulis anti plagiarisme, yakni dgn cara memasukkan semua sumber-sumber yg di tulis pada buku Anda ke dlm daftar pustaka, termasuk gambar-gambar yg Anda gunakan pada buku tersebut. Jika Anda telah melakukannya, Anda telah terbebas dr plagiarism, & dapat dgn tenang mengiklankan buku karya Anda pada civitas akademika di seluruh Indonesia.

Penyebar Ilmu buku Warga Masyarakat dgn bahagia hati bersedia mempublikasikan karya – karya tulis dosen Indonesia yg bebas unsur plagiarism. Proses pengerjaan penerbit buku Warga Masyarakat hanya membutuhkan waktu 2 minggu saja dgn ongkos penerbitan gratis. Penulis dosen cuma dibebankan ongkos cetak yg nominalnya sangat terjangkau dgn jumlah cetakan buku sesuai keperluan.

 

[Widi Yunani]

 

  √ Merasa Buntu atau kehabisan Ide dalam Menulis? Ini Trik nya