wargamasyarakat.org, Salam Haneut! Pernah mendengar peribahasa Sunda yg berbunyi kumaha geletuk batuna kecebur caina?
Peribahasa dlm bahasa Sunda disebut paribasa. Ungkara atau susunan kata paribasa lebih panjang dr babasan, telah matok (tentu/paten) & mempunyai arti baru yg beda dr arti denotasi kata-kata penyusunnya.
Peribahasa lazimnya berisi pesan tersirat, pepatah, atau filsafat hidup. Paribasa kumaha geletuk batuna kecebur caina termasuk pakeman basa Sunda.
Baca juga: Arti & Contoh Pakeman Basa Sunda
Daftar Isi
Arti denotasi (kamus)
Kumaha adalah kata tanya, artinya bagaimana. Kumaha berfungsi untuk menanyakan cara atau keadaan.
Geletuk merupakan kecap anteuran atau kecap panganteur. Selengkapnya silakan baca daftar kecap panganteur dlm basa Sunda.
Batuna merupakan kata benda, asalnya dr kata watu. Batu (watu) ditambah rarangken tukang -na (-nya). Kata ‘batuna’ bisa digolongkan ke dlm kecap rundayan.
Baca juga: Arti & Contoh Kecap Rundayan
Kecebur sama mirip geletuk, yaitu merupakan kecap anteuran untuk benda yg terjatuh ke dlm air.
Caina merupakan kata benda (N). Asalnya dr kata cai (air), ditambah rarangken tukang -na (nya). Kecap ‘caina’ digolongkan ke dlm kecap rundayan.
Makna konotasi (kiasan)
Maksud atau makna kiasan dr peribahasa kumaha geletuk batuna kecebur caina yakni kumaha behna; kumaha jadina; bagaimana terjadinya; bagaimana akibatnya.
Peribahasa ini menggambarkan insiden atau sesuatu yg akan terjadi di final yg belum mampu diprediksi/ ditebak. Endingnya masih banyak kemungkinan, jadi… bagaimana nanti saja lihat akan seperti apa jadinya.
Contoh kalimat
Kabayan: “Panasaran, bakal kumaha nya ahir caritana relasi Aceng jeung Ines dina sinetron Dunia Terbalik”.
Iteung: “Urang tungguan weh kumaha geletuk batuna kecebur caina”.
Artinya:
Kabayan: “Penasaran, akan bagaimana ya akhir ceritanya relasi Aceng & Ines di sinetron Dunia Terbalik”.
Iteung: “Kita tunggu saja bagai balasannya“.
Demikian, gampang-mudahan klarifikasi singkat ini bermanfaat.